First Time at Dimitra's Mansion

9.8K 474 5
                                    

Karna acara pernikahan yang selesai cukup malam, mereka memutuskan untuk menginap di rumah besar milik kakek Alvaro. Allecia sudah tertidur di dalam mobil saat perjalanan menuju ke rumah besar ini

"Allecia tidur nak?" Tanya Nenek Alvaro

"Iya oma. Baru mau Varo bangunkan"

"Jangan di bangunkan! Kasian dia, nanti pusing. Lebih baik kamu gendong saja"

Alvaro mengangguk pelan. Baru saja Alvaro berniat membangunkan Allecia, sang istri justru sudah terbangun lebih dulu

"Sudah sampai?" Tanya Allecia

Alvaro mengangguk, dia mengulurkan tangannya, membantu Allecia keluar dari mobil dan berdiri

"Masih mengantuk?"

"Sedikit"

Alvaro menggandeng Allecia memasuki rumah besar keluarganya. Di dalam sudah ada kerabat Alvaro dan juga opa dan omanya. Alvaro mengajak Allecia mendekati mereka

"Aduh Varo... Oma kan sudah bilang jangan di bangunkan!" Ujar oma Alvaro

"Tapi oma-"

"Kamu ini kasihan kan keponakan tante kalau dia sampai pusing gimana?" Ujar salah satu tante Alvaro dan dia setujui oleh tante-tantenya yang lain

"Tahu nih kak Varo! Masa, istri tidur malah di bangunin?" Ujar sepupu Alvaro

"Tapi Varo-"

"Kalau sampai putri mama kenapa-kenapa, Varo tanggung jawab" ujar Sandra

Allecia menatap ke arah seluruh orang di ruangan itu

"Oma, mama, tante" panggil Allecia saat Sandra hendak melanjutkan marahnya

"Bukan Varo yang bangunin Alle. Alle bangun sendiri tadi"

"Beneran?" Tanya Sandra

"Beneran ma. Alle gak bohong. Malah tadi kepala Varo kebentur langit-langit mobil karena, kaget waktu Alle bangun tadi"

Semua orang di ruangan itu mengangguk. Julio tersenyum melihat menantunya begitu membela sang suami

"Sudah-sudah, ini sudah malam. Lebih baik kita istirahat" ujar opa Alvaro

"Benar kata papa. Lebih baik kita tidur. Varo, ajak Allecia ke kamar" ujar Julio menimpali ucapan ayahnya

......

Allecia mengerjapkan matanya saat sinar mata hari masuk ke dalam kamarnya yang tertutupi gordyn tipis. Allecia hendak beranjak bangun, dan dirinya baru tersadar jika bagian perutnya terasa cukup berat. Tangan Allecia bergerak dan memegang benda yang menimpa perutnya dan segera setelahnya dia tersenyum kecil. Allecia menyingkirkan benda yang diketahuinya merupakan tangan sang suami, Alvaro yang masih pulas di sebelahnya

"Selamat pagi, sayang..." Bisik Allecia sebelum dirinya beranjak menuju ke kamar mandi

Usai mandi dan bersiap Allecia turun ke dapur berniat membuat sarapan dan ternyata area dapur sudah penuh oleh para perempuan

"Pagi, ma, tante, nenek, kak" sapa Allecia

Semua orang yang sedang sibuk pun berhenti melakukan kegiatan mereka dan menatap Allecia dengan heran sebelum ikut tersenyum

"Pagi anak mama yang cantik" ujar Sandra

"Pagi Alle" ujar kedua tante berbarengan

"Pagi adik sepupu ipar..." Jawab Valencia atau lebih sering dipanggil kak Vale

"Pagi cucu oma yang cantik" jawab sang nenek

"Alle bisa bantu apa?" Tanya Allecia

"Mmm... Tolong rapikan meja makan ya sayang" ujar Sandra

"Oke ma..." Allecia langsung mencari lap dan ember dan dia segera melesat menuju ruang makan

Dimitra's mansion memang besar, mereka juga memiliki sekitar 50 orang pekerja, termasuk pelayan dan tukang kebun sementara supir dan pengawal tentu mereka punya cukup banyak. Hanya saja, jika seluruh keluarga sedang berkumpul seperti sekarang, para pelayan di usir jauh dari zona dapur dan ruang makan

"Ma, sudah selesai... Alle bantu potong buncis dan wortelnya ya ma?" Tawar Allecia

"Jangan-jangan... Lebih baik kamu kupasin saja wortel, sama kentangnya. Biar mama yang potong"

Sandra menyerahkan alat pengupas pada Allecia, tentu saja Allecia menerima dengan senang hati. Dia segera mengerjakan pekerjaan di tangannya dengan cepat dan rapi

"Ma, blender kita disimpan dimana?" Tanya Tania

"Entahlah... Mama juga lupa"

Allecia menghampiri tantenya dan menatap heran tantenya

"Kenapa tan?"

"Gak ada blender ini gimana kita bikin bumbunya?"

"Parut saja tan. Biar Alle yang parut" ujar Allecia memberi saran

Allecia bertanya dimana letak parutan dan dia segera mengambilnya lalu mulai memarut bumbu yang hendak dipakai. Pukul enam lewat lima masakan mereka sudah jadi dan sudah mulai disusun di meja makan

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang