Rumit

9.2K 518 0
                                    

Alvaro mengajak Allecia duduk di kursi tunggu. Sesekali Alvaro mengusap rambut Allecia. Alvaro melihat pasien terakhir keluar, dia mengajak Allecia berdiri dan masuk ke ruangan dokter itu tanpa permisi

"Maaf pak. Jadwal dokternya sudah habis" tegur suster pendamping

"Tante" panggil Alvaro

Wanita cantik berpakaian dokter itu menengok dan tersenyum manis

"Gak apa suster, dia keponakan saya" ujar dokter Tania pada susternya

Sang suster langsung mengangguk paham

"Kak Vale cuti tan?"

"Iya. Dia pergi sama suaminya ke luar kota. Kamu kenapa kesini?"

"Ini tan. Tolong obatin dia"

Dokter Tania melihat ke arah Allecia, sedang yang dilihat hanya memberikan senyuman manis pada sang dokter. Dokter Tania langsung mengajak Allecia duduk di atas ranjang pasien dan mulai mengobati luka-luka di wajah Allecia

"Nanti jangan makan kecap ya sayang, takutnya berbekas" ujar Tania

"Iya dokter"

"Pacarmu Varo?"

"Hn"

"Wah-wah, Varo kamu ini. Pacaran kok sama anak masih sekolah? SMP pula"

"Biar saja. Tante kepo"

"Sudah dikenalkan ke kak Sandra?"

"Belum. Nanti Varo bilang ke mama sama papa. Kalau dia sudah selesai UKK"

Dokter Tania menatap ke arah Allecia dan tersenyum manis. Dia melihat rambut Allecia yang agak berantakan

"Kamu dibully nak?"

"Nggak dokter. Saya gak dibully"

"Jangan panggil dokter, panggil tante saja biar akrab"

Allecia mengangguk

"Siapa nama kamu?"

"Alle dok-eh tante"

"Oh Alle..."

Alvaro menatap tantenya seolah meminta sang tante jangan bertanya yang aneh-aneh. Tapi justru malah membuat sang tante makin ingin bertanya

"Alle"

"Iya tante?"

"Kamu yang kata Alvaro, nimpuk dia pakai jaket ya?"

"Eh?"

Allecia melihat ke arah Alvaro. Tania tersenyum

"Kata Alvaro dia naksir sama gadis yang nimpuk dia pakai jaket, lalu dia bawa kamu kesini. Jadi, tante pikir mungkin kamu orangnya"

"I-iya tante"

Tania terkejut, tak urung tersenyum

"Alle"

"Iya tan?"

"Apa yang kamu suka dari Varo? Dia kan lebih tua dari kamu sekitar 7 tahunan"

"Kalau maksud tante, saya hanya mendekati kak Varo karna uang. Maaf tante, saya bukan gadis murahan yang suka ngeceng di pinggiran jalan"

Tania dan Alvaro terkejut mendengar perkataan Allecia

"Kak Varo baik, walau awalnya Alle sebel sama kak Varo. Tapi Alle bisa melihat sisi baik kak Varo. Itu yang bikin Alle nyaman di deket kak Varo. Bukan karna uang atau perusahaan besar Luzuar yang dia punya"

Tania menatap Alvaro seolah mengatakan 'kamu beritahu dia?'. Alvaro menggelengkan kepalanya. Dia sendiri juga kaget mendengar ucapan gadis yang baru sehari menjadi kekasihnya

"Maaf, bukanya Alle lancang. Pekerjaan Alle mengharuskan Alle melakukan itu. Sebenarnya, pak Roy menyuruh Alle mengawasi kakak. Tapi karna Alle lihat foto kakak, Alle jadi berbalik penasaran pada pak Roy. Jadi, Alle menyelidiki pak Roy dan sisanya seperti yang kakak tahu"

Allecia menatap kedua orang di depannya sekilas. Dia tahu sebagian besar orang tidak ingin privasinya terganggu. Allecia sadar akan hal itu

"Emm... Alle keluar dulu"

Allecia berlalu tanpa menunggu persetujuan dari Alvaro maupun Tania. Allecia berjalan membawa tas sekolahnya menuju ke kamar mandi

"Hhh..." Allecia menghela napas

"Rumit banget sih pacaran itu" gumam Allecia

Allecia mengeluarkan sisirnya dan menguncir ponytail rambutnya agar tidak terlihat terlalu berantakan. Setelah selesai Allecia memasukan kembali sisir ke dalam tas-nya dan segera keluar dari kamar mandi

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang