"Sayang..."
Alvaro memasuki rumahnya dengan sangat senang. Dahinya mengernyit saat tidak mendengar jawaban Allecia. Alvaro berjalan menuju dapur dan tidak menemukan istrinya disana. Dengan segera Alvaro menaiki tangga dan membuka pintu kamarnya
Alvaro mendesah lega. Dia sudah takut terjadi sesuatu pada istrinya, namun kenyataannya, Allecia tengah tertidur di ranjang mereka. Alvaro meletakan tasnya di sofa dan dia segera mendekati istrinya
"Sayang..." Alvaro membelai pipi Allecia dengan lembut
Allecia mengernyit dan membuka matanya
"Sudah pulang?" Tanyanya dengan suara serak
Alvaro mengangguk dan membantu Allecia untuk duduk. Dia juga memberikan Allecia segelas air
"Thanks" Alvaro tersenyum mendengar ucapan istrinya
"Hari ini kita ke rumah papa yuk" tawar Alvaro
Allecia mengangguk
"Aku mandi dulu. Nanti kita berangkat"
"Okey"
Alvaro segera memasuki kamar mandi dan keluar setelah sekitar sepuluh menit dia disana. Allecia juga membersihkan dirinya di kamar mandi bawah
"Kenapa mandi di bawah?" Tanya Alvaro saat dia kembali ke kamar mereka
"Biar cepat"
Alvaro hanya menggeleng. Alvaro menuntun Allecia perlahan menuju mobil mereka. Dan begitu mereka sampai di rumah sang ibu seperti biasa Sandra akan menyambutnya dengan senyum sumringah di wajahnya
"Terkadang aku iri dengan istriku sendiri..." Gumam Alvaro dan disambut tawa geli ayahnya
"Lihatlah pa, mama lupa kalau aku juga pulang... Dia langsung menarik Alle ke dalam dan melupakan Varo"
"Jangan merajuk begitu!"
Alvaro mengangguk
"Oh iya pa, kiriman Varo sudah sampai?"
Julio mengangguk
"Sudah tadi siang. Itu buat Alle?"
Alvaro mengangguk
"Varo sudah janji akan belikan untuk Alle"
"Lalu, kamu jadi membiarkan Alle tinggal disini?"
Gantian kini Alvaro mengangguk
"Varo dan Alle pulang kesini sampai anak-anak lahir... Kasian kalau Alle sendirian di rumah"
"Iya papa, ngerti. Lagi pula mama kamu seneng banget tuh, anak perempuannya pulang"
Alvaro terkekeh. Dia berjalan beriringan dengan Julio dan memilih duduk di sofa
"Papi..." Rengek Allecia
Alvaro menoleh dan menghampiri istrinya
"Kenapa sayang?"
"Pengen ice cream"
"Biar aku lihat dulu di kulkas"
Allecia mengangguk paham. Alvaro segera membuka kulkas dan mengambil sekotak ice cream untuk Allecia
"Thanks"
"Sama-sama, mami yang cantik..."
Allecia memakan Ice cream di tangannya. Telinganya mendengar gonggongan kecil dari taman belakang. Rasa penasaran membuat Allecia menatap ke arah Alvaro
"Pi, papi denger suara anjing gak?"
"Hm? Nggak kok"
"Ada tahu.."
"Masa sih?"
"Beneran"
"Perasaan kamu aja kali"
Allecia mengangguk. Dia kembali memakan camilan di tangannya. Alvaro tersenyum kecil
"Sayang..."
"Hm?"
"Aku punya hadiah buat kamu"
"Mana?"
Bukannya menjawab, Alvaro justru menarik Ice cream di tangan Allecia dan meletakannya di meja. Alvaro menuntun Allecia ke taman belakang
"Yang... Itu buat aku?"
Alvaro mengangguk "iya"
Allecia segera menghampiri hadiahnya. Seekor anak anjing berwarna putih. Allecia mengelus sayang anjing itu
"Thank you..."
"Kan aku sudah janji sama kamu. Makanya aku beliin"
"Kenapa ditaruh disini?"
"Karena kita pindah ke sini sampai anak-anak lahir"
Allecia mengangguk paham
"Siapa namanya?" Tanya Alvaro
"Loh? Bukannya dia sudah punya nama? Biasanya dari pet shop-nya sudah dikasih nama dan akta lahir kan?"
Alvaro mengangguk
"Siapa tahu kamu mau mengganti namanya"
Allecia menggeleng
"Siapa namanya?" Tanya Allecia
"Christove Colombus Jacob"
"Woah... Keren bener namanya"
"Panggilannya terserah kamu"
"Jacob? Eh jangan... Diakan bukan serigala... Christove aja deh"
"Oke. Namanya Christove"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...