Alvaro kembali dengan ketiga anak kecil yang menggemaskan di dekatnya. Satu diantaranya digendong oleh Alvaro. Allecia masih membisu setelah mengatakan semua yang ingin dia ucapkan walaupun itu hanya sebatas ucapan saja. Hati Allecia tidak pernah berbohong kalau dia masih menginginkan keluarga Legiand sebagai bagian dari hidupnya tapi, dia sudah terlanjur kecewa dengan perlakuan mereka padanya. Oh! Jangan hitung Alexander, opa dan omanya! Karena mereka tidak masuk hitungan
"Miii...." Pekikan keras khas anak balita membuat Allecia menoleh ke arah pintu dan segera memasang senyum manisnya. Senyum tulus dari hatinya yang cukup menyentil semua anggota keluarga Legiand
Saat ini mereka baru tahu Allecia tidak pernah tersenyum tulus kepada siapa pun anggota keluarga Legiand disana. Mungkin dulu Alexander dan opa juga oma-nya pernah mendapatkan senyuman itu tapi, sejak Alexander memutuskan pergi ke luar negeri dan Allecia diusir keluar, senyum Allecia untuk mereka bertiga pun tidak pernah tulus dari hatinya
"Hei..." Sapa Allecia pada ketiga anaknya
Alvaro mendudukan Arseno yang tadi dia gendong ke pangkuan Allecia. Sementara Armano yang merengek terus, dia gendong dan dia dudukan di sisi kiri Allecia lalu, Ardano di sisi kanan Allecia
"Kanen mi..." Ujar Armano dan Arseno
Allecia tersenyum dan mencium ketiga anaknya dengan penuh sayang. Allecia tahu Ardano lebih pendiam dan jarang mengutarakan keinginannya. Karena itu, Allecia membiarkan saja Ardano tidak berucap apapun dan dia tetap memeluk putra sulungnya itu
"Beritahu mami, siapa yang belakangan ini nakal?" Tanya Allecia
Arseno langsung menunjuk kakaknya, yakni Armano. Sedangkan Ardano hanya diam dengan mata yang sesekali melirik Armano. Allecia menatap ke arah kirinya. Menatap Armano
"Arman nakal di rumah?" Tanya Allecia
"Sowy mami" ucap Armano
"Nakal pada siapa? Kenapa minta maafnya sama mami?"
Armano langsung memeluk Allecia erat. Dia takut ibunya marah. Allecia mengusap punggung putranya dengan perlahan
"Ayo minta maaf dulu sama yang kamu nakali" ajak Allecia
Armano melepaskan pelukannya dan beralih memeluk arseno adiknya
"Sowy Alcen" ujar Armano
"Anan natal agi ta!" Ujar Arseno
"Sudah? Sama siapa lagi?" Tanya Allecia saat Armano melepaskan pelukannya dari Arseno
Kali ini Armano menoleh menatap ayahnya yang tengah berdiri
"Pi sowy" ujar Armano
Karena iseng, Alvaro melipat tangannya di depan dada dan mendengus lalu, membuang muka menghadap ke arah lain. Sontak saja Armano langsung menangis keras dengan tangan direntangkan ke arah Alvaro seperti hendak menjangkaunya
"Papi sowy...." Ujarnya disela tangisnya
Tidak tega pada putranya, Alvaro menggendong Armano dan mencium pipi gembul anak itu sambil menepuk dan mengusap pelan punggung Armano
"Sowy papi" ujar Armano lagi
"Iya, papi maafin. Jangan nakal lagi ya!" Ujar Alvaro lembut
Alvaro mendudukan Armano yang sudah tenang di atas ranjang Allecia kembali
"Sudah? Atau ada lagi?" Tanya Allecia pada Armano
Armano memeluk lengan Allecia dan menatap ke arah Ardano. Allecia tahu, Armano agak takut pada kakaknya. Allecia mengusap kepala Ardano sambil tersenyum
"Alman... janan nakal agi!" Ujar Ardano pada Armano
Seketika itu senyum cerah muncul dari bibir Armano. Allecia tersenyum. Putra-putranya bertambah besar dalam sekejap mata. Rasanya baru beberapa hari yang lalu ketiga anaknya belajar berjalan
"Jagoan-jagoannya mami" puji Allecia pada ketiga anaknya
Seolah lupa ada keluarga lain disana yang melihat mereka, Allecia justru tanpa sengaja sudah menampar keras Agatha secara kasat mata. Allecia bisa begitu adil, dan tegas pada ketiga anaknya
"Ar, kalian jangan nakal-nakal sama papi lagi ya!" Ujar Allecia pada ketiga jagoannya
"Mami masih harus nginep disini. Kalian harus nurut kata opa, oma sama papi. Okey?"
"Ya mami" jawab Armano dan Arseno sementara Ardano hanya mengangguk kecil
'My little family back'
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...