Allecia berjalan santai di lorong rumah sakit. Dia sedikit mencuri dengar perkataan Tania dan Alvaro dari luar. Allecia memutuskan pergi dari sana dan berjalan pelan di lorong rumah sakit
"Terima kasih dokter"
Allecia mendengar suara yang tak asing di telinganya. Allecia mendongakkan kepalanya dan terkejut. Allecia segera bersembunyi di balik tembok terdekat
"Ayah" panggil Allecia pelan
Allecia menunggu Ayahnya pergi dan diapun melanjutkan perjalnannya
"Kenapa ayah kesini? Apa Lexie sakit? Tapi sepertinya tidak, opa dan oma tidak menghubungi aku" gumam Allecia
Allecia menghentikan sebuah taksi dan menaiki taksi itu. Di dalam taksi pikirannya terus berputar tentang kenapa ayahnya ada di rumah sakit tadi. Lalu, juga tentang ucapan Tania pada Alvaro
Drrrt...drrrt...drrrt...drrrt...
Allecia menatap ponselnya. Sebuah panggilan dengan nomor tidak dikenal memasuki ponselnya. Allecia sendiri bingung nomor siapa itu. Allecia membiarkan saja panggilan itu. Tak lama sebuah pesan masuk ke ponsel Allecia
"Alle, kamu dimana? Saya mencari kamu sejak tadi
Alvaro"
Allecia terdiam dan tidak membalas pesan itu. Lalu sebuah panggilan kembali masuk dan tetap tidak dia hiraukan. Sesampainya di apartement, Allecia langsung masuk ke unitnya dan memasuki kamarnya
"Sepertinya Alle salah. Harusnya Alle tidak mengiyakan permainan konyol dia" gumam Allecia
Flashback
"Varo, kamu serius dengan anak itu? Dia masih sangat kecil loh Varo"
"Hah? Maksud tante apa sih?"
"Ayolah Varo, tante tahu kamu suka banget sama pergaulan yang seperti di US sana. Bahkan tante juga tahu berapa banyak 'mainan' kamu selama ini. Jadi wajarkan kalau tante tanya apa kamu mau menjadikan dia mainan kamu?"
"Oh itu maksud tante. Kalau itu mah lihat saja nanti"
"Jadi, maksud kamu? Dia?"
"Maybe no, maybe yes"
Present time
Allecia kembali menghela napasnya, dia berpikir kalau Alvaro benar-benar tulus. Setelah semua yang dilakukan Alvaro untuknya. Sedikit rasa kecewa muncul di hati Allecia
"Semua cowok sama aja" gumam Allecia
Allecia memutuskan untuk mandi. Tak lupa juga Allecia mengambil gunting dan menggunting sendiri rambutnya menjadi sebatas bahu dengan bagian depan yang sengaja dia buat lebih pendek. Setelah mandi Allecia langsung berbaring di ranjangnya tanpa melihat ponselnya yang terus bergetar karna panggilan masuk
.....
"Hoammm..." Allecia menguap
Dia merenggangkan otot badannya sejenak dan mulai bersiap untuk sekolah. Allecia menguncir rambutnya dengan ikatan ponytail seperti biasa, Allecia memasang earphone di telinganya dan mulai berjalan menuruni apartementnya menuju ke parkiran dan mengambil sepedanya
"Ngapain dia?" Tanya Allecia pada dirinya sendiri
Allecia melihat mobil Alvaro terparkir di dekat apartementnya. Allecia langsung membesarkan volume iPod miliknya dan mengayuh sepedanya melewati mobil Alvaro seolah Alvaro tidak berada disana
"Alle" panggil Alvaro saat Allecia melewatinya
Alvaro merasa ada kejanggalan dengan sikap Allecia yang tiba-tiba mendiamkannya. Alvaro memasuki mobilnya dan menyuruh supirnya untuk melajukan mobilnya ke arah sekolah Allecia, mengikuti gadis itu.
"I was born to be somebody
And nothing can ever gonna stop me
I light up the sky like lightning
I'm gonna rise above
Show em' what I'm made of
I was born to be somebody
I was born to be...
This world will belong to me"Allecia bersenandung kecil sambil mengayuh sepedanya. Dia merasakan tepukan di bahunya, dan dia segera menoleh
"Hai" ujarnya singkat
Allecia melepaskan sebelah earphonenya dan menurunkan volume iPod-nya dari earphonenya
"Seru banget sepedahannya" ujar teman Allecia
"Iya nih, abis sendirian doang gue"
Tak lama salah satu teman Allecia kembali bergabung. Hingga sekelompok mereka bersama-sama menaiki sepeda
"Johan mana?" Tanya Allecia
"Entah"
"Berhenti dulu lah" suruh Allecia
Segerombol anak itu berhenti, begitu pula mobil Alvaro yang berhenti agak jauh dari Allecia. Allecia menunggu temannya
"Lagi OTW dia"
"Oh oke" kata Allecia singkat
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Ficção AdolescenteAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...