Tidur Dita tidak nyenyak selama beberapa hari ini. Demi Tuhan. Siapa yang bisa tidur nyenyak kalau kamu di hantui pernikahan dengan orang asing yang akan berlangsung dua minggu lagi? Mamanya juga tak bisa di ajak kompromi. Setiap Dita ingin bernegosiasi, Safarina langsung pergi atau mematahkan semangat Dita dengan mengatakan, "Dita. Kamu egois kalau menolak pernikahan ini. Kalau kamu menikah, keluarga kita selamat dari utang."
Lalu kalau Dita egois, berapa persen derjat keegoisan Mamanya?
"AAAAAK!!!" Dita berteriak histeris di kamarnya. Dia sedang sendiri di rumah. Mamanya pergi 15 belas menit yang lalu menemui temannya Arisa.
"Ini nggak bisa di biarin. Aku harus bertemu Pak Ares!"
Pikirannya sibuk merangkai kata-kata apa saja agar Ares membatalkan pernikahan selama perjalanan ke The Leisure Treasure Bakery. Namun satu hal yang mengganjal pikirannya. Ares tidak pernah mencoba menghubunginya padahal saat itu si chef tidak setuju dengan pernikahan paksaan ini. Aneh, pikir Dita. Tapi sekarang dia tidak mau ambil pusing. Yang jelas, Dita harus bertemu Ares.
***
"Mas, ada yang mau bertemu Mas Ares," ujar Mimi. Ares sibuk memelintir adonan roti membentuk roti babka isi coklat.
"Siapa?"
"Namanya Dita. Kayaknya dia pernah ke sini ambil pesanan." Otomatis Ares menghela napas.
"Mau apa lagi dia?" gumam Ares lemah untuk dirinya sendiri, namun ternyata masih tertangkap di pendengaran Mimi.
"Gimana, Mas?"
"Saya nggak bisa keluar sekarang. Pesanan lagi banyak."
"Berarti nggak bisa ya, Mas. Mimi akan sampaikan seperti itu."
Dita deg-degan luar biasa ketika Mimi masuk ke ruangan dan berdiri tegap berhadapan dengan Dita di depan meja kasir.
"Maaf, Mbak Dita. Mas Ares benar-benar tidak bisa keluar. Hari ini kebetulan beliau memang sibuk di dapur," ujar Mimi jujur.
"Aaah." Jujur Dita kecewa. "Kalau gitu saya permisi, Mbak Mimi," kata Dita sopan.
Pantang menyerah, Dita kembali lagi ke toko roti yang ternyata terkenal itu. Iseng, Dita pernah mencari The Leasure Treasure Bakery di media sosial. Pengikutnya sudah mencapai 600K dan akunnya sudah bercentang biru. Dita makin keder ketika tahu Ares ternyata seorang chef terkenal se-Indonesia. Siapa sih, keluarga Sasongko ini?
"Halo Mbak Dita," sapa Mimi ramah. Mimi tidak terkejut mendapati si driver ojol manis ini datang lagi untuk ke lima kalinya.
"Halo Mbak Mimi."
"Mau ketemu Mas Ares, ya?" tebak Mimi langsung.
"Iya."
"Sebentar ya, Mbak Dita. Saya tanya beliau di belakang dulu."
Dalam lima menit, Mimi muncul kembali. Dari wajahnya saja Dita sudah bisa menebak apa yang akan diucapkan perempuan berkaca mata itu. Dita mencelos. Pundaknya turun kehilangan tenaga.
"Maaf Mbak Dita. Pak Ares tidak bisa ditemui hari ini."
"Kalau setelah toko tutup, kira-kira bisa nggak ya, Mbak?" tanya Dita setengah memelas.
"Mungkin bisa. Tapi kami tutup jam 9 malam."
"Ooh. Nggak apa-apa. Saya akan tunggu. Makasih ya, Mbak Mimi."
Nelangsa, Dita keluar dari The Leisure Treasure Bakery dengan langkah gontai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...