CHAPTER 92 | BE PREPARE

6.9K 448 4
                                    

Aku menuang air teh lemon ke dalam cawan kaca. Bunga kecil berwarna merah diselitkan di bibir cawan agar ia tampak menarik. Kemudian, aku bawa cawan tersebut ke khemah Lycans...

Si serigala kelihatan sedang duduk di kerusi kayu sambil memegang pena berbulu pelepah. Sekali-sekala dia menggaru pipi kemudian menulis sesuatu di kertas kosong...

"Teh abang..." Aku menegur seraya meletak air teh yang aku bawa ke atas meja kayu. Lycans menyimpulkan senyuman.

"Thanks, sayang..."

"Apa abang buat...?" Aku menyoal lalu mengambil kertas yang Lycans tulis tadi. Dia tak sempat menahan perbuatan aku.

"Jangan tengok! Itu suprise...!"

"Heh? Suprise? Tak nak, nak tahu jugak...Hehe.." Aku tergelak sinis kemudian menatap kertas di tangan. Lycans menggaru kepala.

Aku mengerut dahi membaca isi kertas tersebut. Setiap bait tulisannya aku baca sambil menggigit bibir...

"Abang nak beli rumah? Di Arastosa...?" Aku menyoal perlahan. Lycans menarik lenganku dan aku terduduk di atas ribanya. Lycans tersenyum melihat aku termangu-mangu.

"Yeap, abang nak beli rumah...Kita bakal dapat cahaya mata, bukan? Takkan abang nak biar sayang beranak dalam hutan pulak?"

"Apa masalahnya? Saya kan musang? Hutan memang tempat asal-usul saya... Whats wrong with that?"

"No...no...Mungkin sayang ni musang...But, you also my wife...Soo..."

Aku tersengih mendengar balasan katanya. Belakang lehernya aku rangkul manja seraya mengeram perlahan. Lycans memegang peha aku.

"Abang ada berapa gold sekarang...?"

"380k gold...Its not enough tho...Rumah di Arastosa mahal...Harganya mencecah 600k gold...Haish..."

"Hurmm...Perabot rumah? Persiapan baby? Macam mana...?"

"Are you trying to help or trying to burden me more...?" Lycans membalas dengan nada geram. Aku tergelak melihat reaksi tidak puas hati dia.

Haha, mungkin dia kuat. Dingin. But, he's kinda cute tho...

"Nampaknya abang kena memburu lagi...This time...Big monster...More gold.."

"Hurmm, tak bahaya ke...?"

"Haha! Abang kan Legendary Hunter? Kalau setakat Griffin, Bogga dan Swamp creature...Itu tak cukup..."

"Habis? Abang nak buru apa?"

"Hurmm, maybe Kraken or Hydra?"

Aku memasamkam muka mendengar kata-katanya. Lycans tersengih melihat aku merajuk.

"Kenapa masam je ni...?"

"Its dangerous! Kraken? Hell no!"

"Haha! I'm just kidding!" Dia membalas lalu tertawa sinis. Rambut putihnya bersinar dipanah mentari pagi. Mata birunya aku tatap seketika.

"I love you, Lycanstrophes...I really do..." Pipi dia aku usap perlahan kemudian menyembam di bahunya. Lycans tersenyum tawar. Tangannya merangkul erat peha aku.

"Yea-yea, i know...Tak payah nak emo sangat...Hurmm...I cant wait..." Lycans berkata lalu mengusap lembut perut aku. Aku tersengih mengetap gigi apabila dia meletakkan kepala ke dada aku.

"You cant wait for what...?"

"To see this baby...Damn, i cant hold back my feels! Haha!"

"Masalahnya sekarang, kita takde rumah...Persiapan baby pun takde...Macam mana...?"

Wajah Lycans bertukar masam. Aku tersengih melihat dia menggaru belakang kepala.

"You really know how to ruined the mood, aren't you?"

LYCANS, THE TALE OF LEGENDS | PART ONE [C]Where stories live. Discover now