Soundtrack of The Day
Kahitna - Cantik (1995)
---
"Dit, lesu amat. Udah makan?" tanya Riko di warung Mbak Wati-warung sejuta umat yang menampung yang bernasib sama.
"Udah." Yang ditanya sedang konsentrasi menggulir laman situs lowongan kerja.
"Tumben. Biasanya lesu karena jarang makan," sindir Surya.
"Iya kan, Bang?" Riko menyetujui Surya.
"Ssst. Gue lagi baca loker. Diem, napa?" gumam Dita. Tapi sayang, masih terdengar jelas di telinga para tetua dan membuat Surya dan Riko langsung bereaksi.
"Awww! Sakit Bang Riko." Dita meringis mengusap ubun-ubunnya. Barusan Riko melayangkan HP-nya ke kepala Dita.
"Gini-gini gue duluan brojol 5 tahun dari elu," balas Riko.
"Lagi stres lu, Dit?" Surya juga keheranan. Dita yang biasa nyablak tapi tetap sopan berubah hari ini.
"Astaga. Maaf ya Abang-Abang sekalian. Nggak bermaksud guenya," ucap Dita menyesal. "Tapi iya, gue stres banget. Gue jobless, Bang. Terpaksa keluar dari kafe. Duit gue cuma pas buat makan seminggu." Akhirnya Dita memutuskan untuk membayar uang kos. Lebih baik punya tempat tinggal dan minum air galon kalau-kalau tidak ada makanan daripada terlunta-lunta di jalanan.
"Oalaah. Gue turut berduka cita," ucap Surya tulus.
"Makasih Bang Sur."
"Dit, lu butuh duit?" Riko tiba-tiba menyenggol lengan Dita.
"Banget."
"Gue kayaknya ada kerjaan buat lo."
"Beneran, Bang?" Dita langsung melupakan kegundahannya tadi. Wajah Dita berubah cerah. Apa pun pekerjaannya asal pundi-pundinya bertambah, Dita lakoni.
"Iya."
"Kerjaan apa? Di mana? Gue mesti ngapain? Berkas apa yang mesti gue siapin? Sebutin Bang Riko. Sebutiiin!" Riko dan Surya terkekeh. Benar-benar si Dita. Dari muram bagai mendung, langsung cerah bak mentari pagi.
"Simple. Lu cuma perlu siapin badan sama senyum lu, Dit."
***
"Cut!" teriak seorang videografer berkaca mata tebal dan mematikan kameranya. Namanya Sati, tukang merekam video alias videografer profesional.
"Miauuuw," teriak Maple. Ares sulit menahan senyum selama syuting karena mendapati Maple terus-terusan menandukkan kepalanya di kaki si Tuan.
"Sabar ya, Maple. Nanti Papa kasih makan. Udah bagus, Sat?" Ares meninggalkan kitchen island-nya dan melihat rekaman video yang di ambil ketika dia sedang mencampur semua bahan pembuat roti sourdough hingga di masukkan ke dalam banneton-loyang keramik khusus proofing. Mereka sama-sama fokus pada rekaman dalam layar kecil kamera Sati.
"Kalo kata gue sih sekali take udah cukup, Mas. Tinggal edit sana sini aja. Biar mulus."
"Suara kucing saya..."
"Nggak apa-apa. Malah bagus. Jadi terkesan homey."
"Miauuuw."
"Nice."
"Sekarang merekam roti yang sedang di panggang. Nanti gue bikin seperti mode timelapse. Adonan yang siap untuk di panggang sudah ada ya, Mas?"
"Sudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...