Allecia sedang menikmati akhir pekan bersama keluarga kecilnya. Mereka memutuskan menonton film yang dikhususkan untuk anak-anak. Allecia dan Alvaro memang mengajak ketiga putra mereka untuk menonton film dan makan siang di luar. Arseno yang kemarin sempat demam hari ininjuga sudah kembali bersemangat. Bungsu dari kembar tiga itu memang kerap kali membuat jantung kedua orang tuanya berdegup cepat karena khawatir tapi, setidaknya kini kekhawatiran mereka sedikit berkurang
"Mi.." Panggil Arseno membuat Allecia menunduk
"Apa sayang?"
"Arsen pingin main tapi, Arsen takut" ucap anak itu
Allecia tersenyum. Memang mereka berdua sedang duduk sambil menunggu Alvaro juga Ardano dan Armano bermain di arena permainan yang ada di mall itu sambil menunggu fim mereka beberapa menit lagi
"Arsen mau main? Nanti mami beritahu papi, biar papi temani Arsen"
Arseno menggelengkan kepalanya. "Arsen takut" ucap anak itu
Allecia mengusap rambut putra bungsunya. Dia memang tidak pernah memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu. Jika anaknya ingin, maka Allecia akan mengizinkannya asal itu terjamin keamanannya. Jika anaknya tidak ingin, maka Allecia tidak akan memaksa mereka. Allecia melihat Arseno sebenarnya ingin bermain permainan itu tapi, seperti kata anak itu. Dia takut akan ketinggian dan sepertinya baik Allecia maupun Alvaro harus berjuang untuk menghilangkannya
"Dek, kenapa?" Tanya Alvaro saat dia kembali dari permainan itu
Arseno menggeleng. Dia menyesap jus yang diberikan ibunya tadi. Armano dan Ardano yang hendak minum pun jadi ikut berhenti dan menatap ke arah adik mereka
"Arsen mau main itu?" Tanya Armano
"Eh..." Arseno terkaget. Memang terkadang mereka bertiga bisa saling memahami satu sama lain. Mungkin ikatan batin yang dimiliki anak kembar memang lebih kuat
Alvaro mengernyit heran. Ardano duduk di samping Arseno dan menyesap jus milik adiknya membuat Arseno menggerutu kesal
"Ih! Kakak! Punya Arsen ini" omel Arseno
"Minta dek dikit. Pelit amat sih" ujar Ardano
Arseno baru saja akan membalas tapi, Ardano keburu berucap
"Nanti abis nonton kakak temenin main itu sama papi. Nggak serem kok, seru malah"
Arseno terdiam dan tersenyum sebelum menganggukan kepalanya. Allecia dan Alvaro tersenyum melihat ketiga putranya yang sangat akur. Mereka makin mengerti kalau Armano dan Ardano memiliki cara mereka sendiri dalam menyayangi adiknya
"Ayo nonton. Tapi kalian ke kamar mandi dulu, biar nanti gak usah keluar-keluar pas nonton" ajak Alvaro
Alvaro menggiring ketiga putranya ke toilet sementara Allecia duduk di kursi yang sama sambil memainkan ponselnya, sampai seseorang duduk di sisinya
"Hei, calon mantan istri Al" ucap orang itu membuat Allecia menoleh
"Hai Nat. Ngapain disini?" Tanya Allecia berusaha ramah
"Mau ngeliat suami gue lah"
Allecia menggelengkan kepalanya. Dia merasa perempuan di depannya sedikit tidak waras. Natasha justru malah mengoceh panjang lebar tentang masa lalunya dengan Alvaro yang ternyata dulunya adalah sepasang kekasih
"Sudah ceritanya?" Tanya Allecia dengan dingin
"Tentu belum"
"Bisa dipercepat? Saya mulai bosan dengan cerita anda. Terlebih ketika anda yang dengan sendirinya melepaskan suami saya karena pria tua yang kaya raya"
Kesal dengan sindiran Allecia, Natasha memecahkan gelas jus yang kosong hingga semua mata pengunjung menatapnya. Allecia sendiri hanya diam saja dan melihat ke arah perempuan itu
"Maaf tersenggol" ucap Natasha sambil membayar ganti rugi pada pelayan salah satu stan yang memiliki gelas itu
"Oh iya, gak apa bu. Ibunya silahkan pindah dulu. Biar saya rapikan dulu gelasnya" ucap si pelayan
Allecia berdiri dan saat itulah Natasha berjalan dan dengan sengaja menyenggol Allecia. Allecia refleks bertumpu dengan tangannya saat dia terhuyung. Dan pecahan gelas itu menancap di telapak tangannya
"Itu baru awal. Lepasin Alvaro dan lo bakal aman" ucap Natasha berbisik
Natasha berjalan menjauh. Dan saat itu tangan kekar seseorang mencekalnya. Bahkan dengan cepat tangan itu menggores lengan Natasha menggunakan sebuah garpu
"Aw...." Ringis Natasha
"Gue udah peringatkan lo untuk jangan mengusik keluarga gue"
Natasha mendongak dan mendapati wajah tampan itu tengah menahan amarah dan menatap tajam dirinya. Seketika itu badan Natasha tersentak kaku dan mulai bergetar dengan sendirinya
"A-A-Al"
"Ini baru balasan kecil. Kalau lo masih mengusik keluarga gue, gue nggak akan segan-segan lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...