Sudah sebulan berlalu keadaan gracia sudah sangat baik hanya saja belum dinyatakan sembuh.Hari ini gracia sudah kembali ke tanah air, dia dijemput oleh supir di bandara, gracia menghampiri pak brian..
"pak brian?" sapa gracia..
"iya denn" sahut pak brian langsung mengambil koper gracia dan memasukannya ke bagasi..
Sikap pak brian sedikit aneh, dia tak seperti biasanya..
Pak brian membukakan pintu mobil agar gracia lekas masuk..
"mari den kita harus cepat nanti macet" ucap pak brian..Gracia pun langsung masuk, dengan perasaan yang sedikit aneh, tingkah pak brian aneh.
Mobil pun berjalan, menembus jalan ibukota yang padat hari ini sedikit mendung seperti langitnya sedang berduka...
Gracia menatap ke luar jendela, selama diperjalanan pak brian menatap gracia dari kaca didalam mobil gracia duduk dibagian belakang.
"Ada apa dengan hari ini, kenapa saya merasa gelisah?" batin gracia...
1 jam kemudian
mereka memasuki jalan rumah kediaman baskara tapi terlihat sedikit berbeda, banyak rangkaian bungga di pingir jalan hingga ke dalam rumah...
Deg..
Jantung gracia seakan berhenti saat melihat nama di rangkaian bunga² itu, gracia masih tenang tapi hatinya mulai gelisah..
Terlihat dari kejauhan ada bendera kuning...
Mobil memasuki halaman rumah terlihat ada banyak orang yang memakai baju hitam, saat mobil berhenti gracia mulai gemetaran..
Pak brian membukakan pintu, orang menatap kearah mobil gracia..
"Silakan turun den, semua orang menunggu didalam" ucap pak brian lirih...
Gracia terdiam masih diam, gracia meremas jari²nya dia tak pernah merasa ketakutan setakut ini, bahkan saat menbunuh dia tak merasa takut kenapa sekarang merasa sangat takut....
"Denn" ucap pak brian..
Akhirnya perlahan gracia turun, beberapa bodygard menghampiri gracia...
"Maaf bos kami tak bisa menjaganya dengan baik, kami minta maaf" ucap mereka kompak, gracia masih diam di dekat mobil...
Hanyut hilang tertampar terjatuh itulah yang gracia rasakan tapi lebih sakit dari itu semua, sakit, dadanya sesak sangat sesak nafas nya memburu.
tiba² gracia berlari masuk mengabaikan orang² yang mengucapkan turut berduka pada nya..
pintu terbuka dengan keras kaki gracia terhenti nafasnya memburu semua orang menatap padanya, waktu seakan berhenti saat gracia melihat foto dekat peti jenasah diujung sana.
Sakit yang gracia rasa dihatinya melebihi tembakan berjuta² peluru, Sesak seakan dunia berprilaku tak adil lagi pada gracia...
"Gracia"
"Geee"
"Gree"
"Kak gree"
Begitulah pangilan orang² saat melihat kedatangan gracia, gracia masih diam mematung, tampa menjawab atau pun melihat orang² fokusnya hanya satu, foto didekat peti.
Perlahan kakinya mulai melangkah, disetiap langkah yang gracia ambil mengingatkan tentang bagaimana orang difoto itu tersenyum, tertawa, berbicara, menatap, membelai, memeluk, mencium, bahkan mengatakan maaf setiap kali bertemu gracia...
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Man
Teen FictionYour are such a perfect man and will be the last man in my life too. Shani indira.