Wedding Day (Part 3)

9.6K 496 11
                                    

"Jaga ucapan anda Ibu Agatha. Setidaknya agar anda tidak malu!"

"Kenapa pula saya harus malu, kalau anda yang menikahkan anak anda dengan wanita murah sepertinya?"

"Oh ya? Maka, saya tanya pada anda, apakah anda tidak malu mengatakannya ketika wajah anak anda yang terhormat itu sama dengan menantu saya?"

Agatha tersentak, Alexis terdiam. Sedangkan Lucy menatap Sandra penuh rasa syukur

"Jangan sampai saya bongkar kenyataannya disini saat ini juga!" Ujar Sandra

"Ma" ujar Allecia

"Sudahlah" pinta Allecia

Allecia menarik lengan Sandra mencegah kedua orang di depannya berkelahi. Sandra mengalah, Agatha melangkah turun dari pelaminan. Allecia menunduk menahan Air matanya terjatuh. Alvaro langsung berdiri menutupi Allecia. Dia menyeka air mata gadisnya yang hampir turun

"Sudah jangan menangis okey. Ssstt..." Bisik Alvaro pada Allecia. Allecia mengangguk

Alvaro kembali berdiri di sebelah Allecia. Selesai menyalami para tamu, Alvaro meminjam mikrofon dari MC

"Maaf, tolong perhatiannya sebentar" ujar Alvaro

"Pertama saya mau mengucapkan terima kasih kepada para tamu yang sudah bersedia datang kesini. Lalu, yang kedua saya mau mengklarifikasi kebenaran dari pernikahan kami" ujar Alvaro

"Sebenarnya, kami atau lebih tepatnya keluarga Dimitra memang sudah berniat menikahkan saya dengan Allecia sesaat setelah saya memperkenalkan dia kepada keluarga saya. Berhubung saat itu Allecia baru berumur 14 tahun dan masih duduk di bangku SMP, maka kami menundanya sampai Allecia memiliki KTP. Dan keluarga Dimitra benar-benar menyiapkan semuanya sejak Allecia menginjak usia 16 tahun agar pernikahan ini tidak mengulur waktu. Dan tentu saja istri saya tidak tahu sama sekali tentang hal ini"

Alvaro menatap Allecia lembut "sorry for keeping this secret all the time from you" ujar Alvaro pelan

"Dan tiga bulan yang lalu, istri saya berulang tahun yang ke 17 dan saya melamarnya. Istri saya mengatakan iya, lalu, kami mulai dipingit sampai kemarin malam. Bahkan kamar istri saya di kunci dari luar oleh ibu saya agar saya tidak bisa bertemu dengannya. Jadi, berita tentang pernikahan ini begitu terburu-buru adalah bohong karna pada kenyataannya perencanaannya sudah sangat lama. Lalu, tentang istri saya hamil lebih dahulu juga tidak benar. Karna coba anda pikirkan lagi, setiap malam saya selalu meeting dengan kalian. Dan kalau dia memang hamil sejak awal kami berpacaran bukankah anak kami harusnya sudah besar?"

"Lalu, jika kalian beranggapan dia hamil sekitar beberapa bulan yang lalu, seperti yang saya katakan kami di pingit oleh ibu saya. Bagaimana kami bisa bertemu?"

Alvaro berdeham pelan

"Jika kalian bertanya dimana kedua orang tuanya dan keluarganya, maka jawaban saya dia sudah tidak memiliki keluarga selain keluarga Dimitra. Mungkin kalian punya pendapat sendiri? Terserah pada anda sekalian. Yang jelas, saya hanya meluruskan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan dan juga saya mengingatkan kepada semuanya untuk hati-hati dengan ucapan kalian. Because you're bad mouthing Dimitra's daughter in law, and of course my beloved wife!"

Alvaro merangkul Allecia dan memeluknya

"Thanks" bisik Allecia

"My, pleasure baby girl" ujar Alvaro dan setelahnya dia mencium kening Allecia penuh rasa sayang

Alvaro dan Allecia memandang para tamu mereka. Sesekali tatapan Allecia beradu dengan tatapan Alexis maupun ibunya. Dalam hati Allecia merasa sangat sakit

'Hope you guys always happy' batin Allecia

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang