1.12. What a Sh*tty Life

14.5K 1.3K 12
                                    

"Kenapa si Bos?" bisik Mimi ke telinga Ana. Mereka saling sikut menyaksikan Ares bekerja tiada henti mengulen roti dari nol. Bayangkan menguleni adonan roti 2 kilogram hanya dengan tangan. Dan Ares menyia-nyiakan kemampuan super mixer heavy duty-nya teronggok di sudut dapur.

"Gue nggak tahu. Datang terlambat, muka cemberut, langsung ambil bahan trus ngadon tanpa bicara sejak sejam yang lalu," sahut Ana pelan dan berbisik. Dia sendiri sudah merasakan aura dingin ketika Ares menginjakkan kaki di dapur. Dia tahu kapan bercanda dengan bosnya. Tetapi untuk kali ini, lebih baik Ana menjaga mulut dan gajinya daripada di potong secara semena-mena sama Bos yang sedang galak.

Sial, sial, sial. Hidupku nggak ada yang beres. Kenapa aku harus pergi ke Butterfly? Kenapa harus minum mojito dari Tobias? Kenapa aku tidak bisa menolak permintaan Mama untuk menikahi gadis itu? Demi Tuhan. Karenina juga meninggalkanku. Apa yang salah dengan hidupku?

Bantingan adonan roti berkali-kali membuat karyawannya berjengit kaget. Setiap membanting adonan berat itu ke meja mengakibatkan usia karyawannya berkurang beberapa tahun.

"San, pesanan egg tart sudah selesai?"

"Sudah Bo- Mas. Tinggal masukkan ke kotak." Hampis saja mulut Sandy kelepasan. Sandy masih butuh pekerjaan ini.

"Good. Ana, berapa kue lagi yang butuh kamu hias?"

"Dua lagi, Mas."

"Mimi!" Mimi kaget dong. Duuh, salah gue apa? Kok ngebentak gitu?

"Kenapa malah berdiri di dapur? Kembali ke depan." Tak perlu menjawab. Mimi langsung lari, menjauh dari sumber bencana.

"BOB! BOBY!" teriak Ares.

Datanglah Boby tergopoh-gopoh ke dapur dan berdiri tak jauh dari Ares. Boby lebih banyak bekerja di luar dapur sehingga mengharusnya dirinya tak membuat kontak langsung dengan apa pun yang sedang Ares atau pun karyawan lain lakukan di dapur.

"Ada apa, Mas?"

"Cek persediaan di dapur. Kalau ada yang kurang, telepon Madam. Jemput ke sana."

"Siap, Mas." Boby langsung menghilang ke ruangan khusus persediaan bahan kue. Bisa dibilang, Boby asisten Ares dan helper di The Leasure Treasure Bakery. Namun hanya dia yang paling santai menghadapi Bos besar toko roti itu karena begitulah sifat Boby. Boby tidak pernah terpengaruh dengan moody-nya Ares.

Dalam lima menit, lagi-lagi Boby tergopoh-gopoh masuk ke dapur. Namun kali ini wajahnya terlihat pucat dan panik.

"Mas Ares. Gawat." Tak hanya Ares, karyawan lain ikut menghentikan kegiatannya demi menyimak Boby.

"Ada apa?"

"Gawat, Mas." Jawaban asistennya membuat Ares menggeram rendah.

"Kalau bicara yang jelas!" bentak Ares. Dia terpaksa meninggalkan adonannya yang setengah kalis.

"Bahan persediaan banyak yang rusak, Mas. Karung tepung kayak... digigit tikus. Terus ada koloni kecoak." Tubuhnya bergidik. Ares tidak pernah suka dengan kecoak.

Ingin Ares berteriak sekencang-kencangnya. Tetapi apa daya. Tiba-tiba ia kehilangan tenaga hanya untuk marah pada hewan pengerat tak berdosa itu. Dan uuugh, kecoak. Demi Tuhan, tikus itu hanya ingin makan, seperti dirinya yang bekerja untuk makan dan memberi makan karyawannya. Tapi kalau sampai BPOM tahu ada tikus dan kecoak berkeliaran di toko roti miliknya, The Leisure Treasure Bakery akan tinggal nama dan karirnya berakhir sebelum skandal pernikahannya terkuak ke media masa.

"Mas Ares, gimana ini Mas? Kayaknya harus bongkar-bongkar dulu cari tikus. Takut makin meraja lela dan merusak bahan lain," ujar Boby. Karena Ares dari tadi diam saja, Boby memberi usulan.

The Ingredients of Happiness [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang