3.77. Late Dinner

12.1K 1.3K 21
                                    



"Mas Ares, Dita, Mimi pulang duluan ya," pamit Mimi ke dapur. Dua orang itu sedang beres-beres station Ares.

"Hm."

"Ya, Kak Mimi. Hati-hati," sahut Dita.

"Inget, Dit." Kerlingan jahil dari mata Mimi di balik kaca mata tebalnya masih bisa Dita tangkap. "Jangan pulang kemalaman kalian berduaaa," teriak Mimi meninggalkan mereka berdua.

Dita langsung berhenti mengelap station Ares. "Mas Ares. Kok Kak Mimi kayak tahu kalau kita... kalau kita..." Dita masih malu menyebutkannya dengan percaya diri.

"Lalu kenapa?"

Kepergian Mimi membuat Ares segera mengeluarkan makan malam mereka: sebuah adonan roti pizza dan menipiskannya dengan tangan.

"Lho, memangnya Mas Ares nggak malu kita berdua ketahuan sama temen-temenku?"

Ares mengernyitkan keningnya. "Untuk apa? Aku nggak malu. Aku bangga kamu kekasihku," ucap Ares santai.

Tangan cekatan Ares memoles saus tomat ke atas adonan tipis, lalu menabur jamur kancing, bawang bombay, potongan daging asap, paprika merah dan hijau, keju cheddar, keju parmesan, dan keju mozarela.

Sejujurnya pujian tadi membuat hatinya menghangat. Namun beberapa detik kemudian, Dita menatap nanar pizza menggiurkan itu. "Aku merasa belum siap."

"Kamu malu karena bersamaku?"

"Bukan. Aku bersyukur banget malah."

"Thanks." Ares bersemu. "Lalu kenapa?"

"Sikap Mas berubah ke aku saat kerja. Aku takut teman-temanku beranggapan Mas pilih kasih kalau kita go public. Apalagi Mbak Ana. Dia marah aku diperlakukan istimewa."

Si Tukang Pizza menaikkan sebelah alisnya. "Apa aku terlihat seperti pilih kasih?"

"Ya."

Ares malah terkekeh. "Maaf, Cantik. Aku kadang tidak bisa bertindak rasional kalau dekat kamu."

Cantik? Dita terkekeh. Mulutmu Mas. Manis banget.

"Tolong bersikap profesional padaku selama di toko," pinta Dita serius.

"Walaupun sepertinya sulit, tapi aku akan berusaha."

Dita tersenyum. "Makasih."

Setelahnya Dita tidak berkata apa-apa, membuat Ares lumayan gusar.

"Apalagi yang kamu pikirkan, Sayang?"

"Ya?"

"Kamu kelihatan tersesat di sini." Ares menunjuk pelipisnya.

Bagaimana Mas Ares tahu?

"Aku... cuma lagi mikir. Mas udah tahu Mamaku nggak lama lagi akan di sidang dan kemungkinan besar akan di penjara. Kenapa Mas masih mau sama aku?"

"Bukannya episode 'Alasan Mengapa Aku Suka Kamu' sudah lewat? Apa itu masih penting sekarang?"

"Aku tahu. Tapi aku kayak hidup dalam mimpi. Mas seperti mimpi di siang bolong untukku. Aku cuma ngerasa nggak pantas aja mendampingi..." Dita melambaikan tangannya ke pria yang sedang membawa loyang pizza.

Ares memasukkan pizza tadi ke dalam oven panas, menyetel timer 20 menit lalu berkata, "Asal kamu tahu, setelah kita bercerai, kamu berhasil membuat hidupku... kosong. Kamu membawa pergi sesuatu yang berharga dariku. Dan itu bukan hal yang bagus. I hate the moment when you left me, young lady. It's so unpleasant. Bad memory." Sekilas wajah Ares tampak terluka.

The Ingredients of Happiness [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang