"Danaaang!" teriak Ares.
Satu menit kemudian tidak ada juga tanda-tanda yang dipanggil masuk ke dapur.
"Danaaang!" panggil Ares sekali lagi. Teriakannya berujung sia-sia. Pengganti Boby itu tidak menyahuti panggilannya.
Sejam lebih Danang keluar membeli bahan-bahan di toko bahan kue Madam. Harusnya Danang sudah datang membawa bahan yang Ares butuhkan dan sangat penting: butter alias mentega. The Leisure Treasure Bakery secara ajaib hampir kehabisan stok mentega harum hari ini. Semua cake, cookies, dan roti The Leisure Treasure Bakery hanya memakai satu merek mentega dan mentega itu sebentar lagi benar-benar habis.
Ares tidak bisa meninggalkan pekerjaannya karena sedang menggiling adonan croissant dengan korsvet-lemak khusus yang dipakai dalam adonan croissant agar menghasilkan croissant berlapis-di ruang khusus laminating dengan alat penggiling adonan. Kenapa di ruangan khusus? Karena pada dasarnya, croissant dibuat dengan ragi. Maka untuk menjaga adonan croissant tidak mengembang akibat ragi ketika di laminating, penggilingan dilakukan di ruangan bersuhu rendah dan dilakukan dengan tempo cepat.
Raut wajah si Bos mulai berubah. Mengeruh mengerikan lebih tepatnya. Itu karena Ares sedang berada di ruangan lain. Keterbatasan informasi dan komunikasi dengan karyawannya membuatnya bisa gila sendiri.
Setelah 7 kali laminating Ares berhenti, lalu melipat adonan menjadi tiga bagian, membungkusnya dengan selembar plastik dan menyimpannya ke dalam mesin pendingin selama setengah jam agar bisa dipersiapkan untuk pemanggangan nanti siang. Setelah itu dia bergegas keluar mencari tersangka yang menghilang: Danang.
"Mana Danang, San?" Tanpa basa basi Ares masuk dapur utama dan menginterogasi karyawannya.
"Bukannya dia ke Toko Madam, Mas?"
"Iya, saya tahu. Itu sejam yang lalu. Tapi sampai sekarang itu anak nggak kelihatan juga batang hidungnya," gerutu Ares. Dia berjalan ke rak khusus gadget dan menelpon nomor Danang.
Ana dan Sandy ikut-ikutan tegang menunggu Bos besar.
"Nggak nyambung," gumam Ares.
"Bos."
"Hm." Saking konsentrasinya, Ares tidak sadar dipangil 'bos'.
"Kemarin saya dengar Danang bicara di telepon," ujar Sandy. Perkataan Sandy memancing keingintahuan Ares.
"Aneh bagaimana?"
"Dia kayak lagi survei harga mobil."
"Lalu?" Kening Ares mengernyit tidak senang.
"Berkali-kali dia cari harga paling tinggi untuk mobil tipe minibus kita, Bos."
"Hubungannya? To the point, San!" perintah Ares.
"Aku nggak tahu ada hubungannya atau enggak. Tapi Danang kayaknya lagi butuh uang buat bayar utang deh, Bos." Rahang Ana terjatuh seketika.
"Jadi maksud kamu Danang jual mobil operasional kita?"
"Saya nggak bermaksud nuduh. Tapi bawaannya saya curiga terus, Bos."
"Saya telepon Ci Lina dulu."
Setelah menelpon Toko Madam, perasaan Ares makin tak karuan. Danang tidak pernah sampai di toko bahan kue itu. Padahal, jumlah uang yang dibawa untuk belanja juga tidak sedikit. Cukup untuk membeli satu ponsel terbaru.
Ares putuskan ke kantornya. Ia ingin memastikan apakah perkataan Sandy hanya dugaan belaka atau tidak.
"D*mn you, Danang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...