Forgive

9.8K 487 9
                                    

Alvaro menunda semua pertemuannya dan segera berangkat menuju rumah sakit, setelah dia memecat sekretarisnya. Langkah kaki Alvaro terdengar sangat cepat di sepanjang koridor rumah sakit itu. Saat Alvaro sampai dan membuka pintu kamar rawat Allecia, disana sudah ada ibu, nenek, dan kakak sepupunya tengah menunggui Allecia

"Varo..."

Semua orang di ruangan itu menoleh dan mendapati Alvaro tengah berdiri di dekat pintu dengan napas yang masih memburu. Alvaro berjalan mendekati Allecia dan memeluk gadis itu dengan erat

"Varo?" Tanya Allecia heran

Allecia merasakan bahu Alvaro sedikit bergetar. Allecia mengusap punggung suaminya dan meminta mertua, nenek dan kakak iparnya untuk keluar sebentar

"Sayang..." Panggil Allecia dengan lembut saat semua orang sudah keluar dari kamar itu dan hanya menyisahkan dia dengan Alvaro

"Sudah dong... Aku gak apa-apa kok"

Alvaro menjauhkan dirinya. Allecia menarik Alvaro untuk duduk di tepi ranjang yang ia pakai. Tangannya menangkup pipi Alvaro dan mengusap air mata suaminya yang mengalir di kedua pipi sang suami

"Aku gak apa. Cuma luka kecil. Jangan nangis dong..."

Alvaro mengangguk. Dia mencium kening Allecia dengan hati-hati

"Mana yang sakit? Kasih tahu aku" ujar Alvaro dengan suara seraknya

Allecia menggeleng pelan

"Gak ada. Kak Vale tadi kasih tahu aku. Cuma ada luka di lengan kanan atas dan lengan kiri bawah yang harus dijahit. Dahi, leher, bahu, pinggang, lengan kiri atas, lengan kanan bawah, pipi, dan paha aku cuma luka gores sedikit aja"

Alvaro menggeram kesal begitu dia mendengar letak luka Allecia yang begitu banyak

"Aku gak apa sayang. Jangan marah lagi!" Ujar Allecia. Tangannya mengusap pipi Alvaro dengan lembut

Alvaro memeluk Allecia dengan lembut

"Oh iya..." Ujar Allecia sambil melepaskan pelukannya

"Katanya kamu punya istri muda?"

"Hah?" Mata Alvaro melebar sejenak sebelum dia mengernyit heran

"Siapa yang bilang?" Tanya Alvaro

"Hmm... Tante cantik dan seksi yang ada di kantor kamu itu loh. Yang kalau pakai baju ketat-ketat udah kayak kekurangan bahan"

Alvaro mengerjap kaget

"Bohong!" Sergah Alvaro dengan cepat

"Masa sih? Bukannya bener ya?"

"Kamu gak percaya sama aku sayang? Aku cuma nikah sama kamu doang. Gak ada yang lain"

Allecia diam saja tidak menjawab. Seketika itu Alvaro tambah panik dan mulai mengucapkan berbagai sumpah di depan Allecia

"Pftt..." Allecia terkekeh

Allecia menutup bibir Alvaro dengan tangannya

"Aku percaya kok..."

"?" Alvaro memberikan tatapan penuh pertanyaan pada Allecia

Mau tidak mau Allecia terbahak sejenak sebelum meringis perih karena luka gores di pipi dan pinggangnya

"Jangan tertawa! Sakit kan itu" omel Alvaro

Allecia memeluk Alvaro dan mencium pipinya

"Aku percaya sama kamu. Kalau kamu memang niat, buat apa kamu nikahin aku. Dia kan kerja di tempatmu sudah lama. Kalau kamu memang niat, kamu sudah nikah sama dia. Bukan sama aku"

Allecia melepaskan pelukannya setelah dia berbisik di telinga Alvaro

"Boleh ya?" Pinta Allecia dengan wajah memelas

"Aku tanya kak Vale dulu. Kalau boleh, kita pulang"

Allecia mengangguk. Alvaro keluar dan menemui Valencia, lalu segera kembali ke tempat gadisnya

"Boleh?"

Alvaro mengangguk

"Yeay!!"

"Tapi, tunggu disini dulu. Joe sedang membawakan baju dari rumah"

Allecia mengangguk. Gak lama setelahnya pintu kamar Allecia diketuk. Alvaro keluar dan kembali dengan kantung berisi pakaian Allecia. Dengan semangat Allecia mengganti pakaiannya. Alvaro menggandeng Allecia masuk ke mobilnya

"Yang" panggil Allecia

"Kamu jangan pecat tante maksudku sekretaris kamu ya"

"Kenapa?"

"Kasihan kan dia, kalau kamu pecat. Nanti dia kerja dimana?"

Alvaro diam tidak menjawab

"Yang..."

"Sayang..."

"Sayangku yang gantengggg bangettt"

Alvaro menoleh sementara supirnya dan Joe tersenyum kecil mendengar rengekan Allecia

"Maafin dia ya..."

"Hn"

"Jangan di pecat!"

"Hn"

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang