Tak butuh waktu lama sampai Alvaro mendengar suara mobil lain mendekat. Beberapa mobil berhenti di dekat mereka. Pria berpakaian stelan kemeja putih, celana bahan hitam, jas dan dasi hitam serta sarung tangan kulit, keluar dari dalam mobil-mobil tersebut dan menghampiri Alvaro dan Allecia
"Maaf tuan, apa mereka mengganggu anda?" Ujar salah satu dari mereka
Alvaro menatap ke arah pak Roy. Pak Roy memilih bungkam dan menunduk. Saat Alvaro kira pak Roy menyerah, salah seorang anak buah pak Roy justru menarik paksa tangan Allecia yang kebetulan memiliki memar dan mencengkram keras tangan Allecia
"Akkkh..." Jerit Allecia, tangannya terlepas dari Alvaro begitu juga badannya
Allecia menatap Alvaro dengan wajah penuh ketakutan, matanya berkaca-kaca. Bibirnya sesekali meringis perih
"Kak Varo.." Lirihnya
Alvaro geram melihat gadis yang dia sukai tersiksa begitu
"Tuan?" Ujar salah seorang pria berseragam pada Alvaro
Alvaro menganggukan kepalanya dan para pria itu segera melawan preman-preman suruhan Roy. Salah satu mereka berusaha menolong Allecia, begitu pula Alvaro
'Sakit!' Rintih Allecia dalam hati
Preman yang mencengkram Allecia sengaja menarik Allecia menjauh, berniat membawa pergi Allecia
'Kak Varo!' Panggil Allecia dalam hatinya
Entah kenapa hanya nama Alvaro yang terlintas di otak Allecia. Berkali-kali hatinya menjerit meminta Alvaro menolongnya
Buughh!
Pria yang mencengkram Allecia di pukul dari belakang oleh anak buah Alvaro. Allecia terlepas. Alvaro langsung menarik lembut tangan Allecia agar mendekat padanya. Tanpa babibu, Allecia melesakan wajahnya ke dada Alvaro. Alvaro sempat tersentak, namun dia segera memeluk Allecia dan mengusap pelan punggung Allecia
"Maaf! Maaf! Maaf!" Bisik Alvaro di telinga Allecia
"Hiks..." Allecia mulai terisak, kedua tangannya menarik bagian belakang jas Alvaro
Untuk pertama kalinya Alvaro merasa hatinya tercubit oleh sesuatu saat mendengar gadis di pelukannya menangis. Alvaro menggumamkan maaf terus menerus pada Allecia
"Tuan, mereka mau di apakan?"
"Patahkan tangannya! Patahkan tangan siapa pun orang yang sudah menyentuh gadisku!!!" Marah Alvaro
Alvaro menutupi telinga Allecia dengan tangannya agar Allecia tidak mendengar jerit orang yang diberi pelajaran oleh anak buah Alvaro. Setelah keadaan hening, Alvaro menggendong Allecia dan memasukan gadis itu ke dalam mobilnya
"Kau pergi ke mobilku dan jaga dia baik-baik!" Tunjuk Alvaro pada salah satu anak buahnya
"Baik tuan"
Alvaro menghampiri Roy dengan wajah bengis dan dingin. Ditariknya kerah baju Roy
"Ini akibatnya jika anda berani melawan saya! Dan mulai hari ini, tidak ada lagi penyokongan dana untuk kantor anda!!!"
Alvaro menghempaskan Roy dengan keras, lalu berbalik kembali menuju mobilnya
"Bawa mobilnya" perintah Alvaro
"Baik tuan"
Alvaro membuka pintu belakang dan duduk di kursi penumpang dengan Allecia yang masih terisak sedikit. Bahu Allecia masih gemetaran
"Sudah jangan takut lagi. Kamu aman sekarang" ujar Alvaro sambil mengusap punggung Allecia
"Terima kasih banyak" ujar Allecia
"Bukan masalah"
Alvaro menaikan lengan jaket yang dipakai Allecia, dia melihat luka memar Allecia yang memerah
"Apa masih sakit?"
"Sedikit"
Alvaro mengambil kotak obat di bagian depan mobilnya dan mencari salep untuk luka memar
"Tahan sebentar ya" ujar Alvaro
Alvaro mengoles sekaligus memijat memar di lengan Allecia. Membuat Allecia meringis perih. Alvaro menenangkan Allecia
"Saya antar pulang"
"Hn, terima kasih sudah menolong"
"Berhenti dari pekerjaan kamu itu. Pekerjaan itu terlalu berbahaya"
"K-kak Varo tahu?"
"Hanya pernah mendengar. Saya gak nyangka kalau betulan ada yang seperti ini. Tapi, pekerjaan ini terlalu berbahaya buat kamu. Untung hari ini kamu bertemu saya. Kalau lain hari belum tentu kamu seberuntung sekarang"
Allecia mengangguk
"Terima kasih kak Varo. Akan aku pikirkan ucapan kakak tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...