"Kita ke tempat mami yuk" ajak Alvaro pada ketiga anaknya. Ketiga anak itu mengangguk dengan antusias. Alvaro menyuruh pembantunya membawakan kereta bayi dan meletakan kereta bayi itu di mobil
Alvaro dan Atnan juga Rudi, menggendong ketiga anak itu dan mendudukan mereka di kursi bayi yang ada di mobil Alvaro. Kecuali Arseno yang masih sedikit sesenggukan. Alvaro menggendong putranya itu dan menepuk pelan punggung putranya, sesekali dia mencium pipi Arseno
"Jangan nangis lagi sayang... Ada papi disini. Jangan takut" hibur Alvaro
Sekitar dua puluh menit perjalanan, mereka sampai di rumah sakit itu. Atnan menurunkan kereta bayi itu dari bagasi, sementara Alvaro menggendong satu per satu anaknya untuk dia dudukan di kereta bayi itu
"Pi.. Mi ana?" Tanya Ardano
"Ada disini sayang. Sebentar lagi kita ketemu mami. Tapi janji sama papi kalian nggak boleh cengeng ya..."
"Nji..." Ujar mereka bertiga
Alvaro mendorong kereta bayi itu menuju kamar Allecia. Matanya terpejam erat, berharap istrinya sudah sadar dari koma dan menyambut dirinya juga anak mereka. Alvaro melangkahkan kakinya dengan tenang di sepanjang lorong rumah sakit sampai ke kamar Allecia. Alvaro membuka pintu kamar itu dan menemukan papa dan mamanya disana bersama dengan Varell
"Eh, ada si kembar" ujar Sandra
Sandra mengambil Armano dan menggendongnya dengan senyum di wajahnya
"Ma... Mi ana?" Tanya Armano
"Mami lagi tidur sayang, jangan diganggu ya"
Armano menurut dan bermanja di pangkuan neneknya sementara Ardano berjalan sambil memegang jari telunjuk Alvaro dan Arseno masih dalam dekapan Alvaro
"Ardan cucu opa... Sini sama opa" ujar Julio dan dengan cepat Ardano melompat ke pangkuan opanya
Alvaro memilih menggendong Arseno ke tempat Allecia. Dia berdiri di sebelah ranjang Allecia
"Pi.. Mi.. Apa?" Tanya Arseno
"Mami lagi tidur sayang. Mami sakit jadi, harus tidur disini dulu"
"Ndak uang?"
Alvaro tersenyum kecil. "Belum boleh sayang. Nanti kalau mami sudah bangun mami baru boleh pulang"
Arseno menatap Allecia dan mengulurkan tangan kecilnya ke arah Allecia. Berusaha menggapai ibunya yang tengah terpejam
"Mi... Anun... Anan bobo..." Ujarnya
Alvaro mengarahkan pandangannya ke atas guna menahan air matanya. Hatinya perih dan sesak melihat Allecia terbaring lemah dan pucat seperti itu
"Saya pulang dulu Julio. Kalau ada perkembangan tolong kabari saya" ucapan Varell masuk ke pendengaran Alvaro dan tak lama pintu kamar Allecia tertutup
"Ngapain dia kesini pa?" Tanya Alvaro
"Hush! Dia itu mertua kamu loh" tegur Sandra
"Mantan ma. Kan istrinya yang menyetujui hal bodoh itu"
Julio menepuk pundak Alvaro pelan. "Istrinya, kan? Bukan dia"
"Maksud papa?"
Julio tersenyum dan menarik napasnya sejenak. "Sewaktu Allecia ulang tahun, keesokan harinya dia datang ke rumah"
"Ngapain?"
"Menanyakan hubungan kalian. Papa beritahu dia dan dia terlihat sangat senang. Dia bahkan berterima kasih pada papa dan mama. Dia bilang "syukurlah putriku menemukan orang-orang yang sangat menyayanginya. Tolong jaga dia untukku. Kesalahanku sudah terlalu banyak padanya." Lalu, dia juga bercerita kalau dia sebenarnya tidak tahu menahu soal Agatha yang pilih kasih pada Allecia karena dia selalu keluar kota. Pertama kali dia tahu dari pengusiran Allecia dari kamarnya sampai dia tidur di kamar pembantu, lalu juga saat pengambilan raport saat kelulusan kamu dan Alex. Dia juga bilang dia baru tahu alasan Allecia terlihat sangat jauh dari mereka bahkan tergolong takut padanya"
Alvaro diam dan mendengarkan dengan baik ucapan Julio. Setidaknya Alvaro bisa mengambil kesimpulan kalau Varell sebenarnya menyayangi Allecia. Alvaro mengangguk
"Arsen kenapa nempel banget sama kamu?" Tanya Sandra
"Tadi Alexis ke rumah terus, dia menggendong paksa Arsen sampai Arsen menjerit-jerit"
"Kalau Varell mendengar dia pasti akan memarahi Alexis"
Alvaro hanya mengangguk, bibirnya sibuk menciumi puncak kepala Arseno. Dia masih berusaha menenangkan putra bungsunya dari ketakutan yang dirasakan oleh anak itu
"Besok-besok kalau dia kesini lagi, jangan suruh duduk disini doang pa" ucap Alvaro. Julio dan Sandra terkejut dengan ucapan putra mereka. Memang sejak tadi, mereka tidak berani mengizinkan Varell untuk berada di dekat Allecia karena, mereka merasa tidak berhak memberikan izin. Dan Varell sendiri cukup memahami posisinya saat ini jadi, Varell menahan dirinya untuk menemui putrinya
"Memang boleh?"
"Kenapa nggak? Kalau dia memang segitu sayangnya sama Alle. Biarkan saja, siapa tahu dengan Alle tahu banyak yang menyayanginya dia akan cepat sadar"
Julio dan Sandra mengangguk. Mereka menemani cucu-cucu mereka sementara Alvaro menemani Allecia di sisinya. Alvaro mengusap punggung tangan istrinya perlahan dan mengecupnya dengan lembut
"Cepatlah bangun sayang, banyak yang menyayangimu. Kamu tahu? Ayah tadi kesini. Dan dia membawa banyak rahasia juga kasih sayangnya untuk kamu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...