Allecia mengerjapkan matanya pelan. Dia merasakan pusing kembali mendera kepalanya
"Sudah bangun, yang?" Suara penuh wibawa itu membuat Allecia menengok ke samping dan mendapati Alvaro sedang menatapnya
Allecia segera bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang itu
"Kamu dari tadi disitu?" Tanya Allecia
Alvaro tersenyum "ya, kira-kira sejak setengah jam yang lalu"
"Jam berapa sekarang?"
Alvaro melirik jam tangannya "jam lima sore" ujar Alvaro
Allecia mengangguk. Alvaro memeluk Allecia dengan sangat erat namun lembut, seolah memberitahu Allecia kalau dia masih berada disisi gadis kecilnya ini. Tangan besar Alvaro mengusap helaian rambut kekasihnya dengan perlahan
"Happy birthday sayang. Wish you all the best" bisik Alvaro
"Hm? Siapa yang ulang tahun?" Allecia melepaskan pelukan Alvaro dan menatap dengan heran
"Kamu"
"Aku?"
"Iya"
"Hari ini?"
"Iya"
Allecia mengangguk paham. Dia menatap ke arah jendela
'Perfect momment. Gak nyangka aku bakal benar-benar keluar dari keluarga itu pas saat aku umur tujuh belas tahun' pikir Allecia
"Yang?" Panggil Alvaro khawatir saat Allecia diam saja
"Hm?"
"Are you okey?"
"I'm fine. Aku mau mandi dulu"
Alvaro mengangguk dan tepat sebelum Allecia menuju ke kamar mandi, Alvaro kembali memanggil gadisnya itu
"Ya?"
"Mama, sudah siapkan dress buat kamu di lemari. Dipakai ya. Mama dan papa ada di bawah soalnya"
Allecia mengangguk, dia masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur kepalanya dengan air hangat
"Life must go on, Alle. Dan mulai sekarang nama lo cuma Allecia. Just Allecia" gumam Allecia menguatkan dirinya sendiri
Selesai mandi Allecia mengeringkan rambutnya dan segera memakai dress yang diberikan oleh ibunda Alvaro. Mini dress berwarna baby blue. Allecia memoles wajahnya dengan sedikit make up dan memaksakan senyum di wajahnya
"This is what you want Alle..." Ujar Allecia pada bayangannya di cermin
Allecia segera memakai sepatu heels miliknya dan turun ke bawah. Sementara di bawah sana, keluarga Alvaro sudah menunggunya dengan kue dan lilin
"Happy birthday Allecia" ujar mereka saat Allecia berada di ujung anak tangga
Allecia tersenyum
"Ayo tiup lilinnya" ajak Sandra
Allecia mengangguk. Dia berjalan mendekati Alvaro yang sedang memegang kue ulang tahunnya
"Jangan lupa make a wish sweety!" Ujar Sandra
Allecia menutup matanya
'Semoga ayah eh- tidak, maksudku keluarga Legiand mendapatkan kebahagiaan mereka. Dan semoga perbuatan aku ini dimaafkan oleh para malaikat dan Yang Kuasa. Semoga aku dan keluarga Dimitra bisa berbahagia' batin Allecia memohon doa
Allecia membuka matanya dan meniup lilin ulang tahunnya. Sandra langsung memeluk Allecia erat
"Happy sweet seventeen sweety" ujar Sandra
"Terima kasih mama"
"Happy birthday Alle" ujar Julio yang tak lain adalah ayah dari Alvaro
"Thanks pa"
Setelah acara kecil yang mereka buat, mereka memutuskan untuk memulai makan malam mereka. Allecia lebih banyak diam dan tersenyum saja mendengarkan perkataan kedua orang tua di depannya
"Sweety" panggil Sandra
"Iya ma"
"Maaf kalau mama agak menyinggung kamu. Tapi, sekarang kamu sudah bukan keluarga Legiand lagi, bagaimana kalau kamu menjadi bagian dari keluarga Dimitra?"
"Maksud mama?"
"Menikah sweety. Bagaimana kalau kamu menikah dengan Varo dan menjadi bagian dari keluarga Dimitra?"
Allecia menatap ketiga orang di depannya dengan terkejut
"Kamu masih tetap bisa sekolah selama dan setinggi yang kamu mau sayang" ujar Alvaro
"Allecia, kamu sudah kami anggap menantu kami, bahkan mama kamu ini sudah menganggap kamu anaknya. Lagi pula kamu sudah punya KTP sebentar lagi, biar kamu menikah lalu, masuk dalam kartu keluarga Alvaro"
Allecia mengiyakan apa yang dikatakan oleh Julio , meski hanya dalam hati. Dia hanya tidak mau merepotkan keluarga Dimitra karna ulahnya
"Kamu gak merepotkan siapa pun kalau itu yang kamu pikirkan sayang" ujar Alvaro saat melihat raut wajah Allecia
"Please, marry me and be mine" ujar Alvaro pada Allecia
Allecia mengangguk. Membuat Alvaro girang setengah mati. Alvaro langsung memeluk Allecia dan mencium kening gadis itu
"Alle, berikan surat yang ditanda tangani oleh bunda kamu ke papa. Biar papa suruh anak buah papa mengurus KTP dan kartu keluarga kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...