"Apa yang kau mau dari aku?" Tristan bertanya pada wanita yang duduk di kursi di seberangnya. Wanita itu hanya menatapnya sambil tersenyum cerah.
"Bicaralah," kata Tristan dengan nada berwibawa saat ekspresi wajahnya berubah. Sikapnya yang lembut dan hangat berubah dan berubah menjadi wajah tanpa ekspresi. Mata hijaunya yang biasanya terlihat hangat berubah menjadi dingin.
Wanita itu tersentak melihat betapa marahnya wajah Tristan.
"Aku... aku hanya ingin mengunjungimu. Kau tahu, sebagai teman? Kita masih... masih berteman, bukan?" Dia berkata sambil mengalihkan pandangannya ke mana-mana, menghindari kontak mata dengan pria itu.
"Mengunjungi aku? Hah, benarkah?" Tristan mendengus. "Kau mencoba mengacaukanku, bukan? Kau akan mengacaukan hidupku lagi. Hebat. Hebat sekali!" Tristan tertawa tak percaya.
"Tidak, aku tidak! S... Sungguh... aku tidak..." Wanita itu menunduk sambil mengucapkan kata-kata itu, merasa bersalah atas tindakannya di masa lalu.
"Kalau begitu, apa yang kau lakukan di sini? Bukannya jarak kita cukup dekat sehingga kau bisa mengunjungiku. Kita sudah putus, Cathy. Hubungan kita sudah lama berakhih," kata Tristan menekankan dua kalimat terakhirnya.
Cathy menggigit bibir bawahnya sambil gemetar karena marah. Dia mengambil napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan dirinya sebelum berbicara lagi. "Apa kau bahkan tidak akan menanyakan kabarku akhir-akhir ini? Apa kau tidak merindukanku sama sekali?" Dia bertanya dengan suara kecil, masih menunduk. Jawaban yang dinantikannya berbeda dengan apa yang dikatakan Tristan.
"Tidak," jawabnya singkat. Dia merasakan tangannya berkeringat dan dia merasa seperti akan meledak kapan saja. "Memangnya kau siapa sampai-sampai kau ingin aku rindukan?" lanjut Tristan.
Kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya membuat Cathy meledak. Dia selalu menjadi tipe pemarah, tapi dengan sikap Tristan seperti ini, dia menjadi lebih gelisah dari biasanya. "Beraninya kau! Aku THE Cathy Sparks!" Dia berteriak ketika suara decitan kursi menutupi suaranya sedikit saat dia berdiri.
Senyum terbentuk di bibir Tristan. Matanya tersenyum seolah apa yang dilihatnya sangat lucu. Menyenangkan baginya melihat Cathy kini bersikap seperti orang yang sangat membutuhkan cinta dan perhatiannya. Rasanya seperti masa lalu Tristan yang tiba-tiba muncul kembali saat menyaksikan bagaimana wanita di depannya bertindak.
"Jadi?" Dia berkata sambil mengangkat alisnya, masih tersenyum padanya. Melihat ekspresi wajah Cathy, Tristan merasa dia terlihat sangat menyedihkan.
Respons Tristan yang tak terduga membuatnya terdiam beberapa saat. Dia tidak bisa berbicara. Dia merasa malu karena dia terlalu memikirkan dirinya sendiri.
"A... Apa maksudmu dengan itu? Seharusnya kau sangat depresi sekarang setelah kita putus! Kenapa kau baik-baik saja!" Dia berteriak ketika wajahnya memerah karena marah dan malu.
'Ya ampun. Wanita ini sangat berisik. Aku senang dia mengosongkan kafe ini sebelum kita masuk ke dalam,' pikir Tristan sambil mengerutkan kening.
"Kenapa aku tidak baik-baik saja? Aku tidak pernah terikat secara emosional padamu, jadi kenapa aku harus depresi?" Tristan berkata ketika ekspresi wajahnya menjadi tanpa emosi lagi.
Air mata mulai mengalir di mata Cathy. Dia sangat marah sehingga dia ingin menangis dan membentaknya sepanjang hari.
“K... Kau akan menyesal memperlakukanku seperti ini. Ayahmu akan mendengar tentang ini, Tristan,” dia mengancamnya sambil mengertakkan gigi. Dia menghela nafas marah sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kafe.
'Haaa... Ayahku lagi? Mengapa semuanya bertentangan dengan keinginanku saat ini? Aku hanya ingin bahagia bersama Justin. Mengapa tidak ada yang berhasil?' Dia berpikir sambil menyandarkan punggungnya ke kursinya dan menyesap es kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, My Omega! [BL]
FanfictionTitle : Love Me, My Omega! Author : surprisinglypretty Genre : Romance , Adult, Yaoi All Credit Going To Author!!! Tristan Lee, seorang alpha dominan, bertemu Justin Vincent Alvarez-seorang omega yang belum pernah mendapatkan heat pertamanya selama...