Allecia akhirnya setuju untuk beristirahat di rumah Sandra. Dia menuruti permintaan suaminya, dia tinggal di rumah besar keluarga Alvaro. Allecia kini sedang duduk di kursi taman. Dia menikmati angin sore yang berhembus menerpa wajahnya
"Selamat datang sayang" ujar Allecia saat sepasang lengan memeluk bahunya
Meski dengan mata tertutup dia akan mengenali suaminya dengan mudah. Sebuah kecupan mendarat di pipi, kening juga pelipis Allecia
"Aku pulang" ujar Alvaro
Alvaro melepaskan pelukannya dan duduk di sebelah istrinya. Dia menggenggam tangan sang istri, sebelah tangannya mengusap perut buncit istrinya
"Apa Alesha nakal hari ini?" Tanya Alvaro
Yap. Semenjak mengetahui jenis kelamin anak mereka, Alvaro dan Allecia memilih nama untuk anak mereka itu. Mereka sepakat menamainya Alesha Legiand Kenneth Dimitra
"Tidak. Dia tidak senakal kakak-kakaknya. Dia lebih pendiam"
"Mungkin karena dia anak perempuan"
"Mungkin"
Alvaro masih mengusap perut sang istri dan tangannya merasakan anak mereka menendang perut ibunya
"Alesha mengucapkan halo padamu" kata Allecia
Alvaro terkekeh. Dia membungkukan badannya dan mencium perut istrinya dari balik kaus
"Halo juga putri kecil papi. Jangan nakal di dalam ya nak! Papi tidak sabar untuk melihat kamu"
"Masih dua bulan lagi..."
"Hn... Masih dua bulan lagi"
'Dan kamu harus kuat sayang. Kuat dan fokus berobat seperti janji kamu' batin Alvaro
"Masuk yuk, sudah mau malam..." Ujar Alvaro
"Gendong"
Alvaro tersenyum dan menggendong Allecia masuk ke dalam kamar mereka. Alvaro membaringkan Allecia di ranjang mereka dan mengecup kening Allecia dengan lembut
"Aku mandi dulu. Kalau ada apa-apa, panggil aku"
"Iya... Kamu bawel"
Alvaro mengambil pakaiannya dari lemari baju dan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama setela Alvaro masuk ke dalam kamar mandi, ketiga anak Allecia masuk ke kamarnya dan berteriak senang memanggil ibu mereka
"Mami... Mami... Arman kangen" ujar Armano
"Ish! Kak gantian Arsen juga mau peluk mami" pekik Arseno
Kedua anak itu berkelahi dan berebutan ingin memeluk ibu mereka. Ardano langsung menarik Armano saat anak itu hampir saja meniban perut buncit ibunya
"Maaf mami" ujar Armano
"Nggak apa-apa..." Ujar Allecia sambil mengusap rambut putranya
"Terima kasih kak Ardan..." Ujar Allecia sambil mencium kening Ardano
Alvaro keluar dan tersenyum melihat anak dan istrinya tengah berpelukan. Alvaro menghampiri mereka dan memeluk mereka sejenak
"Aku ke bawah dulu ya sayang. Aku mau bikinin kamu susu dulu"
"Okey..."
Allecia menatap suaminya yang keluar dari kamar mereka. Sementara anak-anak Allecia sedang sibuk memilih chanel tv yang ada di kamar Allecia
"Ardan, Arman, Arsen... Sini nak, mami mau ngomong"
"Kenapa mi?" Ardano mewakili adik-adiknya bertanya pada sang ibu
"Janji sama mami, kalian harus sayang sama Alesha..."
"Kita sayang kok mi, sama Alesha"
"Janji, apapun yang terjadi sama mami, itu bukan salah Alesha. Jadi, kalian harus menyayangi dan melindungi Alesha. Ngerti?"
Ardano, Armano, dan Arseno mengangguk mantap
"Kita janji mi" ujar mereka kompak dengan tangan membetuk huruf V
Allecia tersenyum. Dia mengusap perut buncitnya, sekarang dia yakin seluruh orang akan menyayangi Alesha. Allecia kembali tersenyum
"Oma!" Teriak Arseno dengan senang
Sandra memang kebetulan lewat dan mampir ke kamar menantunya untuk sekedar memeriksa keadaan menantunya itu
"Ma.." Panggil Allecia
"Halo sayang, halo cucu-cucu oma" ujar Sandra dengan senyuman di bibirnya
Sandra mencium kening ketiga cucu laki-lakinya lalu beralih mengusap perut buncit milik Allecia
"Kalian sudah memilihkan nama buatnya?" Tanya Sandra
"Sudah ma. Alle, Varo, dan anak-anak sudah menyetujui satu nama untuk bidadari kecil kita"
"Oh ya? Siapa namanya?"
"Alesha. Alesha Legiand Kenneth Dimitra"
Allecia tersenyum dan mengusap kembali perut buncitnya. Ketiga anak pasangan Al itu menatap ibu mereka yang tidak berhenti tersenyum. Ketiga anak itu ikut tersenyum
"Mami... Mami" panggil Armano
"Hm? Kenapa kak?"
"Mami tahu nggak? Senyuman mami itu yang terbaik dari semua orang"
"Masa?"
"Iya. Dan Arman sangat suka dengan senyuman mami"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...