Dita membuka aplikasi Instagram hampir setiap sepuluh menit. Setiap hari! Bahkan saat sedang membereskan piring dan gelas bekas karyawan rapat, sempat-sempatnya Dita mencuri waktu membuka ponsel, kalau-kalau ada berita lowongan dari The Leisure Treasure Bakery. Semua jenis notifikasi sudah dihidupkan agar tidak ketinggalan berita. Namun, pengumuman lowongan pekerjaan yang dibilang Mimi belum juga muncul. Seberharap itu Dita.
Padahal, dia sudah mulai menyisihkan uang kiriman Safarina dan uang gajinya untuk menebus 'utangnya' pada Ares.
"Baru tiga juta. Masih 247 juta lagi, kok. Nggak apa-apa, Dita. Yang penting niatnya. Mau diterima atau tidak, itu urusan belakangan," gumam gadis itu.
Saat sedang membersihkan meja pantry, Dita dihampiri sekretaris Tobias. Gadis itu langsung berbalik badan.
"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya Dita sopan dan ramah.
"Tolong antarkan satu teh dan satu kopi untuk Pak Tobias. Gula untuk kopi hanya 1 sendok teh. Terima kasih."
"Gula untuk tehnya, Mbak?"
"Hm, terserah kamu."
"Siap, Mbak."
Dalam hitungan menit semua pesanan selesai, soalnya ini pesanan Bos besar nomor dua di PT. Tiga Farma. Jadi harus sat set sat set.
Setelah masuk ke ruangan Wakil Direktur, Dita meletakkan cangkir-cangkir itu di meja tamu.
"Saya permisi ya, Pak."
"Lho, kamu mau ke mana?" cegat Tobi. Soalnya si OG sudah hampir sampai di pintu.
"Saya kembali ke pantry, Pak."
Tobi malah keluar dari meja kerjanya. "Kita ngobrol dulu sebentar. Duduk Dita," perintah Tobi.
Eh? Gimana, Pak? batin Dita. Tapi perintah atasan tidak boleh ditolak, kan?
"Baik, Pak." Tobi tersenyum lebar ketika gadis itu menurut dan duduk berhadapan di kursi tamu empuk berwarna hitam. Dita di sofa single, Tobi di sofa panjang.
Senyum Tobi memang manis. Cocok dengan wajah tampannya. Pantas karyawati Tiga Farma kesem-sem dengan Bos mereka. Tapi mau dilihat berapa kali pun, B aja sih, kata Dita dalam kepalanya. Soalnya menurut Dita, ada yang jauuuh lebih tampan daripada Tobi. Fakta yang tidak akan terbantahkan.
"Teh ini untuk kamu, Dita," ucap Tobi. Dia mendorong cangkir ke arah Dita.
"Eh, makasih, Pak." Buat aku toh.
"Saya sudah pernah bilang kan, kita akan ngobrol-ngobrol?"
"Sudah, Pak."
Setelah menyeruput kopi, Tobi menyilangkan kakinya dengan santai. "Bagaimana kerja di sini? Ada kendala?" tanya Tobi serius. Matanya tak lepas dari gadis itu. Meneliti, mematut-matut, berpikir, siapa gadis ini sampai membuat Ares memaksa Mike menolongnya malam itu? Hubungan apa yang tercipta antara temannya dengan si gadis OG? Dan secara kebetulan kemunculan gadis ini berdekatan dengan putusnya Ares dengan tunangannya.
Aneh, kan?
"Sejauh ini tidak ada, Pak. Saya nyaman bekerja di PT. Tiga Farma." Demi Tuhan, dia sedang di 'wawancara' oleh owner Tiga Farma. Tentu Dita akan memberikan jawaban terbaik. Dia masih butuh uang sebelum mendapatkan kepastian bisa bekerja di toko roti The Leisure Treasure Bakery.
Tobi mengangguk-angguk. "Jadi driver online waktu itu kerja sambilan kamu atau pekerjaan utama?"
"Sambilan, Pak. Waktu itu saya butuh tambahan untuk biaya kuliah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...