Alvaro mendudukan dirinya di sebuah tempat makan di ruko pasar Laris. Dia sedang mencari makanan apa yang cocok dan bisa dibeli untuk mengisi perutnya yang tengah keroncongan. Alex sendiri sudah pulang ke rumahnya karna sang ayah memanggilnya pulang
Brukk
"Aw..." Ringis orang yang bertabrakan dengan Alvaro
'Suara ini?' Pikir Alvaro
Alvaro menundukan kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya
"Lo!" Pekik gadis yang menabrak Alvaro
"Lo lagi! Makanya kalo jalan tuh pake-"
Alvaro teringat waktu itu dia dikatai bodoh karna mengatakan jalan dengan mata. Iya gadis di depan Alvaro adalah Allecia
"Apa?! Lo mau bilang lagi jalan pakai mata?!"
"Gak. Kata siapa? Gue mau bilang kalo jalan tuh pake kaki tapi mata jangan jelalatan!"
"Si*l!"
"masih kecil kok bahasanya kasar banget"
"Tau ah! Minggir! Gue mau lewat"
Allecia melangkah ke kiri dan secara kebetulan Alvaro juga melangkah ke kiri. Allecia melangkah ke kanan dan Alvaro juga ke kanan
"Ish!" Desis Allecia kesal
Allecia memegang lengan Alvaro, membuat Alvaro sedikit kaget meski wajahnya tetap tanpa ekspresi kaget. Allecia menahan lengan Alvaro dan dia melangkah ke sebelah kiri Alvaro untuk melewati Alvaro
Alvaro menatap punggung Allecia yang menjauh dan baru tersadar jika dia lupa mengembalikan jaket milik Allecia
"Hey tunggu!!" Panggil Alvaro dan Allecia sudah keburu hilang
Alvaro memutuskan untuk melanjutkan acara mencari makannya. Sampai dia menemukan Allecia duduk di sebuah tenda nasi goreng bersama dengan beberapa temannya. Dahi Alvaro berkerut. Teman-teman Allecia bukan seperti anak rumahan yang baik, mereka terlihat urakan meski ada beberapa dari mereka yang terlihat baik
Alvaro duduk membelakangi Allecia dan memesan makanan disana, sementara telinganya mencuri dengar apa yang di bicarakan oleh Allecia dan kawan-kawannya
"Tawuran mulu lo mah!" Sindir Allecia
"Tapi lo juga ikut kan?"
"Iya sih"
"Hahaha..." Mereka tertawa
"Sama anak mana besok?" Tanya seorang perempuan
"Biasa sama anak sebelah!"
"Oh"
"Bae-bae ketahuan pak Surya!" Ujar Allecia
"Lo emang gak ikut?"
"Ikut lah! Masa kali gak!" Ujar Allecia mantap
"Anj*y! Ini anak kadang-kadang suka bikin penasaran"
"Hahaha..."
Sementara di sisi Alvaro, tentu saja Alvaro kaget mendengar gadis secantik Allecia gemar mengikuti tawuran. Garis bawahi, beri Italic dan bold pada kata Tawuran. Bukankah gadis seperti Allecia harusnya gemar mengikuti ekskul yang lebih menarik begitu?
"Unik" gumam Alvaro
"Eh, lle" panggil salah seorang teman Allecia
"Apa?"
"Itu si memar kemaren udah ilang belom?"
"Belom sih"
"Yakin nih gak apa?"
"Gak apa lah! Kayak gak pernah luka aja!"
"Lagian lo juga sih bisa-bisanya kena pentung sama besi! Konsen dong makanya!"
"Ya namanya juga khilaf!"
"Najis! Lo mah aneh banget sih! Jijik gue!"
Allecia tertawa. Alvaro justru bertanya-tanya
"Coba liat!"
Allecia menarik lengan kemejanya dan memperlihatkan memar di lengan kanannya
"Gak sakit apa?"
"Gak. Biasa aja"
"Kalo takut sakit mah mending jangan ikut tawuran!"
"Bener tuh kata Rico!"
Alvaro memutuskan menyudahi makannya dan membayar makanan yang ia makan, sekaligus makanan milik Allecia. Alvaro menitipkan sebuah pesan untuk Allecia kepada tukang nasi goreng sebelum pergi
....Allecia menatap jam tangannya sekilas. Dia memutuskan untuk pulang ke apartementnya
"Gue duluan!" Ujar Allecia
"Gak mau ikut kita?"
"Gak! Lo aja sana!"
Teman-teman Allecia mengangguk. Allecia beranjak ke tukang nasi goreng hendak membayar makanannya
"Sudah dibayar neng tadi"
"Sama siapa bang?"
"Sama pemuda yang tadi makan disana neng" si abang nasi goreng menunjuk bangku yang diduduki Alvaro
"Oh ya sudah kalau begitu"
"Eh neng, tunggu"
"Ada apa lagi bang?"
"Ini neng. Pemuda tadi titip ini buat neng"
"Oh makasih bang"
Allecia berjalan pulang ke apartementnya. Dia memilih jalan memutar untuk menghindari teman-teman tahu alamat rumahnya. Bagi Allecia mereka hanya teman mengusir sepi. Allecia memang tak pernah sepenuhnya mengikuti kemana teman-temannya pergi karna dia tahu, semua temannya tadi bukanlah anak baik-baik
Jika Allecia tidak pulang mereka akan mengajak Allecia untuk nongkrong di pinggir jalan atau di pinggiran CNI. Mabuk dan ngetrek bahkan bablas ke hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Makanya, Allecia selalu pulang sebelum mereka mengajak Allecia
"Dari siapa sih?" Gumam Allecia penasaran
Temui w di puri mall dpn xxi bsk jam 2 siang! Jgn brpkrn aneh! W cm mw plngin jaket u doang!
AKD
"Orang aneh!" Gumam Allecia
Allecia meletakan surat itu di meja dan beranjak ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Tiba-tiba otak Allecia mengingat sesuatu
"Cowok beg* itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...