Half Day With Two Prince

9K 481 1
                                    

Alvaro bergegas keluar dari rumahnya saat dilihatnya Allecia tidak ada di kamarnya. Dia bertanya kepada pembantu yang dikirimkan oleh mamanya

"Non Allecia pergi tadi tuan, tapi, tuan Alexander ikut kok"

Alvaro mengusap kasar rambutnya. Kebingungan mencari dimana kekasihnya saat ini. Dia segera menelpon Alexander dan tidak terjawab

Ting..

From: Alexander M. L.

Allecia di apartnya sekarang sini lo!

Alexander M. L. Mengirimkan lokasi

Alvaro segera menuju ke apartemen Allecia dengan motor sport miliknya. Karna, dia tahu kalau dia mengendarai mobil akan sangat lama, meski jaraknya tidak jauh

Ting tong ting tong ting tong

Bunyi bell yang ditekan dengan tidak sabaran membuat Allecia kesal. Allecia beranjak dari ranjangnya dengan mendumal kesal

"Sabar kenapa sih?! Berisik amat!" Omelnya

Cklek

"Beris-" ucapan Allecia terpotong lantaran tamunya langsung memasukan Allecia kedalam pelukannya

"Oh... God. Aku pikir kamu tambah parah terus dibawa ke rumah sakit tadi" desah Alvaro lega saat menemukan kekasihnya di apartemen dengan keadaan sehat

"Doanya jelek. ish!"

"Bukan gitu, aku kalut pas pulang kamu gak ada"

"Udah? Kalo udah lepas!" Allecia menyentakkan pelukan Alvaro

Allecia berjalan menjauh dan mendekati Alexander yang sibuk memakan camilan adiknya

"Ish! Kakak! Itu snack Alle, kenapa di makanin?!" Omel Allecia

"Laper de"

"Beliin lagi!"

"Iya ntar kakak beliin"

"Ish! kakak!"

"Iya kakak ganti ntar sepuluh"

"Bener ya?"

"Iya"

"Ya sudah kalo gitu..."

Allecia berjalan ke dapur dan membuka kulkasnya untuk mengambil air minum. Saat dia ingin berbalik, sepasang tangan kokoh melingkar di bahu dan perutnya

"Maaf..." Ujar orang itu yang tak lain adalah Alvaro, kekasihnya sendiri

"Maaf, tadi aku tinggalin kamu di rumah sama Alex, padahal aku udah janji bakal temenin kamu"

"Maaf. Maaf. Maaf. Maaf"

"Lebaran masih jauh. Minta naaf sekarang ntar lebaran mau minta apa?" Ujar Allecia

"Minta ketupat de" canda Alexander yang dihadiahi acungan jari tengah oleh Alvaro

"Yang... Maaf"

"Yang...yang... Lo kira pala ade gue peyang?"

Alvaro berbalik menatap Alexander

"Just shut your f***ked mouth up!" Kesal Alvaro

"Wah kena sensoran KPI baru tahu lo" goda Alexander makin jadi

Baru saja Alvaro mau membentak Alexander kembali, tapi sesuatu yang dingin sudah menempel di pipi kirinya

"Dingin yang" ujar Alvaro

"Biar adem!"

Alvaro hanya diam

"Maaf ya"

"Hn. Jangan ulangin lagi!"

"Iya"

Allecia meletakan gelasnya di atas meja dapur dan langsung memeluk Alvaro. Menghirup wangi parfum yang sudah bercampur keringat sang kekasih

Alexander hanya menatap ke arah kedua orang di depannya sambil memakan snack milik adiknya dengan santai. Dia tidak menyadari jika ponselnya tengah bergetar karna panggilan telepon dari rumahnya

"Yang..." Panggil Allecia dalam pelukan Alvaro

"Hm? Kenapa?"

"Laper..."

Alvaro tersenyum. Dia melepaskan pelukannya dan mencium kening Allecia lembut

"Aku buatkan makan malam dulu. Kamu duduk sama Alexander saja. Aku pinjam dapurnya"

Allecia mengangguk saja dan segera bergabung dengan kakaknya yang sedang menonton Tv, sambil mencomot snack miliknya dari tangan sang kakak

"Jangan banyak-banyak de. Ntar sakit lagi"

"Bawel"

Tak lama, makan malam siap dibuat oleh Alvaro. Mereka semua duduk di meja dapur yang merangkap meja makan. Sebuah nasi dengan lauk berupa sup sosis tersaji di depan mereka

"Gak ada ayam jadi pake sosis aja lah"

"Maklum aja deh, aku kan males ke pasar"

Alexander dan Alvaro tertawa mendengar pengakuan Allecia

"Lo yakin Var, mau nikahin orang yang ogah masuk pasar kayak dia?" Goda Alexander

"Gak pa-pa. Ntar gue tinggal sewa pembantu buat ke pasar sama masak. Yang penting dia ada di sebelah gue aja pokoknya" ujar Alvaro membuat Allecia merona

Mereka melanjutkan makan malam mereka dengan tawa dan canda. Seusai makan kedua pangeran itu sibuk merapikan dapur dan mencuci piring sementara Allecia duduk sambil menonton Tv

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang