Love Me, My Omega! [BL]

Chapter 44

POV Orang Ketiga:

Sesampainya di lokasi pemotretan, Michael merasa aneh. Dia tidak tahu kenapa, tapi entah kenapa dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi hari ini. Seolah-olah berita tentang skandalnya belum buruk, dia tidak bisa memikirkan hal yang lebih buruk selain Cathy Sparks yang menjilatnya selama syuting.

Keempat member turun dari van dan mereka langsung menjadi pusat perhatian begitu mereka menginjakkan kaki di tanah beton yang keras.

Mata semua orang tertuju pada mereka. Visual keempat pria ini tentu sangat menarik untuk disaksikan. Semua orang menahan napas seolah-olah lupa cara bernapas.

Tak memperdulikan tatapan orang-orang yang lewat, Michael berjalan dengan wajah datar sementara yang lainnya tersenyum ramah kepada penonton. Michael tidak bisa memaksakan diri untuk tersenyum karena dia mengalami pagi yang buruk. Bayangkan terbangun hanya untuk menemukan dirimu dalam skandal kencan yang bahkan tidak pernah kau inginkan. Ditambah lagi, dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali agensi mereka membantunya membereskan masalah, tapi itu tidak mungkin terjadi. Berada dalam skandal kencan dengan THE Cathy Sparks adalah suatu kehormatan besar. Dia adalah Madonna di negara ini dan kecantikannya tidak mengenal batas. Siapa yang waras yang berani menolaknya?

Sementara itu, Daryl dan Justin sedang asyik berbincang dengan CEO lini pakaian tersebut, Nona Diana Chen. Dia menjelaskan bagaimana keadaannya hari ini tapi dia belum memberi tahu mereka siapa yang akan ikut dalam pemotretan. Dia ingin memberi kejutan pada adik bungsunya agar setidaknya membuatnya merasa sedikit lebih baik setelah putus dengan alpha sampah itu, Andre.

“Apa kau tidak bertanya-tanya siapa yang akan ikut dalam pemotretan ini?” Dia memberikan senyuman penuh arti kepada mereka seolah mengantisipasi respon gembira dari mereka. Daryl hanya menatap adiknya tanpa emosi. "Kalau bukan karena Justin, aku tidak akan berada di sini sekarang. Apa aku terlihat peduli?" Dia berkata sambil menjaga poker face-nya.

Diana merasa sedikit sakit hati mendengar perkataan adiknya namun dia hanya mengabaikannya. Dia tahu apa yang harus dilalui Daryl untuk mencapai posisinya saat ini dan dia tahu betapa dia semakin berjuang karena putus baru-baru ini. Dia tidak berani berpikir buruk tentang adik laki-lakinya yang manis.

Sejak kecil, perhatian orang tuanya selalu tertuju pada kakak-kakak Daryl, termasuk Diana. Mereka diberikan semua yang mereka inginkan. Mereka unggul dalam segala hal dan Daryl pun demikian. Namun karena batasan yang dibuat oleh masyarakat, Daryl diperlakukan sebagai kambing hitam dalam keluarga mereka semata-mata karena dia adalah seorang omega, sedangkan kakak-kakaknya diperlakukan seolah-olah mereka adalah bangsawan karena mereka semua adalah alpha. Dia dipermalukan untuk sesuatu yang bahkan dia tidak bisa kendalikan.

Tentu saja Diana mengetahui hal itu, oleh karena itu dia berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan bahwa Daryl tetap dicintai meski terkadang Daryl berbicara kasar padanya.

Diana tertawa. “Baiklah, aku tidak akan membiarkanmu menebak-nebak,” katanya ketika dia mendengar orang-orang berteriak seolah-olah mereka sedang menonton konser. Dia segera tahu bahwa mereka sudah tiba.

Saat keempat pria itu berjalan dengan percaya diri, memancarkan aura yang berbeda, Daryl dan Justin menoleh ke arah mereka untuk melihat apa yang dimaksud dengan keributan itu.

Begitu Michael melihat Daryl, dia merasakan tubuhnya menjadi dingin dan perutnya terasa jungkir balik. Dia merasa gugup saat melihatnya lagi. Beberapa menit yang lalu, dia baru saja memikirkan Daryl dan sekarang, dia benar-benar muncul di hadapannya. Dia tidak tahu bagaimana harus bertindak. Dia berpikir bahwa dia harus menjaga ketenangannya dan tidak bertindak bodoh di hadapannya.

"Oh, Genesis?" Daryl berkata sambil melihat mereka. "Keren," lanjutnya dan menoleh ke arah Justin. "Apa kau lapar?" Dia bertanya pada sahabatnya. Justin hanya menghela nafas tak berdaya.