Allecia duduk di ruang tv sambil mendengarkan resep masakan yang sedang di demonstrasikan di tv. Allecia melirik jam dinding di rumahnya dan segera berdiri untuk membuka pintu rumahnya. Benar saja tak sampai lima menit, suara-suara yang menggemaskan bagi Allecia terdengar di rumah itu
"Mami... Lihat-lihat" teriak Ardano girang
"Ada apa sayang?"
"Ardan menang lagi mi... Ardan juara satu"
"Oh ya? Coba mami lihat sini"
Allecia melihat lembaran kertas bukti anak sulungnya menang lomba memasukan bola ke dalam keranjang. Sejenis permainan basket untuk anak taman kanak-kanak. Meski baru berumur lima tahun Ardano memang sudah sangat sering memenangkan lomba
Tak lama datang dua anak laki-laki yang berperawakan sama dengan Ardano. Kedua adik kembar Ardano. Armano dan Arseno
"Mami... Arman menang juara dua" ujar Armano senang
"Lalu, Arsen juara berapa sayang?"
"Tiga mi..." Ujar Arsen
Allecia menatap sayang ketiga putranya. Dia memeluk ketiga putranya dan mencium dahi mereka bertiga satu per satu
"Anak-anak mami hebat-hebat. Ayo kita simpan ini dan kita tujukan pada papi nanti"
"Oke..."
Allecia mengajak ketiga anaknnya menuju ke kamar mereka dan menyimpan piagam itu di dalam album.
"Ayo, ganti baju dulu. Mami akan siapkan camilan untuk kalian"
"Mi, Ardan mau cookie"
"Jangan mi, Pizza aja..."
Allecia terkekeh melihat kedua putranya berebut mengidekan camilan mereka. Allecia menoleh pada Arseno dan mengusap puncak kepala anak itu
"Arsen mau apa sayang?" Tanya Allecia
"Gak ada mi. Arsen kan gak boleh makan camilan sembarangan..." Ujar Arseno dengan wajah sendu
Seketika perdebatan Ardano dan Armano berhenti
"Mami..." Ujar mereka berdua membuat Allecia dan Arseno kaget
"Apa sayang?"
"Buat jus saja mi..." Ujar Ardano
"Susu saja" usul Armano
Allecia terkekeh
"Smoothies?" Tawar Allecia dan ketiga anaknya langsung senyum sumringah
"Oke. Mami akan buatkan. Jeruk untuk Ardan, mangga untuk Arman, dan stroberi untuk Arsen"
"Thank you mami" ketiga anak itu berseru dan segera bubar ke lemari masing-masing untuk mengambil baju ganti
Sesuai janji, Allecia membuatkan ketiga anak itu smoothies kesukaan mereka. Allecia cukup bersyukur karena, Ardano dan Armano cukup pengertian pada keadaan adik mereka. Mereka tidak pernah merengek jika apa yang mereka minta tidak bisa mereka dapatkan
"Thank you mami" ucap Armano saat mengambil smoothies itu dari meja
Allecia tersenyum dan mengusap helaian rambut hitam putranya yang berwajah mirip dengan ayahnya. Bahkan kalau mereka berempat dibilang kembar, mungkin orang lain akan percaya jika umur mereka tidaklah terpaut jauh dengan ayahnya. Allecia menggelengkan kepalanya sejenak saat membayangkan hal aneh di kepala cantiknya
"Papi pulang..." Teriak Armano girang
Arnano langsung sibuk berlompatan di depan Alvaro meminta digendong dengan riangnya
"Berisik!!" Bentak Alvaro yang seketika membuat Armano terdiam
Bukan hanya Armano, tapi Ardano dan Arseno ikut terdiam takut pada ayahnya yang menyeramkan hari ini. Allecia sendiri kaget mendengar bentakan itu. Allecia segera keluar dari dapur dan melihat ketiga anaknya terdiam ketakutan, bahkan Arseno saja sudah menangis walau tidak bersuara. Alvaro masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu itu hingga menutup
"Ssstt... Jangan nangis sayang" hibur Allecia sambil memeluk ketiga putranya dengan sayang
"Papi... Hiks... Jahat..." Ucap Armano yang terisak kencang setelah Alvaro naik ke atas tadi
"Nggak kok. Papi nggak jahat. Mungkin papi lagi cape" ucap Allecia
"Kalian tidur siang dulu ya. Ayo sini sama mami" ajak Allecia
Allecia membawa ketiga putranya ke kamar mereka dan menidurkan mereka diranjang mereka masing-masing. Tak lupa Allecia memberikan kecupan di kening mereka
"Jangan nangis lagi ya sayang..." Hibur Allecia pada Arseno dan Armano
"Papi nggak marah kok sama kalian. Kan kalian juara lomba hari ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...