2.40. Longing For You

13.8K 1.4K 39
                                    

Sound track hari ini
Maliq & D'Essential - Beri Cinta Waktu

---

Perdebatan tak berkesudahan tadi berlanjut. Hanya pindah tempat saja ke kantor Aria. Ares dan Mike berdiri di belakang Dita. Sedangkan Dita, Ririn si empunya tas, dan Aria duduk di sofa. Coki bersandar di meja kerja Aria, mengamati semuanya dari sana.

Omong kosong macam apa ini? Mengapa pemilik kafe terus-terusan memojokkan Dita? Tidak bisa dibiarkan!

Baru maju selangkah, Ares ditahan lengannya oleh Mike.

"Res, jangan," ucap Mike sangat lirih. Dari sudut mata, dia sudah menduga Ares tidak tahan ingin protes. Mike tahu ada yang tidak beres dengan pemilik kafe. Tapi itu adalah urusan internal kafe, bukan mereka.

Coki memutuskan mengajak Ares dan Mike karena mereka berada di TKP. Setidaknya Coki tahu, dua pria itu membela temannya.

"Tapi saya bersumpah Demi Allah tidak menyinggung gelas Mbak Ririn," ucap Dita berusungguh-sungguh. "Bukan salah saya tas mahalnya tersiram macchiato."

"Jelas-jelas kamu yang ada di samping saya."

"Apa tidak ada CCTV?" Akhirnya. Ares tak tahan ingin ikut bicara.

"CCTV kami sudah beberapa hari ini sedang dalam maintanance." Coki yang menjawab. Ada raut wajah bersalah di sana. Ririn tersenyum mengejek membuat Ares tidak tahan.

"Mike, jadi apa penilaian lo tentang tas perempuan ini?!" buru Ares.

Semua mata tertuju pada si setengah bule.

"Sorry to say, tapi bila Mbak Ririn pergi ke toko kami dengan membawa tas itu, kemungkinannya hanya dua. Tas akan kami hancurkan di tempat atau anda akan kami beri surat peringatan dengan konsekuensi hukum menyertainya." Suara ramah Mike tidak mampu membuat Ririn terpesona seperti perempuan-perempuan lain bila bicara dengan pria blasteran itu. Yang ada, tas bekas kopi itu dipeluk erat, takut Mike yang bekerja untuk LV mengambilnya.

"Tenang. Saya tidak akan menghancurkan tas Mbak. Tapi saya harap Mbaj menarik kata-kata tadi pada Nona Dita," ucap Mike tegas.

Seulas senyum terasa sangat menyenangkan di wajahnya yang tegang sedari tadi. Tarikan otot wajah ke kiri dan ke kanan mengubah mood-nya malam itu gara-gara Mike. Dita kemudian berbalik dan mengucapkan terima kasih dengan tulus pada Mike.

Kenapa dia tidak mengucapkan terima kasih padaku? Aku kan ikut membela gadis kecil ini tadi.

O-ow. Ares mulai kesal.

"Ya udah sih, kalau memang tasnya nggak asli LV. Tapi saya tetap nggak terima kalau dia nggak minta maaf sama saya. Terus saya juga minta ganti rugi buat bersihin tas ini."

"Lho, kok gitu?" protes Dita.

"Dita. Ayo minta maaf sama Mbak Ririn."

"Ari, lo apa-apaan?" protes Coki.

"Mbak Aria, kenapa Mbak nggak bela saya?"

"Pelanggan adalah raja, Aphrodita. Ingat, itu moto Kapulaga."

"Tapi-,"

"Dita, kalau kamu nggak minta maaf, kontrak di Kapulaga akan saya putus. Tinggal seminggu lagi, kan? Kejadian ini bisa saya jadikan bahan pertimbangan perpanjangan kontrak tiga bulan kamu."

"Apa alasannya, Mbak?" Dita tidak terima.

"Tidak sopan pada tamu. Kamu teriak-teriak tadi, Dita!"

"Ini nggak adil!"

The Ingredients of Happiness [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang