90

1.9K 259 29
                                    

"GRACIOOOOO"

Shani terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah engah dan keringat yang membasahi keningnya.

Shani melihat ke sekeliling ruangan dan matanya tertuju ke arah pintu kamar rawatnya ketika seseorang masuk....

Shani melepaskan infusnya dan langsung turun begitu saja dari bangkar dan langsung berlari memeluk gracio erat bahkan gracio saja terkejut.

"Jangan pergi, aku ngak bisa kalo kamu nga ada, aku mohon jangan pergi ge hiks hiks" ucap shani...

Gracio membalas pelukan shani lalu mengusap punggung shani lembut...

"ada apa?" tanya gracio....

"Maaf"

"Maafff...maaf..maaafff gee"

Ucap shani semakin erat memeluk gracio....

"Heiii....Dengerin aku...?" ucap gracio...

"Ngak aku ngak mau, pliss jangan tinggalin aku, aku benar² ngak bisa tampa kamu, maafin aku geee maafff" ucap shani....

Mendengar ucapan shani gracio menghela nafas dalam lalu perlahan mengendong shani ala bridal style dan shani semakin memeluk erat leher gracio....

gracio kembali mendudukan shani dibangkar, dan perlahan gracio melepas pelukan shani darinya....

gracio meletakan kedua tanggannya dipipi shani, mata mereka bertemu pandang...

"Mimpi buruk?" tanya gracio, shani mengangguk masih sesegukan...

Gracio mengelap keringat dikening shani, shani masih memperhatikan gracio.

"K...k..kamu..ngapapa kan?ada yang sakit ngak?kamu luka?" tanya shani sambil melihat tubuh gracio....

"Heeeii sayang aku baik² aja okay, tenangin diri kamu, aku disini kan dan aku baik² aja hemmm...." ucap gracio mencoba menenagkan shani....

"hiks...hikss aku takut kamu pergi" ucap shani kembali menagis...

"Hufhh dasar hormon bumil" batin gracio....

gracio kembali memeluk shani sambil menepuk punggungnya....

skip....

Shani sudah pulang ke rumah 2 hari yang lalu tapi dia harus istirahat lebih karna kandungannya masih lemah.

Pagi ini setelah gracio selesai menyuapi shani makan dan memberi shani obat yang dokter resepkan, gracio hendak beranjak dari duduknya tapi shani menahan lengannya.

"kita perlu bicara" ucap shani, mereka saling bertatapan lalu gracio menurut dan duduk dipingir ranjang dekat shani....

"Tentang andre" ucap shani gugup saat melihat reaksi dari wajah gracio, gracio menatap shani membuat shani semakin gugup....

Shani mulai menceritakan bagaimana kronologi dari awal bertemu tante andre dilift awal bertemu andre sampai kisah tentang sakit yang andre derita dan juga tentang masa lalu shanu dan andre shani menceritakan semuanya sedetail mungkin pada gracio.

"Maaf" ucap shani masih menatap gracio, gracio masih diam....

"Geee..." pangil shani sambil mengelus lengan gracio....

"Mari berpisah" ucap gracio sambil menatap shani....

Deg.....

"Ayo bercerai" ucap gracio lagi dengan sangat yakin.

Shani mematung shani melepaskan tanggannya dari lengan gracio, waktu seakan berhenti, jantung shani berpacu cepat.

"Kenapa?" ucap shani dengan suara bergetar dengan mata yang berkaca²....

"Maaf" ucap gracio menatap shani, gracio tau ini akan membuat shani kacau tapi bagaimana kekacauannya selama ini apa tidak bisa dipikirkan juga.

"Sejak awal hubungan ini memang sudah tidak sehat, kita sering kali mencoba tapi hasilnya tetap sama, kita tidak bisa saling terbuka, kita juga tidak mampu saling menerima, kita juga bersama layaknya saling mencinta tapi kenyataannya hanya ada rasa kasihan bukan cinta, kita sering kali mengungkapkan rasa sayang,perhatian,kepedulian tapi itu tak juga cukup untuk hubungan kita, karna hubungan kita tidak sekuat itu shan"

"aku juga sudah sampai dibatas akhir kesabaran aku shan, sebelumnya aku kira kita sama² berjuang tapi nyatanya tidak ada yang saling memperjuangkan diantara kita, aku tidak akan menyalahkan siapa pun atau keadaan apa pun tapi kita saja yang tidak bisa kita selalu memaksakan keegoisan kita untuk tetap bersama walau kita tau akhirnya akan tetap sama"

"Aku capek shan, bukan karna kamu atau hubungan ini tapi aku capek terus²an memberi harapan pada diri sendiri akan cinta yang aku harapkan dari kamu shan, aku sadar sekarang semakin hari kita semakin jauh, kita semakin rumit, aku capek berada disisi kamu tapi tidak pernah dilihat, aku capek jadi orang yang selalu ada buat kamu"

"aku benar² muak sama keadaan yang terus²an memaksa aku untuk bisa jadi seperti yang kamu minta, aku harus ini, aku harus itu, aku harus begini begitu, aku capek shan capek banget, aku bukan pria sempurna shan aku cuma manusia biasa yang berprasa, aku hanya seorang suami, hanya seorang ayah tidak lebih" ucap gracio lirih dengan mata yang berkaca².....

Air mata shani terus mengalir sambil menatap mata gracio dan mendengar kata demi kata yang gracio ucapkan....

"Sebegitu menderita kah kamu bersama aku? apa tidak ada sedikit saja moment dimana kamu merasa bahagia saat bersama aku?" ucap shani lalu menunduk....

"Aku tidak merasa menderita hidup bersama seseorang yang begitu aku cintai, dan untuk moment bahagia aku begitu menikmati peran sebagai seseorang yang hidup bahagia bersama keluarga kecilnya meski kenyataannya aku menipu diri sendiri dan aku sangat terpuruk karna setiap hari harus mengasihai diri sendiri untuk bisa memberi senyum pada kalian" ucap gracio lirih...

"Aku sangat lelah shan sangat, Jadi ayo berpisah" ucap gracio....

Mata mereka saling menatap, shani dapat melihat betapa hancur pria didepannya ini, shani benar² ingin egois tapi pria didepannya ini shani tak sangup terus²an membebani pria ini dia sudah cukup baik bagi hidupnya tapi shani dia tak pernah bisa merasa cukup dengan pria didepannya ini.

"Baik...." ucap shani terpotong dengan nada bergetar dan air mata yang menetes...

Gracio bisa melihat bagaimana beratnya ini bagi shani, gracio tau dia sudah kelewatan batas pada seorang wanita yang kini tengah hamil anaknya itu.

"aku juga tidak bisa memaksa seseorang yang tidak ingin bertahan, aku tidak bisa egois akan kebahagiaan orang lain, aku tidak bisa" ucap shani mencoba tegar.....

"Dan ya, maaf karna menyusahkan hati mu selama ini, hari ini aku sadar seberapa buruknya aku terhadap hidup kamu, maaf karna aku belum cukup baik dalam mencinta, aku memang wanita bodoh yang menyia²kan pria baik seperti kamu, maaf untuk semua hal yang selama ini membebani kamu dan penyebabnya adalah aku, dan terimakasih sudah mengatakan semuanya hari ini terimakasih" ucap shani menatap gracio....

"Dan Aku mohon beri aku waktu untuk memikirkan ini" ucap shani....

Gracio bangun lalu keluar dari kamar pintu kamar tertutup shani sudah tak tahan shani menagis sejadi jadinya marah pada diri sendiri marah pada apa yang menimpanya.

sedangkan gracio dia masih bersandar didinding samping pintu kamar dapat gracio dengar suara tangis shani didalam sana hati gracio terasa hancur mendengar tangisan shani yang begitu memilukan.

Gracio pergi ke ruang kerjanya, mengunci diri diruang kerjanya, gracio tak tahan lagi akhirnya gracio terduduk dilantai dan menagis hatinya lega karna telah mengatakan yang sejujurnya pada shani tapi rasa cinta yang begitu besar membebani nya.

Wanita itu sedang hamil bagaimana bisa gracio mengatakan ingin berpisah dengan keadaan yang sangat berat bagi shani.

"Maaaffff...maafff shannn" gumam gracio....

"aghhhhh...." teriak gracio memukul dan menjambak kepalanya frustasi....












Gatau lagi mau nulis apa
😑


Last ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang