SATU BAB LAGI MENUJU THE END
---
Ruangan display sudah di sulap menjadi ruang pesta kecil-kecilan. Meja makan pelanggan disatukan sehingga membentuk meja panjang. Di atasnya terhampar berbagai jenis makanan berat hingga dessert sebagai makan siang hari ini.
Semua kru The Leisure Treasure Bakery menyantap makanan-makanan lezat itu dengan hati bahagia campur sedih. Sebentar lagi kalian akan tahu mengapa.
"Bos, kalau nggak habis boleh bawa pulang, kan?" celetuk Sandy.
"Astaga Sandy! Saya bukan bos kamu lagi. Bos kamu itu pemilik Hotel Ibis sekarang. Dan ya, silakan kalian bawa pulang. Saya sengaja pesan banyak."
Berkat surat rekomendasi seorang chef sekelas Ares, Sandy diterima di beberapa tempat sebelum toko ini benar-benar tutup.
Inilah bentuk Plan C yang Ares persiapkan untuk karyawannya. Memberikan jalan karir baru agar mereka tetap bekerja sambil mengembangkan diri di tempat baru.
Plan A, tokonya resmi ditutup. Sedangkan Plan B? Rahasia.
Senyum Sandy justru menghilang perlahan. "Jangan diperjelas, Bos."
Sejujurnya Sandy tidak rela keluar dari pekerjaannya. Di samping ilmu baking yang sangat berharga, Ares telah memberi Sandy keluarga kedua di toko ini.
"Bagaimana, An? Sudah dapat jawaban dari Margo Cakeology?"
"Sudah, Mas Ares." Dari senyum Ana, Ares tahu Ana sudah diterima bekerja.
"Syukurlah. Margo teman saya. Kamu akan jauh berkembang di sana." Tapi senyum Ana juga cepat menghilang.
Arip melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Ares bangga bisa memberikan tempat untuk Arip menabung.
"Aku masih nggak percaya besok kita semua nggak kerja lagi di sini, Mas," ungkap Ana.
Semua mantan anak buah Ares mengangguk pelan.
Aku juga nggak percaya. Padahal aku suka tempat ini. Aku suka semua hal tentang The Leisure Treasure Bakery, keluh Dita. Bahunya meluruh hilang semangat.
Ares malah terkekeh. "Mau sampai kapan kalian bekerja di sini terus? Kalian harus berkembang. The Leisure Treasure Bakery hanya tempat untuk memulai."
Mimi diam-diam menyeka air matanya. "Mimi bakal kangen kalian," ucap Mimi pelan.
Dita dan Ana merangkul lengan Mimi di kiri dan kanannya.
"Kak Mimi jangan sedih. Kan kita masih bisa hang out pas weekend," kata Dita.
"Iya, Mi. Lo jangan sedih dong. Gue ikutan sedih ni," sambung Ana.
"Tapi Mimi kerja di restoran Pak Mike sampai Sabtu."
"Elah. Minggu masih ada, Mi," celetuk Sandy. Sedikit tawa akhirnya mewarnai makan siang sedih itu.
"Mike orangnya fleksibel kok, Mi."
"Makasih udah rekomendasiin Mimi sama resto Pak Mike, Mas."
Yes, Mike si ahli barang branded dan sahabat blasteran Ares mempunyai usaha sampingan sebuah rumah makan yang berkonsep kafe dan restoran.
Ares mengangguk. "Saya beri rekomendasi ke Mike posisi akunting ke kamu supaya keahlian kamu berkembang. Nggak hanya megang kasir. Uang yang akan kamu hitung lebih banyak. Jadi all out di sana ya, Mi."
"Baik, Mas. Mimi akan all out."
Ana merasa, inilah saatnya untuk benar-benar menuntaskan masalah yang dia buat sendiri pada rekan kerjanya yang, malangnya mendapatkan energi negatif darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...