Chapter 101

10 0 0
                                    

"Hei, bukankah menurutmu itu aneh?"

"Apa? Apa yang aneh?"

"Kau tahu... iblis itu? Bukankah dia bertingkah aneh akhir-akhir ini?"

“Ah, aku tahu itu! Orang bilang dia benar-benar tahu cara tersenyum.”

"Tentu saja, dia tahu, bodoh! Yang aneh adalah dia terus tersenyum akhir-akhir ini. Aku penasaran apa yang merasukinya..."

Bisik-bisik para karyawan terdengar saat mereka menunggu pintu lift terbuka. Ini adalah minggu kerja yang baru lagi, dan seperti biasa, semua orang mencari sesuatu untuk dibicarakan lagi.

Seorang pria dengan rambut coklat yang disisir rapi ke belakang dan jas abu-abu yang rapi berjalan masuk. Mata semua orang langsung tertuju padanya seolah-olah dia adalah pemandangan yang patut untuk dilihat.

Bukan fakta yang tidak diketahui bahwa pria yang baru saja masuk adalah seorang yang menarik perhatian. Dia memancarkan aura yang mengintimidasi semua orang di sekitarnya namun membuat mereka tetap menghormatinya.

Di mata para karyawan yang tidak mengetahui ceritanya, mereka akan menganggap dia bertingkah aneh padahal biasanya dia seperti itu sebelumnya.

"Kupikir aku melihat bunga di sekelilingnya," kata seorang karyawan saat dia melihat pria itu berjalan dengan kepala terangkat, tersenyum begitu cerah di pagi hari.

"Aku benci mengakuinya, tapi dia sungguh tampan. Tapi sungguh membuatku merinding bagaimana dia tiba-tiba berubah dalam semalam," balas yang lain.

"Kau tahu, nenekku pernah bilang kalau seseorang berubah begitu tiba-tiba, dia akan segera mati..." bisik yang lain.

"Hei, jangan katakan itu!" seorang karyawan tertawa.

"Mungkin dia... sedang jatuh cinta?"

'Aku ingin tahu apa yang akan kita lakukan hari ini...' pikir Tristan sambil menuju lift.

Setelah mereka makan malam di rumahnya terakhir kali, Justin tampak bersikap ramah padanya sedikit demi sedikit. Dia tidak memperlakukannya sedingin sebelumnya, dan dia juga berhenti memanggilnya Tuan setiap kali mereka sendirian di luar pekerjaan. Itu adalah kabar baik bagi seseorang yang sangat ingin lebih dekat dengannya.

Saat dia mendekati lift, semua karyawan mengalihkan pandangan darinya kecuali satu orang.

"Selamat pagi, Pak," sapanya sambil menatap Tristan. Senyum sang alpha perlahan memudar saat melihat orang yang berbicara dengannya.

'Jika aku mengingatnya dengan benar, namanya Mark, kan?' dia berpikir dalam hati sambil menatapnya.

"Selamat pagi," jawabnya singkat sambil menghadap lift sekali lagi. "Anda banyak tersenyum akhir-akhir ini, Pak. Apakah terjadi sesuatu yang baik?" Mark bertanya sambil menghadap lift juga.

'Kenapa orang ini kepo sekali? Apa hubungannya dengan dia jika aku tersenyum?' Tristan berpikir, berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengerutkan kening agar tidak merusak suasana hatinya sepenuhnya.

"Kukira begitu," jawabnya.

"Apa anda mendapatkan kekasih?" Mark terus menyelidiki lebih jauh.

"Tidak ada hubungannya denganmu sekarang, kan?" Tristan berkata sambil tersenyum kecil, suasana hatinya perlahan menjadi suram.

"Saya minta maaf jika saya terkesan terlalu kepo, Pak. Hanya saja akhir-akhir ini beredar rumor bahwa Anda berkencan dengan seseorang dari departemen saya," Mark terkekeh. "Soalnya, si cantik yang anda ajak bicara terakhir kali itu sudah punya pacar," lanjutnya.

'Tentu saja, aku tahu ada rumor seperti itu tentangku. Maksudnya Justin? Dia bilang padaku dia tidak menjalin hubungan dengan siapa pun...' pikir Tristan.

Love Me, My Omega! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang