Saat ini disebuah ruangan dirumah sakit shani sedang berjuang untuk melahirkan anak mereka sementara gracio berada disamping shani menggengam erat tanggan shani mencoba menyalurkan tenaga untuk shani.
dengan wajah yang pucat dan tubuh yang berkeringat shani terus berjuang shani tidak ingin menyerah ditengah jalan shani harus bisa demi gracio.
"Geee" ucap shani sambil meneteskan air mata kenatap gracio yang nampak sangat khawatir.
"kamu bisa" sahut gracio menatap shani memberikan semangat untuk shani sebenarnya perasaan gracio saat ini sangat kacau melihat keadaan shani yang nampak sudah putus asa itu.
"kita coba lagi aku disini kamu pasti bisa" gracio mengengam erat tanggan shani sambil menatap shani.
shani dapat melihat mata gracio yabg berkaca-kaca membuat shani mulai melemah tapi shani tidak boleh menyerah gracio adalah kekuatan untuk shani bukan kelemahan.
Dokter menginturksikan agar shani mengejan dalam hitungan ketiga shani menarik nafas dalam mencoba mengumpulkan sisa tenaga yang masih ada dengan menatap gracio dan menggengam erat tanggan gracio saat dokter mengatakan tiga shani mengejan dengan sekuat tenaga.
"oekkk oeekkk"
Suara tangisan bayi itu membuat air mata gracio menetes shani bisa merasakan itu karna air mata gracio jatuh tepat diatas pipi shani.
shani menatap gracio sambil mengatur nafas dengan air mata yang terus mengalir dengan keringat yang terus keluar.
"selamat bayinya laki-laki"
tangis gracio pecah gracio memeluk shani.
"terimakasih banyak sayang"
shani menagis sejadi-jadinya begitu juga gracio suasana didalam ruangan itu menjadi haru melihat kedua manusia itu menagis.
"makasih"
gracio tidak berhenti mengucapkan terimakasih kepada shani atas semua perjuangan shani selama ini untuk mengandung bayi mereka selama hampir sembilan bulan juga perjuangan shani untuk melahirkannya.
satu jam kemudian kini shani sudah dipindahkan ke ruang rawat gracio bersama chloe masuk terlihat shani masih terlelap dalam tidurnya dengan jarum infus ditanggannya.
chloe datang bersama thea tapi beberapa menit yang lalu thea harus ke kampus jadi chloe ditinggal bersama gracio ada babysisternya juga.
"dady momy belum bangun?" tanya chloe pelan sambil menatap gracio.
"belum sayang" sahut gracio.
perlahan keduanya mendekat gracio mendudukan chloe disisi kasur rumah sakit didekat shani chloe menatap shani sambil mengusap tanggan shani yang tidak memakai infus.
"i love you momy" bisik chloe sambil mengecup pipi shani gracio tersenyum melihat apa yang chloe lakukan anak itu semakin pintar.
"love you to sayang" sahut shani pelan sambil membuka mata.
mendengar itu gracio dan chloe menatap shani gracio tersenyum tipis lalu mengecup kening shani.
shani terbangun saat merasa ada pergerakan ditanggannya shani tahu tanggan mungil itu kecupan dipipinya juga.
"hai?" sapa gracio shani tidak menjawab dia hanya tersenyum.
"momy you okay?" tanya chloe khawatir.
"momy baik-baik saja sayang" sahut shani pelan.
"yakin?" tanya chloe lagi shani tersenyum.
"sini peluk?" ucap shani.
"boleh?" tanya chleo pada gracio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Man
Teen FictionYour are such a perfect man and will be the last man in my life too. Shani indira.