Sudah 2 hari berlalu sejak pemakaman khania greshani baskara, suasana rumah masih sama sepi semua orang mengurung diri dikamar meratapi kesedihan mereka masing².
Begitu juga dengan shani, dia merasa hancur sehancur²nya, bagaimana tidak dia seorang ibu muda yang harus kehilangan putri pertamanya.
Shani duduk termenung di balkon kamar, menatap kosong ke depan hembusan angin menerpa dirinya.
Gracia berjalan ke arah shani...
"Makanlah sesuatu" ucap gracia menyadarkan lamunan shani, shani melihat gracia sebentar lalu kembali fokus ke depan...Gracia menghela nafas lalu mengulurkan amplop coklat dimeja depan shani, shani melihat amplop itu lalu melihat gracia...
"Apa ini?" tanya shani..
"Buka saja dulu" sahut gracia...
Shani menatap gracia sebentar lalu melihat ke amplop itu perlahan mengambilnya dan membuka amplop itu, perlahan shani mengeluarkan kertas didalam amplop..
Shani terdiam saat membaca judul kertas itu lalu segera melihat ke arah gracia...
"Geeee" ucap shani menatap gracia meminta penjelasan...
"SURAT CERAI" begitulah judul besar diatas kertas itu...
"Saya tidak bisa melanjutkan ini semua" sahut gracia...
Shani terdiam mematung melihat gracia, lalu shani perlahan bangun masih menatap gracia tak percaya...
"k..k..kamu becanda kan?" ucap shani sambil tersenyum tak percaya...
"Aku serius" sahut gracia...
"Ngak² kamu pasti bohong" sahut shani tak percaya...
"Saya rasa keputusan ini sudah tepat, kamu bisa melanjutkan hidup kamu sesuai yang kamu mau, saya sudah melepas kamu sepenuhnya saya iklas, karna saya sadar sejak pertama menikah kita adalah 2 orang asing yang terpaksa bersama karna kesalah pahaman" sahut gracia...
"Geeee, kamu apa²an sihh jangan becanda gini dong nga lucu tau nga" sahut shani lagi...
"Saya harap kamu segera menandatanggani surat itu dan kita bisa memulai hidup kita masing² kamu dengan pilihan kamu dan saya dengan jalan saya" sahut gracia serius...
"Tapi kenapa? aku cinta sama kamu, aku tau kamu juga begitu, kenapa harus berpisah kita bisa sama² memulai lagi?" sahut shani...
"Saya sudah memikirkan ini baik² saya juga sudah membicarakan ini dengan keluarga saya dan keluarga kamu" sahut gracia...
"Kenapa? kenapa kamu udah sejauh ini tampa mengatakan apa² sama aku? apa karna khania sudah tidak ada jadi kamu udah nga punya alasan buat mempertahankan kita? kamu marah sama aku karna aku khania meninggal?" tanya shani lirih dengan mata yang mulai berkaca²....
Gracia mengeluarkan satu amplop lagi berwarna putih dan menyodorkan nya pada shani...
"Apa lagi ini?" tanya shani...
"kamu bisa membacanya dulu" ucap gracia...
Shani mengambilnya dan membukanya segera dengan air mata yang sudah menetes, shani membaca surat "HASIL TES DNA" disitu dinyatakan bahwa 99% khania dan gracia tidak memiliki ikatan darah seperti ayah dan anak.
"Ngak² ini pasti palsu geee, khania anak kamu, aku bersumpah" ucap shani...
"DNA khania cocok dengan pria yang ikut terbakar didalam mobil kalian, apa dia ayahnya?" tanya gracia tetap tenang...
"Maksud kamu apa? khania cuma punya satu ayah gracia yaitu kamu bukan orang lain" sahut shani mencoba meyakinkan shani...
"Saya lelah selalu mengalah terhadap segalanya tapi ini sudah melewati batas saya tidak marah saya hanya kecewa bahwa anak yang saya besarkan yang saya rawat sejak diperut kamu ternyata bukan darah daging saya" sahut gracia dengan lirih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Man
Teen FictionYour are such a perfect man and will be the last man in my life too. Shani indira.