9 - Apresiasi

4.6K 401 5
                                    


Di dalam kehidupan kantor, kita semua setuju bahwa ada satu hal kecil tapi berarti: Apresiasi! Apresiasi itu bukan cuma soal gaji ya (ya meskipun pasti lebih dari 50% masalah kita adalah uang karena kita miskin). Terkadang, cuma hal simpel seperti "terimakasih" yang tulus, it means so much. Setuju?

Nah, bos gue sepertinya tidak punya kata itu di dalam kamus Nasution-nya.

Semua orang di kantor gue sudah terbiasa dengan tidak adanya apresiasi yang tulus. Bukan, bukan karena bos gue dingin atau cuek, simpel karena dia lupa atau-dia juga sama tak terbiasanya. Gue pun sebenarnya nggak tahu bahwa di dunia ini ada kata yang namanya 'apresiasi'. Gue baru tahu, ketika gue ikut Mas Danang dalam proyek waktu itu.

***

"Sha, lu lagi sibuk gak?"

Gue yang sedang membereskan surat konfirmasi di meja Pakdhe, terdiam sejenak menatap pria di depan gue itu.

Gimana jawabnya ya, kalo gue jawab sibuk, nanti dikira sok sibuk. Tapi kalau jawab nggak sibuk, kok kesannya dari kemarin gue ngapain di kantor, anter gofud?

"Kayaknya agak sibuk sih, Mas. Soalnya kan kemarin saya lagi preparation buat masuk engagement PT Kurnia tuh."

"PT Kurnia kan baru mulai bulan depan."

"Ya makanya namanya preparation. Preparation kan memang dikerjain sebelum mulai, Mas."

"Bener juga lu." sahutnya sambil masih mengetik di depan laptop. "Ah tapi nggak sibuk-sibuk banget. Mending lu bantuin gue aja, daripada lu nganggur-nganggur mikir jorok kan."

Anjrit gua dibilang mikir jorok.

"Lu langganan akses PSAK online kan?"

Gue mengangguk. "Kenapa tuh? Mau minjem?"

"Iya. Berapa langganannya sebulan?"

"Eh, nggak usah bayar Mas. Kalau mau pakai, pakai aja. Saya ikhlas kok."

Ia memalingkan tatapannya dari laptop dan memicingkan matanya ke gue. "Yang mau bayarin siapa? Kan gue nanya doank."

Gue ikut memicingkan mata. Emang salah berharap sama manusia.

"Kalo nggak mau jawab gapapa. Lagian gue juga maunya lu yang kerjain."

Mata gue makin menyipit.

"Lu bikin materi presentasi perpajakan dong. Lu lihat aja ya, di PSAK apa aja yang perlu dijelasin, sama di standar audit kita. Lu bisa pakai bahan training internal kita juga, tapi dipilih-pilih, jangan semua lu masukin."

"Oke." sahut gue, "nanti kirim aja template-nya Mas."

"Template apa?"

Gue menatapnya heran. "Presentasinya, lah."

"Nggak ada."

"Hah? Jadi ini bikin dari awal? Memangnya ini buat kapan?"

"Lusa." Ia tersenyum yang dimanis-maniskan.

"HAH GIMANA-GIMANA?" gue setengah memekik. "Emang nanti ini mau dipresentasiin kemana?! Kok baru bilang sekarang?!"

"Ke Ikatan Akuntan Indonesia. Hehe."

"IKATAN AKUNTAN INDONESIA?!" Wah ada gila-gilanya nih bapak-bapak. Ini ternyata rasanya ibu-ibu yang tengah malam dibangunin anaknya yang masih SD, besok disuruh bawa iron man ke sekolah. "Mas Tion berani mati banget nih? Kita bisa mati kalau bahannya ngaco di presentasi itu. Forum itu kan isinya certified accountant semua!"

Pakdhe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang