2.72. Kisses That Even Sweeter Than Before

15.2K 1.4K 40
                                    

Soundtrack of the day : Utha Likumahuwa, Sesaat Kau Hadir (1990)

Dah lah. Dari judulnya aja udah ketebak bakal ada apa-apanya.

Heheh

Bacanya pelan-pelan aja ya 😍

Pssst, maap telat ya. Revisi bab ini ternyata butuh waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

---

Ares mesti menjemput paspor ke apartemen dan segera berangkat ke bandara. Tapi pantatnya menempel kuat di sofa bersama Dita. Dia tidak mau pergi cepat-cepat. Ares masih ingin bersama gadis yang pipinya sedang kemerahan ini.

"Maksud Mas Ares apa? Kenapa saya nunggu di apartemen?" tanyanya bingung.

Wajar Dita bingung. Pernyataan tiba-tiba itu membuat dirinya harus diberi penjelasan super masuk akal, apalagi jantungnya sudah dibuat berdetak tidak normal sejak tadi.

Mas Ares butuh aku? Sekarang disuruh menunggu di tempat tinggal pria ini. Mau bikin aku kena serangan jantung?

"Pertama, saya minta tolong jaga Maple. Lebih baik Maple bersama kamu dari pada dititipkan di pet care. Kedua, dia kangen kamu, Dita. Percaya atau tidak, kalau dia sedang kangen tuannya yang ini, dia akan tidur di keset kaki kamar kamu."

Oh Maple. Aku juga kangen padanya.

"Beneran?" Ares mengangguk.

"Ketiga, saya lelah berpura-pura di depan kamu. Saya... ingin segera memiliki kamu, so badly. Saya nggak suka lihat kamu senyum ke pria lain."

"Mas Ares..." Dentaman jantungnya makin tak berima.

Dita bingung harus berkata apa. Dita mengerti hatinya sering dibuat tak karuan gara-gara kelakuan si mantan suami. Tapi dia pikir selama ini hanya dirinyalah yang kelewat baper.

"Mas Ares jangan bercanda."

"Saya nggak pernah bercanda untuk hal-hal yang ingin saya lakukan dengan serius dan sepenuh hati."

Kata-kata itulah yang pernah Dita dengar tempo hari dari Ares. Dan wajah Ares juga tidak menunjukkan tanda-tanda dia bercanda.

Mas Ares beneran serius...

"Saya tidak mau lagi pura-pura marah sama kamu."

"Jadi permintaan maaf saya selama ini Mas Ares anggap main-main?"

O-ow. Dita mendadak kesal.

"Bukan begitu maksud saya, Dita."

"Terus?"

Dita cemberut, tapi tidak ada tanda-tanda dari gadis itu ingin menarik tangannya, jadi Ares merasa di atas angin.

"Saya memang benar-benar kecewa saat itu. Dari semua orang, kenapa harus kamu yang membohongi saya? Itu karena dari awal saya sudah menganggap kamu berbeda dari wanita lain yang pernah dekat dengan saya."

"Maaf..." Dita menunduk.

Dengan tangannya yang bebas, Ares mengangkat dagu Dita agar dia bisa melihat wajah gadisnya lagi.

"Nggak apa-apa Dita. I'm fine now. I can't even find any reason to mad at you. I just can't."

"Bahasa Indonesia!" Ares terkekeh dan membelai ubun-ubun gadis cemberut itu.

"Saya... nggak menemukan alasan lagi kenapa saya marah sama kamu."

"Kenapa?"

"I think I fall in love with you."

The Ingredients of Happiness [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang