CHAPTER 133 | LAST TAIL

6.6K 430 8
                                    

Prakk!!

Papp!!

Aku melompat ke atas bangunan batu lalu memecut ke istana Arastosa. Cuaca mulai mendung, titisan hujan terasa merintis perlahan menyentuh kulit...

Pakk!!

Aku mendarat di beranda batu lalu turun ke bawah. Langsir jendela ditolak ke sisi. Senyuman terukir di bibir tatkala melihat Loralyn leka menyikat rambut di hadapan cermin...

"Hurmm, abang pergi mana? Malam baru balik?" Si musang menyoal dingin ketika aku menanggalkan baju kulit dari tubuh. Dua bilah pedang, aku sangkutkan ke dinding...

"Ke Azeroth..."

"Hmph! Abang ni kan, tergamak lari bila Ryca masak tadi...Dia sedih tau tak..." Loralyn berkata dengan nada geram tatkala aku berjalan perlahan-lahan mendekati dia dari belakang.

"Janganlah marah...Malam-malam macam ni, membebel je kerja..." Aku berkata perlahan lalu mengucup belakang kepalanya. Loralyn terdiam dengan tindakan aku...

"Hurmm...Lain kali, jangan buat lagi...Kesian Ryca..." Dia mengomel dengan nada berbisik apabila rangkulan aku memeluk Lora dari belakang...

"Yea-yea...."

"You promise me, Lycanstrophes...?"

"Yeah..."

"Jangan yeah je...Gigit karang..."

"Fine, i swear!" Aku mengangkat sebelah tangan sebagai tanda mengangkat sumpah. Loralyn tersenyum. Matanya dilirikkan kepadaku...

"Sayang baru lepas mandi...? You smell nice..."

"Kenapa? Nak apa? Semacam je ni...?"

"You know what i want..." Senyuman nakal dikuntum seraya mencium pipi si musang. Loralyn mengalihkan badan menghadap aku. Sikat diletakkan ke sisi...

"Kiss me, wolvie..."

Tanpa melengahkan masa, bibir aku bertaut rapat dengan bibir mugil Loralyn. Eraman manja si musang bercampur dengan eraman gersang serigala mulai kedengaran perlahan...

"Abang...." Loralyn memanggil perlahan setelah ciuman kami terlerai. Aku mengusap rambutnya ke sisi...

"Hurm...?"

Jari-jemari Loralyn mengusap manja dadaku. Dia merenung aku dengan mata coklat....

"Abang lemah....Kenapa...? Abang tak sekuat dulu..."

"Hurmm...So, you noticed, huh?"

"Of course...You're my husband..."

"Abang cuma bergantung pada ekor terakhir sayang untuk hidup..."

"Eh? Saya bagi abang 9 ekor, kan? Mana lagi 8...?"

"All of them destroyed when i fought Deathwing...Only one left..."

"Ohh...Hurmm..."

Loralyn memeluk leherku, erat. Eraman manja bertukar menjadi eraman sayu. Aku membalas pelukan dia...

"Berapa lama abang boleh hidup...?"

"Dont ask me, sweetie...I dont know..."

"Saya tak boleh bagi ekor saya lagi...Gumiho cuma boleh bagi sekali saja nyawa pada pasangannya untuk seumur hidup...Malahan, saya dihidupkan semula oleh Deathwing...Kuasa saya juga tidak sekuat dulu...Jadi..."

Aku mengusap bibirnya sebelum sempat Loralyn menghabiskan kata. Matanya merenung sayu kepadaku...

Hurmm, dia risaukan aku...

"Sayang tak perlu risau...Abang takkan mati dengan mudah...This last tail, i kept it good...Don't you worry..."

Loralyn mulai merintiskan airmata. Esakannya mulai kedengaran halus. Aku mengusap belakang kepalanya...

Ini semua kerana kejadian lalu...

Yes, i died once when i fought Phantom Assasins...

And, Loralyn revived me with her tails instead...

LYCANS, THE TALE OF LEGENDS | PART ONE [C]Where stories live. Discover now