Meet His Mother

9.8K 548 0
                                    

Alvaro menangkap pergelangan tangan Allecia, menyentakan tangan itu hingga Allecia kini menatapnya

"Ada masalah apa? Bicarakan baik-baik" ujar Alvaro

"Masalah? Siapa yang punya masalah kak?"

"Alle"

"Tolong lepasin"

"Gak akan"

"Lepas kakak" Allecia berusaha menyentakan tangan Alvaro

"Gak akan"

Allecia menyerah dia memilih berjongkok di bawah. Alvaro mau tak mau ikut berjongkok

"Ada apa?" Tanya Alvaro lembut

"Kenapa kakak terima?"

"Huh?"

"Kenapa kakak terima tantangan itu?! Menjadikan Alle taruhan! Alle tahu kakak cuma jadikan Alle mainan pengusir kebosanan kakak, tapi jangan jadikan Alle hadiah taruhan seperti barang gadai!!"

"Cuma mainan? Apa sih maksud kamu Alle?"

"Gak tahu! Pikir aja sendiri!!" Allecia menyentak tangan itu dan duduk membelakangi Alvaro

Mereka saat ini ada di lapangan Basket kosong yang tak jauh dari sekolah Allecia. Allecia membolos sekolah, untuk pertama kalinya dia membolos

"Alle, saya gak tahu dari mana kamu mendengar kata-kata itu. Tapi yang jelas, kata-kata itu salah dan tidak benar"

Allecia mendengus

"Alle saya serius!"

"Terserah"

"Siapa sih yang bicara seperti itu tentang saya?"

"Anda sendiri" ujar Allecia singkat

Allecia segera berdiri dan menjauhi Alvaro. Dengan langkah sangat cepat dia keluar dari lapangan itu

"Alle!" Panggil Alvaro

"Itu cuma salah paham Alle! Saya gak pernah mempermainkan kamu!"

Allecia menghentikan langkahnya. Alvaro berlari mendekatinya, Alvaro mengambil telapak tangan Allecia dan menggenggamnya

"Dengar Alle, kalau saya hanya bermain dengan kamu, saya tidak akan membawa kamu ke keluarga saya"

Allecia kembali mendengus

"Kamu tidak percaya?"

Allecia tetap diam

"Baiklah kalau begitu..."

Alvaro langsung menarik Allecia kembali ke dalam mobilnya

"Kemana Tuan?"

"Rumah!"

"Baik tuan"

Sang supir melajukan mobil milik Alvaro menuju ke kawasan elit. Allecia hanya memilih diam. Alvaro menggeret Allecia masuk ke rumah besar di hadapannya

"Ma..." Teriak Alvaro

"Ma..."

"Di belakang nak"

Alvaro menarik tangan Allecia di belakangnya

"Ma, Varo mau kenalin pacar Varo ke mama" ujar Alvaro to the point saat sampai di taman belakang

"Hah?" Sandra, ibu dari Alvaro menatap putranya bingung. Tatapannya kemudian beralih pada Allecia yang ada di belakang Alvaro

"H-hai tante" sapa Allecia pelan dengan senyum gugupnya

"Ya ampun... Ini beneran pacar kamu Varo?"
Sandra langsung menarik tangan Allecia yang dipegang oleh Alvaro

"Cantik. Akhirnya ada juga anak perempuan yang kamu bawa ke rumah buat kamu kenalin ke mama. Sayang papa lagi gak di rumah" seru Sandra sambil memeluk Allecia

"Siapa nama kamu sayang?"

"Allecia tante, biasa dipanggil Alle"

"Masih sekolah sayang?"

"I-iya tante, baru kelas 9"

"Gak pa-pa, yang penting cocok sama Varo"

Alvaro tersenyum melihat ibunya begitu senang. Dia berharap kesalahpahaman antara dirinya dengan Allecia bisa menghilang setelah ini

"Kamu masih sekolah kok jam segini ada disini?" Tanya Sandra

Allecia tersentak kaget, dia baru ingat ini jam sekolah. Mata Allecia menatap ke arah Alvaro, Sandra mengikuti arah pandang anak perempuan di depannya

"Aw... Mama sakit!" Pekik Alvaro saat telinganya di jewer keras oleh mamanya

"Kamu ya, buat anak orang bolos sekolah! Sekarang mama gak mau tahu, kamu bikinin surat izin buat Alle cepat!"

"Sekarang ma?"

"Tahun depan! Ya sekarang dong!"

Allecia tanpa sadar terkekeh geli melihat perdebatan ibu dan anak di depannya. Alvaro dan Sandra dibuat takjub dengan tawa Allecia. Allecia berdehem saat sadar dengan apa yang dia lakukan

"Maaf tante. Emm... Gak apa kok tan, nanti biar Alle minta teman absenkan ke guru piket"

"Bener gak pa-pa sayang?"

"Bener tan"

"Aduh jangan panggil tante, panggil mama saja"

"Ma-ma?"

"Iya mama. Kamu kan calon menantu mama"

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang