Belakangan pelanggan The Leisure Treasure Bakery menggemari roti babka—roti berlapis coklat atau pun selai lainnya yang berasal dari negara-negara Eropa Timur dan di bentuk seperti kepangan rambut. Jadi beberapa hari ini menu roti babka di buat sedikit lebih banyak dari hari biasa. Tergantung animo masyarakat.
Tangan Ares cekatan menggiling adonan roti yang sudah dioles selai coklat buatannya, digulung, lalu memotongnya menjadi tiga bagian. Kemudian dengan telaten, tiga adonan tadi di jalin. Setelah rapi, adonan tersebut di masukkan ke loyang yang sudah dioles mentega. Ares sangat menikmati kegiatan ini.
"Seneng banget aku kalau Mas Ares buat babka. Menghipnotis," puji Ana. Dia sedang istirahat sebentar dari kegiatan menghias kue, lalu melipir ke station Ares, mengamati si Bos bekerja.
"Ana, tolong kain lembab yang disana." Ana segera mengambilnya. Si Bos menutup adonan dan menyimpannya ke ruangan khusus untuk proofing* terakhir yang suhu ruangannya jauh lebih hangat dari ruangan lain.
"Mas, kenapa nggak di video-in aja kegiatan dapur kita? Bikin akun juga di youtube. Biar makin banyak yang tahu."
"Kan udah. Mimi yang kerjain."
"Kalau itu kan buat Instagram sama Tik Tok doang, Mas," timpal Sandy. "Kalau ada yang ngerekam kegiatan baking kita, malah bagus. Netizen suka BTS pembuatan makanan."
"BTS?"
"Behind the scene, Mas," sambung Ana.
"Oh." Ares akan memikirkan ide itu nanti. Sepertinya ide Ana boleh juga.
"Hm, Mas. Kok hari ini Mbak Dita nggak ke toko?" tanya Ana sok santai. Padahal jiwa KEPO-nya alias Knowing Every Particular Object hampir tak terbendung. Ana saling lirik dengan Sandy yang sedang membuat roti loaf manis berkismis.
"Kenapa kamu mau tahu?" Ares terus mengulang proses tadi untuk roti babka selanjutnya dengan selai bluberi.
"Soalnya kan, beberapa hari ini Mbak Dita sering mampir buat ketemu Mas Ares." Dalam sebulan jumlah pertemuan mereka sangat intens. Jangan lupakan pertengkaran terakhir mereka. Suara teriakan yang saling sahut membuat karyawan Ares bertanya-tanya. Apa yang terjadi antara bos mereka dengan si gadis driver ? Karena, semarah-marahnya Ares tidak pernah mengeluarkan kata kasar dan berteriak. Dita yang membuat Ares menunjukkan ekspresi yang langka itu.
"Kamu nggak ada kerjaan sampai ingin tahu urusan orang lain?" Ares menegakkan punggungnya dan menatap Ana tajam. Yang di tatap menciut dan entah kenapa kakinya otomatis melangkah mundur.
"Oh, ada Mas. Aku mau panggang cake trus ngehias kue buat ultah anak Pak Walikota. Permisi, Mas." Ares mendengus kecil.
Padahal dia sudah melupakan ijab kabulnya tadi pagi dengan menenggelamkan diri dalam membuat roti babka. Kini Ana mengingatkannya kembali bahwa dia sudah menjadi seorang suami dari perempuan antah berantah yang kumal, dekil, pemarah, dan tukang tipu gara-gara mereka kepergok tidur bersama.
Kenapa gadis itu mau ngojek kalau mahar yang diterima segitu banyak? Pikir Ares tak habis pikir. Masih serakah sama uang? 250 juta tidak cukup? Mama sama anaknya sama saja. Dan kenapa harus ngojek dari sekian banyak pekerjaan? Demi Tuhan. Berkendara motor di tengah lalu lintas Jakarta bukan pilihan yang bagus untuk perempuan.
"Mas Ares."
"Apa, San?"
"Kok bengong?"
Astaga. Semua gara-gara gadis itu!
***
"Datanya masih ada yang harus di perbaiki ya, Dita. Tapi overall, tidak banyak kok yang perlu di revisi. Yang Ibuk tandai aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ingredients of Happiness [COMPLETED]
RomanceSemua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghirup bau ragi yang seperti makanan berjamur saja sudah menjadi terapi bagi jiwanya yang lelah. Dengku...