Allecia tersenyum melihat ke arah ketiga putranya yang kini mulai beranjak besar. Mereka sudah mulai mencoba berjalan. Allecia sendiri memang menuntun salah satu dari kembar tiga itu. Perjanjiannya adalah lima menit sekali dia akan bertukar dengan Alvaro dan Alexander
"Kak, sudah lima menit, sini kan Arman" ujar Allecia
Alexander mengangguk. Dia memberikan Armano dan menyerahkan Arseno yang dituntun Allecia ke Alvaro. Sementara dirinya kini menuntun Ardano. Jangan kaget, karena dari semua anggota keluarga Legiand hanya Alexander saja yang masih sangat dekat dengan Allecia, itupun dengan alasan dia adalah teman Alvaro
"Anak mami lucu banget sih..." Ujar Allecia gemas
Dia menciumi pipi Armano dengan sayang. Armano tertawa geli, membuat Arseno dan Ardano yang sejak tadi sedang berjalan pelan ikut ingin dicium oleh Allecia
"Nah kan nangis mereka" ujar Alvaro
Allecia menoleh dan terkekeh. Alexander malah bingung harus apa
"Mami sih, cium Arman doang... Kakak sama adiknya nangis deh..."
"Iya deh, iya... Maaf..." Allecia menghampiri kedua anaknya, tapi berhenti saat jaraknya hanya tinggal beberapa langkah
Allecia duduk di atas rumput dengan Armano disebelahnya
"Sini nak, sama mami sini..." Ajak Allecia pada Ardano yang ada di depannya
"Eh, ini nggak pa-pa?" Tanya Alexander saat Ardano sudah siap melepaskan jari telunjuk Alexander
"Lepasin saja... Biar cepat bisa jalan..." Saran Alvaro
"Tapi, jagain dari belakang... Takutnya dia jatuh" sambungnya lagi
Alexander mengangguk, melepaskan Ardano dan Ardano berjalan dengan langkah kecilnya ke arah Allecia. Setapak demi setapak, meski masih sedikit goyah
Hap
Allecia memeluk Ardano yang sudah sampai di depannya
"Pinternya anak mami..." Allecia menghujani Ardano dengan ciuman yang sama dengan yang dia berikan ke Armano
Ardano tertawa riang. Alexander duduk di sebelah Allecia. Dia meletakan Ardano dan Armano di pangkuannya. Tinggal Arseno
"Ayo sini, nak..." Ajak Allecia
"Arseno sayang... Sini nak..." Allecia mengulurkan tangannya
Dengan takut Arseno melihat ke arah Allecia dan mendongak ke arah ayahnya
"Jangan takut sayang! Ada papi..." Alvaro memberikan semangat
Arseno masih tidak beranjak
"Sen...Sen..." Ujar Armano cadel
"Ni...ni..." Ajak Ardano
Mereka memang baru berumur setahun lebih sebulan, tapi mereka sudah mulai bicara walau hanya sedikit saja. Seperti sekarang Ardano dan Armano tengah menyemangati adik mereka
"Mi..mi..." Ujar Arseno
Sedikit demi sedikit Arseno mulai melangkah menjauhi Alvaro dan tangannya mulai melepaskan jari Alvaro. Setapak demi setapak
"Ya..ya...ya.." Armano menepuk-nepuk tangan Alexander
"Sen... Sen.. Ni.. Ni..." Armano berteriak-teriak
Ardano malah diam saja. Dia hanya melihat adiknya berjalan mendekati sang ibu
"Mi... Mi..."
Hup
"Hebatnya anak mami..." Allecia menghadiahi Arseno dengan ciuman penuh kasih sayang
Ardano turun dari pangkuan Alexander dan mulai berjalan perlahan ke arah ibunya
Puk
Ardano mencengkram lengan kaus Allecia saat dia sampai. Dia berdiri di sebelah Allecia dan mengusap-usap kepala Arseno seperti yang sering dia lihat dari ayahnya
"Sen...sen... Babat..." Ujar Ardano
Allecia tertawa mendengar ucapan Ardano
"Hebat sayang bukan babat. Babat itu makanan"
"Mamam..?"
Allecia tertawa lagi. Sedangkan Alexander dan Alvaro justru bangga pada Ardano dan Armano. Mereka menyayangi Arseno dengan cara berbeda. Ardano cenderung diam dan membiarkan Armano menyemangati Arseno. Sementara Armano orang lebih suka menyemangati secara langsung
Armano ikut berjalan mendekati Ardano, Arseno dan ibu mereka. Armano menarik leher baju bagian belakang Ardano agar tetap berdiri tegak
"Akit..." Ringis Ardano
Allecia langsung memegang tangan Armano dan mengajak anak itu berpindah sisi menjauhi Ardano
"Aap... Tata aap" ujar Armano
Ardano diam saja dan menarik lengan baju Allecia
"Mamam..."
"Ardan lapar?"
"Apal..."
"Man apal..." Ujar Arman
"Mimi..apal" ujar Arseno
"Aduh... Gantengnya mami.... Pada lapar ternyata. Ayo kita makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...