Allecia keluar dari kamar mandi dengan memakai kemeja milik Alvaro yang kebesaran di badannya. Kemeja itu bahkan bisa menjadi rok terusan untuk Allecia
"Astaga! Sayang!"
Allecia menoleh ke arah Alvaro yang kini sedang tercengang di dekat pintu kamar mereka
"Ada apa?" Allecia memiringkan kepalanya
Alvaro langsung menutup pintu kamarnya dan segera mengunci pintu kamar itu rapat-rapat. Alvaro berjalan menghampiri Allecia
"Kamu kenapa?"
"Apanya yang kenapa?"
Alvaro berdehem pelan dan menatap kemejanya yang melekat di badan Allecia. Allecia mengikuti arah pandang Alvaro dan terkekeh pelan
"Baby mau pakai baju papinya" Allecia mengusap perutnya
"Hah?"
"Baby mau, pakai baju papinya. Karena ada bau papinya disini"
Alvaro terkekeh mendengar ucapan Allecia. Dengam cepat Alvaro menggendong Allecia dan menidurkan istrinya di ranjang mereka
"Papi nggak tidur?"
Alvaro segera ikut naik ke atas ranjang dan memeluk Allecia sambil mengusapkan hidungnya ke pipi Allecia
"Tentu saja aku juga mau tidur..."
Allecia terkekeh. Alvaro memeluk Allecia dan mengusap punggung Allecia dengan lembut dan perlahan
"Yang..."
"Hm?"
"Belikan aku anak anjing..."
"Buat apa?"
"Buat temani aku di rumah..."
"Hm... Nanti saja ya, kalau baby sudah umur enam bulan"
"Ih... Kok gitu?"
"Kalau sekarang aku takut kamu kecapekan, terus nanti kamu sama baby kenapa-kenapa... Kalau nanti baby sudah umur enam bulan kan baby sudah agak besar dan kuat..."
"Benar juga"
Allecia langsung mengusap perutnya
"Sayang... Anak mami... Beli peliharaannya nanti saja ya nak..."
Alvaro tersenyum. Dia mencium kening Allecia
"Ayo tidur... Ini sudah malam" ajak Alvaro
"Belum ngantuk..."
"Sayang..."
"Belum ngantuk..."
Alvaro menundukkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Allecia
"Mau tidur sekarang, atau aku tengokin anak kita dulu baru kamu mau tidur?"
Allecia langsung membelalakan matanya dan segera melesakan kepalanya ke dada Alvaro
"Loh? Katanya belum ngantuk?" Goda Alvaro
"Tadi belum, kalau sekarang sudah! Good night"
Alvaro terkekeh geli dan mengecup puncak kepala Allecia sebelum dia melingkarkan tangannya di punggung dan pinggang sang istri
"Good night sayang, good night baby"
Alvaro menarik selimutnya hingga sebatas dada dan mereka berdua mulai memasuki alam mimpi
........
"Pak, maaf. Ibu tadi menelpon"
Alvaro langsung menghentikan kegiatannya membaca laporan dan beralih menatap sekretaris barunya
"Lanjutkan"
"Kata ibu, bapak disuruh pulang saat jam makan siang. Soalnya ibu minta dibuatkan rujak sama bapak"
"Ada lagi?"
"Tidak pak. Ibu hanya bilang begitu tadi"
Alvaro mengangguk. Sang sekretaris langsung keluar dari ruangan Alvaro dan menutup pintu ruangan itu rapat-rapat. Alvaro mengambil ponselnya dan menghubungi Joe untuk membatalkan meeting dan menjemputnya dengan segera
Alvaro menatap kalendernya. Dia tersenyum. Alvaro berniat membawa Allecia ke dokter nanti sore. Suara ketukan pintu membuat lamunan Alvaro buyar seketika. Alvaro menatap ke arah pintu dan munculah Alexander dari balik pintu
"Hey!"
"Oh... Lo toh... Gue pikir siapa..."
"Lunch bareng yuk"
"Gak bisa"
"Hm?"
"Adik lo ngidam rujak. Dia suruh gue pulang buat bikinin dia rujak"
Alexander tertawa pelan
"Ya sudah bikinin lah, daripada keponakan gue ngences"
"Ish! Amit-amit jabang bayi!"
"Sudah berapa bulan?"
"Tiga menuju empat"
Alvaro menunjukan foto Allecia pada Alexander
"Perutnya gede bener"
"Nah itu dia, anak gue kembar"
"Widih! Jago amat lo langsung kembar aja"
Alvaro menggelengkan kepala dengan ucapan Alexander
"Oh iya, lo cuma ngajakin lunch doang? Ikut aja yuk ke rumah"
"Ide bagus. Gue juga kangen sama Alle"
"Ya sudah ayo cus sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...