"Aden. Makan dulu den" panggil Bi Wati dari luar
Alex membuka pintunya dan menatap bi Wati datar
"Ada siapa di rumah?"
"Cuma non Lexie den. Tuan sama nyonya pergi ke luar kota dan kembali lima hari lagi"
Alex mengangguk dan menyuruh bi Wati pergi. Alex segera turun dan makan bersama Lexie di meja makan dengan tenang
"Lexie" panggil Alex saat Lexie selesai memakan makanan terakhirnya
"Iya kak?"
"Kamu bohong ke ayah dan bunda kan?"
"Maksud kakak?"
"Sudah berapa tahun sejak Allecia diusir keluar oleh bunda?"
"Hah?"
"Jawab aja"
"Em... Sekitar tiga tahun. Kakak pergi dua tahun kemudian Al melakukan kesalahan dan bunda mengusirnya"
"Oh.. 'Kesalahan' yang kamu maksud itu kamu yang bilang ke bunda kan?"
"Emm.. I-itu"
"Kenapa gugup gitu? Kamu bohong ya sama bunda dan ayah?"
"A-a-apaan sih kak? Aneh banget kakak nanya kayak gini ke Lexie"
Lexie segera menenggak air putih di gelasnya sampai tandas
"Lexie ke kamar dulu"
Alex diam saja. Alex masih duduk di kursinya menatap ponselnya sejenak dan mengirimkan pesan singkat ke Alvaro
"Bi. Aku ke rumah Varo. Pintu kunci aja. Aku tinggal disana sampe bunda pulang"
"Ba-baik den"
Alex naik ke atas memasukan beberapa helai bajunya ke dalam ransel dan segera berangkat menuju rumah Alvaro
...
"Tumben"
"Lagi bete di rumah"
Alex mendudukan dirinya di kursi
"Ada yang aneh disini. Kenapa lo?"
"Adik gue diusir keluar sama bunda"
"Hah? Adik lo? Maksud lo yang dulu itu?"
"Iya, adik gue yang itu. Allecia"
"Di tempat oma lo gak ada?"
"Gak ada"
"Terus dia kemana?"
"Entahlah gue juga gak tahu"
"Coba tanya sama opa dan oma lo sekali lagi"
Alexander mengangguk. Dia menghubungi omanya kembali dan bertanya dimana Allecia sekarang. Disinilah Alexander sekarang, di depan sebuah apartemen di daerah Kosambi Baru. Alexander ditemani oleh Alvaro memasuki kantor pengurus apartemen itu.
"Ada yang bisa saya bantu?" Ujar pegawai apartement itu
"Iya bu, saya mau mencari apartemen seseorang, namanya Allecia Marvello Legiand. Saya lupa nomor apartemennya bu"
"Oh nak Allecia, dia sudah pindah pak. Apartementnya sudah dijual"
"Dijual? Lalu, dia pindah kemana?"
"Beliau tidak bilang pak"
"Oh baiklah kalau begitu, kami permisi"
Alexander dan Alvaro pergi dari kantor pengurus
"Kalau disini dijual lantas kemana adik gue?"
"Tenang aja Lex, gue bakal bantu lo cari adik lo"
"Thanks"
"Udah yuk cabut"
Alexander mengangguk. Alexander masuk ke mobil Alvaro. Disisi lain Allecia kini sedang bersembunyi di balik tembok saat dia melihat Alexander ada di depannya. Allecia baru saja pulang dari minimarket dan tepat sebelum kakaknya keluar dari kantor pengurus, Allecia lari dan bersembunyi
"Maafin Al kak" gumam Allecia
Allecia pergi ke kantor pengurus
"Nak Allecia, tadi ada yang mencari"
"Lalu, ibu bilang apa?"
"Saya bilang nak Allecia pindah dan apartementnya sudah dijual"
"Mereka percaya?"
"Iya, mereka percaya dan segera pergi"
"Terima kasih ya bu. Saya permisi"
"Iya nak, sama-sama"
Allecia berlari naik ke apartementnya. Mengunci pintu dan menatap sekilas foto dirinya dan kakaknya. Senyuman kecil muncul di bibir Allecia
"Maaf, kak. Allecia belum siap bertemu kakak"
"Al takut, kakak akan membenci Al seperti bunda dan ayah"
"Al gak mau kakak juga membenci Al"
"Maaf..."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...