Chapter 76

10 1 0
                                    

"Ada apa denganmu? Kenapa akhir-akhir ini kau menghindariku?" Justin berkata sambil menatapnya dengan mata mantap. Tristan mengerucutkan bibirnya dan menarik napas dalam-dalam. “Sudah kubilang, aku sibuk,” katanya sambil mengalihkan pandangannya.

"Kau melihat ke mana? Tatap mataku, Tristan," tuntut Justin. Tristan menghela nafas dan melakukan apa yang diperintahkan Justin padanya.

"Apa kau bahkan menginginkan hubungan ini?" Justin bertanya sambil menatap mata sang alpha. Mata Tristan bergetar mendengar kata-kata itu dari mulut Justin.

Dia tidak bisa berbicara.

Dia benar-benar ingin hubungan mereka bertahan selamanya, tapi ada sesuatu yang menghentikannya untuk memberi tahu Justin tentang semua yang terjadi dalam hidupnya. Ada sesuatu yang menghalanginya melakukan apa yang menurutnya benar.

Justin menghela nafas ketika Tristan tidak pernah menjawab pertanyaannya dan berkata, "Karena sejujurnya, aku sangat lelah. Aku sangat lelah dengan semuanya. Setiap hari, aku merasa seperti semakin jauh darimu. Aku lelah dengan kau mendorongku menjauh setiap kali aku mencoba mendekatimu. Aku lelah karena kau tidak mengatasi masalah dengan benar. Aku lelah karena kau memperlakukanku seolah-olah aku tidak ada. Aku lelah karena kau selalu membuat alasan. Aku lelah karena kau menjauhkan diri. Aku lelah. Aku sangat lelah..."

Tristan memotong Justin sambil berkata, “Jadi pada dasarnya, kau bosan denganku?”

Dia memiliki ekspresi sedih di wajahnya, yang membuat hati Justin terasa seperti tercabik-cabik.

"Ya, aku bosan denganmu," ucap Justin dengan sedikit amarah.

Fasad yang dia coba pasang sebelumnya akhirnya pecah, dan emosinya menguasai dirinya.

"Aku capek sekali, Tristan. Tahukah kamu betapa sakitnya aku setiap kali kau mendorongku menjauh? Tahukah kamu bagaimana... betapa sakitnya ketika kau menyangkalku di depan wanita itu tadi? Mengatakan bahwa aku... Aku hanya seseorang yang kau kenal... Tahukah kamu betapa terlukanya aku, mengetahui bahwa aku hanya tahu sedikit tentangmu? Aku tidak tahu... apa pun tentangmu. Itu membuatku merasa seperti Aku pacaran dengan orang asing. Aku hampir tidak mengenalmu. Kau tidak pernah terbuka padaku. Kaulah yang menyuruhku membicarakannya ketika ada sesuatu yang menggangguku, tapi kenapa kau tidak melakukan hal yang sama? Kenapa kau tidak pernah bicara padaku tentang apa pun? Apakah aku hanya sekedar masa lalu untukmu? Apakah berkencan denganku hanya untuk bersenang-senang? Apakah kau berkencan denganku agar kau tidak bosan? Hanya itukah aku bagimu...?"

Air mata mulai mengalir di pipi Justin seolah ada sungai tak berujung di matanya. Hatinya sangat sakit hingga membuatnya merasa ingin mati.

Tristan tetap diam dan hanya menatap Justin. Pikirannya menjadi kosong. Tubuhnya membeku. Dia tidak bisa memikirkan apa pun kecuali air mata Justin.

Dia menyaksikan pemandangan yang paling dia takuti.

'Ini... Ini terjadi lagi...' pikir Tristan sambil hatinya sakit. 'Justin akan meninggalkanku juga...' pikirnya.

"Apa kau hanya mempermainkanku? Dengan perasaanku? Kenapa kau tidak memberitahuku apa pun? Kita adalah pasangan. Kita adalah mitra. Kita seharusnya saling membantu di masa-masa sulit! Mengapa kau menderita sendiri?" Justin berteriak sambil menundukkan kepalanya dan menatap lantai.

"Kenapa... kau tidak mengatakan apa-apa sampai sekarang...?" Dia berkata sambil bahunya bergetar. "Bahkan sekarang... kau bahkan tidak mau memberitahuku apa pun..."

Tristan membuka mulutnya, tapi kata-kata yang ingin dia ucapkan tak pernah lepas dari bibirnya. Dia merasa ada benjolan besar di tenggorokannya, membuatnya tidak dapat berbicara.

Love Me, My Omega! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang