Beeuh, di todong minta up 😂
Nge-ghibah Ares pula
Selamat membaca, Warga ❤---
"Res, nanti malam ke rumah ya. Kita makan malam sama temen Papamu." Widyawati berjalan lambat di depan etalase kaca mengamati roti dan kue-kue fresh from the oven-nya The Leisure Treasure Bakery. Ares langsung mengiringi sang Mama di sampingnya.
"Ya."
"Eh, yang itu baru ya, Res?" Telunjuk Mamanya mengarah pada roti cinnamon roll berkilau berbentuk cupcake.
"Iya. Mama mau?"
"Mau. Semuanya Mama ambil."
"Dewi, tolong masukkan ke kotak 12 cinnamon roll," perintah Ares ke salah seorang pramuniaga.
"Baik, Pak."
"Jangan sampai telat ya. Soalnya beliau kepala DPC (Dewan Pengurus Cabang) partainya Papa."
"Iya, nanti Ares datang."
"Kue madeleine 3 lusin, Res." Pramuniaga Dewi sigap mengambil madeleine imut itu.
"Buat apa kue-kue ini, Ma?"
"Mama mau rapat dengan yayasan. Oh ya, pakaian formal."
"Kan makan malam biasa, Ma."
"Mama mau kamu tampil lebih ganteng malam ini." Ares mengernyitkan keningnya.
"Pakai kaus oblong juga, Ares masih ganteng, Ma," ucap Ares lugu. Dewi terpaksa menunduk, melipat rapat-rapat bibirnya ke dalam dan berdoa jangan sampai dia tertawa. Parmuniaga itu merasa tidak seharusnya berada diantara percakapan pribadi ibu dan anak ini.
Widyawati malah memutar bola matanya. "Kali ini beda. Kamu tahu Juanita, Putri Pariwisata tahun lalu yang sekarang jadi ambasador UNICEF?"
"Apa Ares perlu tahu dia siapa?" jawab Ares sekenanya.
"Dia nanti malam juga datang." Otaknya segera mencari benang merah makan malam nanti dengan si Putri Pariwisata ini. "She's single, now you are too, Son. Jadi kenapa tidak?"
Astaga. Mama bicarakan soal jodoh di depan Dewi? Karyawanku?!
"Ada lagi yang mau mama pilih?" Mamanya salah tempat untuk membicarakan masalah pribadi di depan anak buahnya. Dia hanya ingin mamanya cepat pergi.
"Americano dingin 12 cup. Itu saja."
"Wi, tolong siapkan."
"Baik, Pak."
Baru saja Dewi pergi, Widyawati langsung menyambung. "Lagian, kamu udah cerai. Kamu juga tidak bisa mempertahankan Nina. Dan sampai sekarang tidak ada ancaman dari mamanya siapa tuh... tukang ojek dekil, kumal, cengeng nggak jelas itu. Jadi..." Ares memutar bola matanya. "Nggak ada salahnya kamu Mama kenalkan dengan Juanita."
Tiba-tiba perasaan Ares tidak menentu. Pipi merah Dita malam itu terngiang lagi di benaknya, membuatnya meringis. Apa kabar gadis itu sekarang?
"Pertama, Ares sedang tidak mau berhubungan dengan siapa pun saat ini," bisik Ares. Padahal pengunjung lalu lalang di tokonya. "Kedua, Dita..." Dita bukan perempuan nggak jelas, Ma. Dia adalah gadis cengeng yang kuat!
"Perempuan itu kenapa?" Tidak sanggup Ares meneruskan isi pikirannya.
"Jangan pernah bahas Dita lagi," pinta Ares.
Memikirkan Dita membuat kepalanya makin mumet. Bayangan wajah kecewa dan pipi memerah akibat tamparan malam itu tidak mau hilang dari pikirannya hingga detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...