Mari menikmati keimpulsifan seseorang di Bab ini
Mhueheheh 😎
---
Dita tidak memusingkan maafnya yang belum diterima pagi ini oleh Tukang Roti. Justru yang bikin kepalanya mumet tujuh keliling adalah Ana. Apa salahnya?
"Udah jangan pikirin Mbak Ana, Dita."
"Lho, kok Kak Mimi tahu?" Gadis itu meringis malu.
Mimi khawatir. Biasanya Dita makhluk paling rajin menyapa semua entitas di The Leisure Treasure Bakery. Dia juga semangat menceritakan kucing-kucingnya di kos. Tapi belakangan, Dita makin pendiam, menyapa sekadarnya, bercerita seadanya. Mimi sadar Dita mulai berubah sejak kejadian di ruang makan siang tempo hari.
"Wajah kamu itu udah menggambarkan isi hati kamu beberapa hari ini, Dit. Tahu, nggak?" Mimi menunjuk-nunjuk wajah Dita.
"Tapi aku salah apa ya, Kak? Aku nggak pernah mau cari masalah sama orang lain."
"Mbak Ana ya..." Si kasir benar-benar memikirkannya. "Setahu aku Mbak Ana itu baik. Moody, sih. Tapi nggak sampe yang bikin orang lain baper."
Terus kenapa aku sasaran Mbak Ana dari sekian banyak orang di toko ini?
"Aphrodita!"
Suara berat itu menyapa riang. Spontan dua pasang mata perempuan tangguh The Leisure Treasure Bakery menoleh cepat ke sumber suara.
"Bang Glen. Selamat datang di The Leisure Treasure Bakery," sambut Dita hangat.
"Kamu makin cantik sejak terakhir kita bertemu."
Pshhhhhh.
Glen berhasil membuat gadis yang sedang galau ini melupakan gundahnya sejenak karena malu. Tertawa sumbang menjadi tamengnya untuk menyembunyikan salah tingkahnya.
Mimi membelalak. Kali ini dia terang-terangan memperhatikan mereka. Sebab, menurut Mimi Glen terlalu frontal.
Apa dia tidak peduli dengan orang lain ketika mengeluarkan isi kepalanya? Apa dia tidak peduli muka Dita udah kayak kepiting rebus? Ini anak gadis perlu di lestarikan. Lugunya nggak ketulungan. Dan jangan coba-coba bermain dengan Dita kami kalau LO NGGAK SERIUS SAMA DITA, GLEN!
Mimi kini menyipitkan kedua matanya yang sudah terlihat kecil dibalik kaca mata tebalnya.
"Bang Glen mau beli sesuatu di sini?" Pura-pura cuek, tapi tengkuk Dita memanas tanpa seizinnya.
"Ya. Maunya sarapan bareng Aphrodita. Tapi saya harus ke gedung KKTV dalam satu jam."
"Ayo kalau gitu. Mari kita lihat, apa yang akan Bang Glen pilih hari ini."
Seorang perempuan anggun berjalan ke meja kasir dan membuka kacamata hitam bersimbol dua huruf C terbalik di kedua gagangnya. Rambutnya hitam panjang tergerai, bergelombang dan berwarna biru malam bila terkena cahaya matahari. Mimi sempat terkesima dengan betapa gemulainya tubuh tinggi itu berjalan menujunya.
"Hai. Bisa tolong beri tahu Ares, kalau saya menunggu di luar? Terima kasih."
"Sebentar ya, Mbak Juan."
Mimi masuk ke dapur dan mendekati meja kerja Ares yang penuh baki-baki berisi croissant gembul siap panggang.
"Mas Ares. Mas ada tamu."
"Siapa, Mi?" Tangannya sibuk memasukkan baki-baki berisi croissant berlumur kuning telur berkilat ke dalam oven panas. Lalu menyetel alarm.
"Mbak Juan. Katanya dia menunggu di depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...