3.79. Spicy Little Game

12.4K 1.2K 27
                                    

Semua mata tertuju pada botol kaca bening bekas air mineral yang sedang berputar kencang. Semua deg-degan karena bisa saja mereka mendapatkan pertanyaan aneh dari Sandy. Secara, Sandy makhluk paling kreatif jahilnya di The Leisure Treasure Bakery.

"Arip!" teriak Sandy. Arip sampai kaget.

"Truth or dare?"

"Truth."

"Mas Ares galak, nggak?"

Ares pura-pura santai, padahal dia penasaran setengah mati dengan jawaban Arip. Ares sudah tahu kok, selama ini dia dianggap Bos galak dengan kepribadian keras. Tapi, mendengar langsung dari karyawannya? Itu lain cerita.

"Mas Ares itu galak pada tempatnya. Tapi lebih banyak baiknya sih." Semua bersorak tidak percaya.

"Bener nih, Rip? Jangan-jangan lo jawab begitu karena takut sama si Bos," ujar Sandy.

"Beneran Bang. Arip jujur kok."

Diam-diam Ares menghembuskan napas lega.

"Oke oke. Disclaimer  ya. Semua jawaban kalian nggak akan di intimidasi oleh Mas Ares. Iya kan, Mas? Semua bebas menjawab jujur, kan?" tanya Sandy.

"Tenang. Saya nggak akan marah kok. Tapi jawaban kalian akan memengaruhi gaji bulan depan."

"Yaaah."

"Mas Ares nggak adil."

"Nggak jadi main ah. Ancamannya gaji."

Dan gumaman-gumanan anak buah Ares yang lain keluar secara bersamaan, berdengung membuat ramai.

Dita tersenyum namun tangannya diam-diam memukul lutut Ares di bawah meja. Ares menaikkan kedua alisnya tinggi pura-pura bertanya, apa? tanpa suara pada gadisnya.

"Dita, bilangin Mas Ares. Jangan bawa-bawa gaji, lah," protes Mimi.

"Mas Ares," tegur Dita pelan.

"Iya-iya." Kalau Dita sudah bertitah, Ares terpaksa manut.

"Aseeek. Lanjut-lanjut," teriak Mimi.

Botol berputar lagi.

"Mimi!" Mimi sampai terlonjak dari kursinya

"Truth or dare?"

"Dare, Bang."

"Gue tantang lo bilang I Love You ke orang yang lo sayang."

"Siapa takut." Mimi mengeluarkan ponsel dan segera mengerjakan tantangan Sandy.

"Halo, Bunda."

"Ada apa, Nak? Kenapa belum pulang?" ucap Bunda Mimi dari ponsel yang di sudah setel loud speaker terlebih dahulu.

"Mimi masih ada acara sama temen-temen toko. Bun?"

"Kenapa, anaknya Bunda?"

"Mimi cuma pengen bilang, Mimi sayang Bunda. Mimi cinta Bundaaaa. Muaaach."

Si Bunda terkekeh. "Makasih, Nak. Bunda juga sayang Mimi."

Tantangan yang sangat mudah, pikir Mimi.

"Gimana, Bang?"

"OKE."

Diam-diam, Ares mencari tangan Dita di bawah meja. Topik orang tua mungkin saja membuat gadisnya bersedih lagi. Dan firasatnya benar, Dita memang terlihat sendu sesaat.

"Aku nggak apa-apa, Mas," bisik Dita.

Ares menghembuskan napas lega.

Botol berhenti di Dita.

The Ingredients of Happiness [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang