Allecia kembali menatap ke arah langit yang hari ini cukup cerah. Walaupun ada ketiga anaknya yang menggemaskan tapi, rasa gundah di hatinya tak biaa menghilang
"Bi..." Panggil Allecia pada pembantu di rumahnya yang hanya datang diagi hari dan pulang sore hari
"Iya nya?"
"Titip anak-anak ya bi, saya mau keluar sebentar"
"Oh iya nya"
Allecia segera mengganti pakaiannya dan berangkat dengan memesan taxi online. Dia menuju ke sebuah mall di daerah puri kembangan
"Sudah lama?" Suara seorang wanita yang cukup Allecia rindukan sebenarnya, memasuki gendang telinganya
Allecia menoleh dan menggeleng
"Silahkan duduk"
Wanita itu duduk. Dia menatap Allecia dengan pandangan yang Allecia juga tidak mengerti. Allecia berdeham pelan sebelum mengutarakan apa yang ada di pikirannya
"Jadi, apa maksud anda mengajak saya bertemu?"
Wanita itu menatap ke arah Allecia sebentar
"Kamu tahu putri saya"
Allecia memilih diam
"Dia diincar oleh seseorang, sepertinya rekan bisnis suami saya"
"Lalu?"
"Saya yakin kamu mengerti maksud saya"
Allecia mendengus sinis dan melemparkan pandangannya ke arah lain
'Apa yang aku pikirkan? Mana mungkin dia memintaku kembali? Peduli saja tidak!' Batin Allecia
"Kalau saya tidak mau?" Tanya Allecia
"Saya akan bayar kamu berapa pun yang kamu minta"
Allecia kembali mendengus
"Maaf saya tidak bisa"
Wanita itu mengeluarkan buku cek dan menandatanganinya sebelum akhirnya dia menyodorkan buku itu ke depan Allecia
"Tulis saja jumlahnya dan akan saya bayar"
Allecia menaikan sebelah alisnya
"Anda pikir saya butuh uang anda?"
"Jangan sombong Allecia! Cepat tulis saja berapa pun yang kamu minta akan saya bayar!"
'Kalau Alle minta yang lain selain uang apa anda akan memberikannya?' Tanya Allecia dalam hatinya
"Cepat tulis!"
Kini wanita itu menarik tangan Allecia dan membimbing tangan itu menulis sejumlah angka. Allecia menghela napasnya. Kesabarannya sudah habis. Rasa sakit di hatinya sudah tidak tertahankan lagi. Allecia menyentakan tangan itu
"Kalau anda pikir saya butuh uang anda, anda salah. Karena kekayaan keluarga Dimitra lebih dari cukup untuk saya. Jadi, untuk apa saya menjual nyawa saya pada anda nyonya Agatha Rexsil?!"
"Jika uang anda memang sebanyak itu, kenapa tidak menyewa pengawal yang bisa mengawal anak tercinta anda itu selama 24 jam penuh?!! Kenapa harus saya?!"
Agatha tersulut emosi
"Kenapa kamu tanya?!! Karena dia adik kembarmu!!! Kamu lahir untuk melindunginya!!!"
"Kalau begitu saya tidak pernah meminta lahir sebagai pelindungnya!!!"
"Salahmu lahir dari rahimku!!!"
"Aku tidak pernah memintanya!!! Kalau aku bisa memilih aku tidak pernah ingin dilahirkan oleh anda yang tidak pernah menganggap saya sebagai anak anda!!! Harusnya sejak saya baru lahir, bunuh saya saja!!!!"
Semua pengunjung disana menghentikan kegiatan mereka dan mulai memperhatikan kedua orang yang sedang bertengkar ini
"Dasar anak kurang aja!!!" Agatha menampar pipi Allecia
Allecia mendecih
"Bukankah anda sudah menandatangani surat pencabutan nama saya dari keluarga anda? Kenapa anda masih menyebut seolah-olah saya anak anda?"
"Kau!!"
"Apa pernah, sedikit saja bunda melihat Alle? Apa pernah? Ketika Alle sakit, apa bunda pernah mengurus Alle seperti bunda mengurus Lexie? Apa bunda pernah menyusui Alle walau hanya sekali? Tidak pernah!!! Jadi, jangan pernah bicara seakan anda pernah menjadi sosok orang tua bagi saya, ketika anda dengan teganya mengusir saya yang baru berusia 12 tahun keluar dari rumah anda tanpa tujuan, ketika anda menjudge saya melakukan kesalahan yang bahkan tidak pernah saya lakukan!!!"
Agatha terhenyak dengan bentakan Allecia. Allecia sendiri mengambil tasnya dan segera beranjak dari sana
"Saya permisi!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Dla nastolatkówAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...