Akhirnya Allecia ditinggalkan oleh Alvaro di rumahnya bersama dengan sang ibu. Alvaro tersenyum kecil mengingat bagaimana wajah Allecia saat ibunya menyuruh Allecia memanggilnya mama
"Alle" panggil Alvaro
Allecia yang saat itu sedang di dapur dengan Sandra pun menoleh dan berlari ke arah Alvaro dengan sepotong kue kering di tangannya
"Cobain deh kak" pinta Allecia
"Enak" ujar Alvaro saat dia memakan kue itu
"Yeay!" Allecia menjerit senang
Sandra menggeleng pelan. Allecia segera kembali dan membantu Sandra merapikan wadah kotor bekas mereka pakai
"Alle, bantu mama buat makan malam ya?"
"Oke ma"
"Alle makan malam disini ya?"
Allecia mengangguk. Sandra memanggil pembantunya untuk membantu mereka memasak. Sedangkan Alvaro diusir oleh ibunya ke atas untuk mandi. Pukul tujuh malam makan malam sudah tersaji di meja. Allecia juga sudah mandi. Jangan tanya dari mana baju yang dipakai Allecia, karna tadi siang Sandra mengajak Allecia shopping di mall membeli beberapa helai baju dan se-setel dalaman untuknya
"Pa, lihat deh. Calon menantu kita" ujar Sandra
"Siapa nama kamu?" Ujar pria yang ditebak Allecia adalah ayahnya Alvaro
"Allecia om"
"Loh kok om?" Tanya pria itu
Allecia mengernyit bingung. Dia menatap Alvaro dan Alvaro justru melirik bundanya memberi Allecia kode
"Papa, itu maksud Alle" ujar Allecia
"Nah, begitu baru benar" ujar pria itu
"Kapan nikah?"
"Duh papa, Alle itu masih sekolah. Masih kelas 3 SMP pa" Sandra menjawab pertanyaan suaminya
"Oh... Ya sudah gak pa-pa. Tapi nanti pas SMA tunangan ya"
"I-iya pa"
"Ya sudah ayo makan"
Allecia makan malam bersama dengan keluarga Alvaro. Dalam hati Allecia merasa kehangatan keluarga yang hampir tidak pernah ia dapatkan. Saking senangnya sampai Allecia tidak menyadari kalau dia kini tengah menitikkan air mata
"Alle kenapa sayang?" Tanya Sandra
"Hah? Eh?" Allecia baru tersadar dan segera menghapus air matanya
"Gak pa-pa ma, Alle cuma kangen sama ayah dan bunda" ujar Alle jujur
"Mereka gak di rumah memangnya"
Allecia menggeleng
"Ayah sama bunda di luar kota ma. Alle tinggal di apart"
"Sendiri?"
"Iya"
Sandra mengangguk
"Sering main kesini saja sayang kalau kamu bosan" ujar Sandra
"Jauh ma. Kasihan Alle kalau harus datang ke sini" ujar Alvaro
"Loh kok?"
"Apart Alle itu di dekat rumah Varo ma"
Sandra mengangguk. Sesudahnya mereka melanjutkan acara makan malam itu dengan tenang. Pukul delapan malam Allecia dan Alvaro pamit untuk pulang
......
"Kak ini kita mau kemana?"
"Ke rumah saya"
Allecia menatap horor wajah Alvaro
"Cuma ambil motor terus pergi lagi"
Allecia baru ingat. Alasan kenapa Alvaro membawanya ke rumah orang tuanya
"Kak, gak bisa dibatalin apa?"
"Gak. Tenang aja. Saya pasti menang"
Allecia diam. Alvaro mengajaknya menaikki motor ninja miliknya. Alvaro melajukan motornya menuju ke jalan layang GLC, beberapa anak buahnya ikut ke tempat balap itu. Allecia melihat teman-temannya di sana
"Hai Lle" sapa pria yang menjadi lawan balap Alvaro
Allecia diam saja tak menjawab. Pria itu memainkan pelan ujung rambut Allecia yang memendek
"Lo bakal jadi mainan gue! Liat aja apa yang bakal gue lakuin ke om-om itu" Bisik pria itu
Plaakk
"Lo salah Vi! Lo salah! Pertama mau dia menang atau kalah gue bukan mainan lo! Kedua dia bukan om-om, monyet! Lalu yang terakhir gue yakin dia bakal menang dari lo Ravindra Lezorso!" Sinis Allecia
Allecia berdiri di samping Alvaro. Matanya menatap sinis Ravi, teman yang sempat dikaguminya
"Saya bakal menang Alle. Trust me!" Ujar Alvaro lalu mencium kening Allecia
"I trust you. Besides, I'm yours remember" ujar Allecia membuat sebuah senyuman muncul di wajah Alvaro
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...