Tok tok tok!
Suara pintu rumah yang di gedor secara bar-bar membuat Lucy merasa tidak nyaman. Lucy menyuruh pembantunya membukakan pintu utama dam melihat siapa yang menggedor pintu mereka
"Oma mana?" Tanya Alex tak sabaran
"Ada di dalam tuan"
Alex langsung menerobos masuk le ruang tamu dan melihat opa dan omanya sedang menonton film dari tv di rumah mereka
"Opa, oma!" Panggil Alex
Lucy dan Gerrald tersentak kaget mendengar suara cucu sulung mereka. Lucy dan Gerrald langsung menengok ke arah pintu
"Kapan kamu kembali? Kenapa tidak bilang ke oma? Oma kan bisa jemput kamu di bandara"
"Gak apa oma, aku dijemput Varo tadi"
"Varo?"
"Iya Varo, Alvaro Kenneth Dimitra"
"Oh si Alvaro"
Alex duduk di sofa dekat omanya. Matanya melirik keseluruh ruangan
"Opa, oma Alex mau tanya sesuatu"
"Tanya apa?" Gerrald menjawab dengan tenang
"Al disini atau tidak? Kata Lexie, bunda usir Al keluar dari rumah. Al kesini atau gak?"
"Tidak"
"Opa bohong"
"Kenapa kamu berkata begitu?"
"Kalau Al gak ada di jangkauan opa dan oma gak mungkin opa dan oma santai banget tanpa mencari Al kemana pun"
Gerrald tersenyum. Lucy menatap suaminya meminta persetujuan. Anggukan kepala dari Gerrald menjadi pertanda persetujuan Gerrald untuknya
"Alex. Oma mau bicara. Tapi janji kamu gak akan marah sama orang tuamu di rumah"
"Bicara apa oma?"
"Al itu diusir sama bundamu dan ayahmu tak bisa menolongnya"
"Gak bisa atau gak mau?"
"Alex! Jangan begitu! Biar bagaimanapun Varell itu ayah kamu"
"Hn. Oke. Lanjutkan cerita oma"
"Jadi, waktu itu ayahmu telfon kesini dia bilang Agatha mengusir Al. Opamu pergi untuk menenangkan bundamu tapi ternyata opamu malah bertemu Al di jalan sambil membawa koper besar dan tas ransel di bahunya"
"Lalu?"
"Opamu membawa Al kesini karna Al bilang dia kabur dari rumah"
"Al bilang begitu waktu opa tanya?"
Gerrald mengangguk
"Lalu, dia tinggal disini dan baru saja pindah beberapa bulan yang lalu ke apartemen yang dibeli dari uang sakunya"
"Oma, beritahu Alex kenapa bunda mengusir Al?"
"Itu karna, tanpa sengaja Al membuat Lexie di hukum berdiri di sekolah"
"Kenapa begitu? Memang Al buat salah apa?"
"Katanya sih Al berkelahi lalu, guru kesiswaan mencari Al dan menemukan Lexie dan tanpa bertanya dia menghukum Lexie. Lalu, pada saat pulang badan Lexie demam. Bundamu marah dan mengusir Al"
"Oh begitu"
"Tapi Alex"
"Hm? Ada apa oma?"
"Opamu sudah menyelidiki. Ternyata Lexie demam bukan karna dihukum tapi karna membeli es, rujak dengan banyak cabai dan beberapa camilan lain. Dan orang yang dihukum tentu saja betulan Al"
Alex langsung berdiri dan pergi dari rumah omanya dengan tangan terkepal kesal. Bagaimana bia bundanya begitu membela Lexie sampai tidak mencari tahu kebenarannya
"Alex! Alexander!" Panggil Lucy
"Bagaimana ini Gerrald?"
"Biar saja, biar sesekali Al mendapatkan pembelaan"
.....
"Lexie!!!" Panggil Alex kesal
"Eh Alex kamu sudah pulang nak" sapa Agatha
"Mana Al bunda?"
"Apa?"
"Al dimana bunda?"
Kening Agatha berkerut tanda dia bingung
"Bunda! Bahkan bunda lupa dengan anak bunda sendiri!"
"Apa sih Alex? Kenapa kamu jadi marah-marah begini? Salah makan kamu?"
"Bunda Alex tanya dimana Al? Allecia Marvello Legiand! Dimana dia???"
"Bunda gak tahu"
"Bunda!!!"
Tak lama suara Varell membuat Alex berbalik dan menatap Varell
"Kamu sudah pulang nak?"
"Apa ayah juga tidak tahu dimana Al?"
Varell tersentak
"Atau ayah juga lupa kalau ayah punya putri bernama Allecia Marvello Legiand?"
"Alex jaga mulut kamu! Aku ini ayahmu!"
"Terserah!"
Alex meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamarnya. Alex membanting keras pintu kamarnya. Tangan Alex terkepal kesal, nafasnya memburu. Alex berdiam di kamarnya dan menatap foto kecil adiknya
"Maafin kakak Al. Harusnya kakak gak pergi hari itu!"
Jujur Alex merasa firasatnya empat tahun lalu benar-benar terjadi. Alex sudah merasa akan terjadi hal buruk pada Allecia jika dia tidak bersama adiknya itu. Dia juga merasa dirinya akan sangat menyesali kepergiannya ke London, dan hal itu terbukti
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...