Bali (1)

7.5K 320 2
                                    

Allecia menatap ketiga putranya yang sedang sibuk bermain pasir pantai di dekat hotel mereka. Alvaro memang memilih hotel yang berada dekat dengan pantai. Alvaro sendiri sedang memesan beberapa jus untuk dirinya dan keluarga kecilnya. Alvaro segera bergegas kembali ke tempat istrinya setelah dia selesai memesan. Alvaro meminta Allecia bergeser sedikit dari tempatnya duduk sekarang

"Nggak muat sayang... Ini tuh kursi pantainya kecil. Yang ada patah nanti" ujar Allecia saat Alvaro hendak membaringkan badannya di kursi pantai yang sama dengan Allecia

"Yah..."Alvaro mengalah dan memilih duduk di atas pasir tepat di samping kursi pantai istrinya

Allecia bangkit dari posisinya menjadi duduk di kursi itu dengan kaki menjuntai di pasir

"Sini, duduk di sebelah aku" ajak Allecia

Tentu saja dengan semangat Alvaro duduk di sebelah istrinya. Allecia menyandarkan kepalanya di bahu kanan suaminya, tangannya melingkar di perut six pack suaminya dengan manja. Bahkan kini Allecia menempelkan hidungnya ke tulang selangka suaminya

"Geli yang..." Ujar Alvaro

Allecia terkekeh. "Bentar aja, mumpung anak-anak masih main pasir" pinta Allecia yang tentu saja tidak pernah bisa ditolak oleh Alvaro

"Yang" panggil Allecia

"Hm?" Alvaro menjawab sambil memainkan helaian rambut Allecia

"Kok belakangan ini 'simpanan' kamu gak pernah muncul lagi ya?"

Alvaro mengernyit tidak suka mendengar pertanyaan istrinya, terlebih Allecia masih menyinggungnya dengan kata simpanan

"Sudah aku bilang aku tuh nggak punya simpanan sayang... Lagian bagus juga dia hilang nggak ketemu-ketemu jadi, dia nggak bisa gangguin kita lagi"

Allecia langsung menjauhkan badannya dari Alvaro

"Hilang? Natasha hilang?" Tanya Allecia kaget

Alvaro menganggukan kepalanya pelan

"Kemarin polisi datang karena mencari tahu tentang dia. Kebetulan terakhir kali dia terlihat bersama aku" Alvaro merasakan pelukan di perutnya mengerat

"Aku waktu itu cuma mau menegaskan dia biar nggak gangguin kita lagi" ucap Alvaro menjelaskan dengan cepat saat wajah Allecia berubah

"Oh... Kirain..." Ujar Allecia sambil bersandar kembali ke bahu suaminya

Alvaro menghembuskan napas lega. Dia takut Allecia salah sangka dan kembali marah padanya. Alvaro meletakan kepalanya di atas kepala sang istri tangannya masih mengusap rambut panjang istrinya

"Mami... Papi..." Panggil Armano dan Arseno

"Hm? Ada apa sayang?" Tanya Allecia pada ketiga anaknya

"Kita lapar. Makan siang yuk mi, pi" ucap Armano

Allecia dan Alvaro mengangguk. Mereka berlima memutuskan kembali ke hotel dan makan di restoran hotel. Ketiga anak itu makan dengan lahap dan setelahnya mereka segera kembali ke kamar mereka untuk tidur siang. Tentu saja setelah mereka mengganti pakaian mereka

"Arsen, sini dulu nak" panggil Allecia

Arseno menghampiri ibunya. Allecia memberikan Arseno vitamin. Arseno meminum vitamin yang sudah sejak dulu selalu dia minum setiap harinya, hanya dia, kedua kakaknya tidak meminum vitamin itu

"Arsen tidur ya mi..." Ucap Arseno

Allecia mengangguk. "Mimpi indah sayang" ucap Allecia

Hanya butuh waktu lima menit dan ketiga anak itu sudah terlelap dengan pulas. Allecia dan Alvaro hanya tersenyum geli melihatnya

"Ke kamar kita yuk" ajak Alvaro

Allecia mengangguk. Kamar yang dipesan Alvaro memang kamar dengan tipe family room. Jadi, kamar itu memiliki ruang tamu dan dua buah kamar tidur lengkap dengan kamar mandi di setiap kamar. Allecia dan Alvaro memasuki kamar mereka dan Alvaro mengunci pintu kamar itu

"Hmm... Ada maunya pasti" ucap Allecia saat melihat suaminya mengunci pintu kamar mereka

Alvaro hanya tersenyum. Dia berjalan mendekat dan menarik pelan tangan Allecia dengan tangan kirinya. Tangan kanan Alvaro menarik tengkuk istrinya dan dia menyesap bibir manis milik sang istri

.......

Duk! Duk! Duk!

"Mami!! Papi!!!" Teriak Arseno dengan keras di depan kamar orang tuanya sambil mengetuk-ketuk pintu kamar itu

Alvaro dan Allecia langsung bangun dari tempat tidur mereka dan memakai pakaian mereka dengan cepat. Alvaro membuka pintu kamarnya dan menunduk menatap putra bungsunya

"Kenapa Sen?" Tanya Alvaro lantaran wajah putranya basah karena air mata

"Kakak... Kak Ardan jatuh, kepalanya berdarah"

Alvaro langsung menggeser badan Arseno dan dia berlari ke kamar anak-anaknya

"Ardan"

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang