"Miiii...." Jeritan bungsu dari kembar tiga yang baru saja terbangun itu membuat pembantu di rumah Alvaro kaget dan segera memeriksa keadaan ketiga anak itu
"Ada apa den?" Tanya pembantu rumah itu
"Mi... Sen au mii..." Ujar Arseno dengan wajah sudah basah oleh air mata
Si pembantu kebingungan dan hanya bisa menenangkan si bungsu meski tidak membuahkan hasil. Anak yang baru berusia setahun itu menangis sesenggukan tanpa mau berhenti. Bahkan ketika kedua kakaknya sudah bangun dan ikut mencoba menenangkan Arseno dengan menepuk pahanya atau menyodorkan mainan kepadanya
"Bi..." Panggilan dari sang pemilik rumah membuat si pembantu menghela lega
"Saya tuan..." Ujarnya sambil berjalan menghampiri Alvaro yang baru saja naik ke lantai dua
"Ada apa bi?" Tanya Alvaro
"Anu tuan, den Arseno nangis dari tadi tuan. Aden mencari nyonya"
Alvaro hanya bisa menghela napas. Dia menganggukan kepalanya dan segera memasuki kamar ketiga putranya
"Hai, jagoan papi" ujar Alvaro berusaha tersenyum di depan ketiga anaknya
"Pi..." Arseno langsung mengulurkan kedua tangannya pada Alvaro
Alvaro menggendong anak bungsunya dan memeluk erat anak itu sambil menepuk pelan punggungnya
"Cup...cup... Jangan nangis sayang!" Ujar Alvaro menenangkan
"Pi... Mi na?" Tanya Armano
"Mami sedang ada urusan sayang. Mami nanti pulang kok"
Seketika itu Ardano memiringkan kepalanya seolah heran dengan ucapan ayahnya. Sementara Armano langsung memanyunkan bibirnya
"Mandi dulu ya..." Ajak Alvaro pada ketiga putranya
"Ndi..." Pekik Armano seolah lupa pada kekesalannya
Alvaro menurunkan ketiga anaknya dari ranjang bayi yang cukup besar itu. Dia menggendong Arseno sedangkan Armano dan Ardano berjalan di kedua sisinya dengan berpegangan pada celana milik Alvaro. Alvaro mengisi bathtub dengan sedikit air hangat, kemudian dia melepaskan pakaian Arseno, lalu memasukannya ke dalam bathtub dan begitu juga kedua anaknya yang lain
Selesai memandikan ketiga anaknya, Alvaro memberikan mereka susu dan menitipkan ketiga anak itu pada pembantu dan supirnya di ruang tengah. Alvaro masuk ke kamarnya dan mulai membersihkan badannya. Dia mengguyur kepalanya di bawah shower
"Alle, cepatlah bangun..." Gumamnya sedikit terisak di bawah guyuran shower
Alvaro sedang menyisir rambutnya ketika teriakan Armano dan seorang gadis memasuki pendengarannya. Dengan segera Alvaro turun ke bawah
"Ar..." Panggil Alvaro pada ketiga anaknya
"Pi...!" Teriak Armano dengan keras sambil merangkak karena tidak punya pegangan ke arah ayahnya
"Kenapa sayang?" Tanya Alvaro sambil menggendong anak keduanya
"Sen ngis..." Adu Armano
"Arsen nangis? Kenapa?" Tanya Alvaro sambil berjalan
Kakinya berhenti di ruang tengah dan menemukan pembantu mereka tengah kebingungan. Sementara Arseno menangis di pangkuan seorang gadis dan Ardano menatap gadis itu tanpa berpaling
"Ngapain kamu disini?" Tanya Alvaro datar
Pembantu di rumah itu bingung lantaran Alvaro berbicara dengan sangat dingin pada nyonya mereka. Alvaro menurunkan Armano dan berjalan ke arah wanita yang kini duduk di sofa
"Sini Arsen sama papi" ujar Alvaro sambil mengulurkan tangannya yang tentu saja disambut oleh Arseno
"Nggak. Dia tetep disini!" Ujar gadis itu sambil mengeratkan pelukannya pada Arseno
"Pi! Pi!" Jerit Arseno dengan tangan terulur meminta Alvaro menggendongnya
"Siniin Arsen" pinta Alvaro
"Nggak!"
Arseno menangis semakin keras dan itu membuat Alvaro kalut. Dia takut Arseno akan sakit nanti
"Balikin anak gue!!" Bentak Alvaro membuat gadis itu kaget
Alvaro langsung meraih putranya dan menepuk pelan punggung putra bungsunya. Alvaro mendekap erat Arseno dalam pelukannya. Dapat Alvaro rasakan badan Arseno gemetar karena ketakutan
"Aku bisa urus mereka untuk sementara" ujar gadis itu
"Gue nggak butuh. Gue bisa urus anak-anak gue sendiri"
"Tapi, mereka butuh ibunya! Aku bisa gantiin-"
"Stop Alexis! Lo gak bisa dan gak akan pernah bisa gantiin Alle!"
"Tapi-"
"Lo gak lihat?! Anak-anak gue takut sama lo! Meski wajah lo sama dengan ibu mereka!!" Bentak Alvaro geram
"Tap-"
"Keluar!!!" Usir Alvaro
Setelah Alexis pergi Alvaro duduk di karpet dan mendudukan Arseno di pangkuannya
"Jangan nangis lagi sayang... Ada papi disini" hibur Alvaro
"Ke tempat mami yuk" ajak Alvaro pada ketiga anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...