Chapter 60

12 3 0
                                    

[Silakan dengarkan "When I Met You" oleh Apo Hiking Society untuk lebih memahami chapter ini.]

++++++++++

POV Orang Ketiga:

Musik yang menenangkan dan lembut tiba-tiba mulai diputar begitu Justin menuruni tangga. Dia terkejut dengan apa yang dilihatnya dan hampir terjatuh dari tangga karena syok.

Satu-satunya sumber cahaya dari bawah hanyalah lampu kecil dan lampu lemari es. Kulkas terbuka lebar, memberi mereka lebih banyak cahaya.

Suara bariton yang lembut mulai bernyanyi dengan pelan, cukup untuk didengar oleh mereka berdua dan agar keluarga Justin tidak terbangun.

~there i was an empty piece of a sh-ll, just mindin’ my own world;~ (Di sanalah aku hanyalah seonggok cangkang yang kosong, Hanya memikirkan duniaku sendiri)

~Without even knowin’ what love and life were all about.~ (Tanpa mengetahui apa arti cinta dan kehidupan)

Tristan bukanlah tipe orang yang ingin tinggal bersama seseorang, dan dia juga bukan tipe orang yang benar-benar tahu apa itu cinta. Tapi karena Justin, dia menjadi orang yang tidak dia duga.

Tristan memunggungi Justin, hanya melihat punggung dan bahu lebar Tristan.

~Then you came,~ (Lalu kamu datang,)

~You brought me out of the sh-ll~ (Kamu membawaku keluar dari cangkangnya)

Tristan berbalik, perlahan menatap mata Justin yang terpaku padanya. Seolah-olah dunia berputar lebih lambat lagi, segala sesuatunya bergerak lambat di mata Justin.

Saat dia perlahan bertemu dengan mata zamrud Tristan yang menunduk, jantungnya berdebar kencang karena apa yang dia saksikan.

~You gave the world to me~ (Kau memberikan dunia kepadaku)

~And before i knew~ (Dan sebelum aku menyadarinya)

~There i was so in love with you~ (Di sana aku sangat mencintaimu)

Bibir Tristan membentuk senyuman indah, membuat jantung Justin berdebar kencang. Dia merasakan wajahnya memerah hanya karena satu senyuman dari Tristan. Senyuman itu lebih dari cukup untuk membuatnya jatuh cinta lagi.

Dia membeku di tempat dia berdiri. Tidak bisa bergerak. Tidak dapat berbicara.

Dia tercengang.

~You gave me a reason for my being~ (Kau memberiku alasan keberadaanku)

~And i love what i’m feelin’~ (Dan aku menyukai apa yang aku rasakan)

~You gave me a meaning to my life~ (Kau memberiku arti dalam hidupku)

~Yes, i’ve gone beyond existing~ (Ya, aku sudah melampaui yang ada)

Tristan terus bernyanyi sambil berjalan menuju Justin yang kakinya membeku.

Semakin dia menatap Tristan, dia terlihat semakin tampan.

Visualnya jauh lebih baik malam ini dari biasanya. Rambut bergelombangnya yang biasa acak-acakan disisir ke belakang, meninggalkan beberapa helai rambut dari dahinya. Meski membuat rambutnya terlihat sedikit berantakan, namun beberapa helai rambut itu membuatnya terlihat semakin tampan.

Ia mengenakan tuksedo berwarna putih, membuatnya memancarkan aura seorang pangeran yang muncul dari negeri dongeng.

~And it all began when i met you.~ (Dan semua itu bermula saat aku bertemu denganmu.) lanjutnya sambil menatap Justin dengan penuh kasih sayang.

~I love the touch of your hair~ (Aku suka sentuhan rambutmu) dia membelai lembut rambut Justin tanpa memutuskan kontak mata mereka. Tangan Tristan berpindah dari rambut Justin ke pipinya dan melanjutkan...

Love Me, My Omega! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang