Four years later
"Kak... Kita mau kemana?"
Pertanyaan itu membuat Ardano menatap kedua kembarannya. Mereka saling bungkam dan tidak mau berbicara
"Papi mana?"
Lagi. Ketiga kembar itu terdiam. Mereka hanya duduk diam di dalam mobil yang dikendarai oleh Rudi supir tetap mereka. Mobil mereka berhenti dan ketiga anak itu turun. Ardano mengulurkan tangannya, membantu sang adik turun dari mobil mereka
"Kita kemana kak? Alesha takut" ujarnya
Ardano tersenyum kecil dan menepuk pelan puncak kepala anak itu
"Kakak gendong ya?" Tawar Ardano
Anak itu mengangguk. Dia mengulurkan tangannya pada Ardano. Ardano mengangkat anak itu ke dalam gendongannya dan mereka mulai berjalan menyusuri jalan setapak. Ardano, Armano dan Arseno. Ketiga kembar itu kini sudah duduk di kelas dua sekolah menengah pertama. Saat ini mereka tengah berjalan untuk menemui ayah mereka
"Papi..." Panggil Alesha dengan cukup keras saat melihat ayahnya tengah berdiri menatap ke arah depan
"Pi" sapa ketiga anak kembar itu
"Kalian sudah datang. Kenapa lama?" Tanya Alvaro sambil mengambil alih putri kecilnya dari gendongan sang kakak
Alvaro menciumi pipi gembul putrinya. Dia mendekap erat anak itu sesaat dan menjauhkan wajahnya dari sang putri saat dia selesai
"Tungguin Alesha dulu tadi. Alesha lagi tanggung belajar tadi di sekolah. Ganti baju aja di mobil tadi" ujar Armano
Alvaro mengangguk paham. Alvaro merasakan pelukan putrinya pada lehernya sedikit mengerat. Alvaro mengusap rambut putrinya perlahan
"Papi... Kita mau ngapain disini pi?"
"Bertemu mami"
"Beltemu mami? Mana mami? Alesha mau ketemu mami"
"Mami di depan kamu sayang"
Alesha menoleh dan memiringkan kepalanya
"Mami disitu?" Tanya Alesha
"Iya. Mami disana"
"Kenapa tidak pulang?"
"Tidak bisa sayang. Mami tidak bisa pulang. Kamu belum mengerti sekarang. Tapi, nanti suatu saat kamu akan mengerti"
"Alesha bingung papi"
Alvaro mengacak rambut Alesha
"Tidak apa. Pelan-pelan nanti kamu mengerti"
Alvaro melirik ketiga putranya yang sedang menunduk. Setelah ketiga anaknya kembali mengangkat kepala mereka, Alvaro mengajak anak-anaknya untuk pulang ke rumah mereka. Rumah baru yang Alvaro beli di komplek MP. Alvaro membeli dua rumah yang dia jadikan satu, sehingga rumah itu menjadi sangat luas
Alvaro membawa putrinya ke mobil miliknya. Sementara para jagoan Dimitra masuk ke mobil yang sama dengan yang mereeka gunakan tadi. Alvaro duduk di kursi penumpang yang ada di belakang. Alesha memeluk Alvaro dan menguap lebar
"Tidurlah sayang. Nanti papi gendong ke kamar kamu"
"Telima kasih papi"
Alesha mulai memejamkan matanya dan dia memasuki alam mimpi. Alvaro memeluk erat putri kecilnya, salah satu harta berharga yang diberikan sang istri padanya. Alesha terlelap dengan wajah yang polos dan damai, hampir mirip dengan wajah sang ibu ketika terlelap. Tanpa sadar air mata mulai turun lagi dari kedua manik cokelat milik Alvaro dan Alvaro langsung menghapus air mata itu
"Aku janji akan menjaga dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati sayang. Aku janji" gumam Alvaro
Menempuh perjalanan selama 35 menit mobil Alvaro dan mobil ketiga putranya sampai di rumah mereka. Alvaro menggendong putrinya dan memasuki rumah miliknya. Di dalam sana sudah ada Alexander yang kebetulan mampir dari rumah orang tuanya. Alexander melihat Alvaro dan keempat anaknya memasuki rumah itu
"Habis dari sana?" Tanya Alexander
"Hn"
Alexander mengangguk. Dia melihat wajah gembul Alesha yang sedang terlelap
"Mengingatkan gue sama ibunya... Mereka berdua begitu mirip. Alle juga waktu kecil kalau tidur wajahnya seperti dia... Begitu damai" ujar Alexander
"Dia memang mirip sama ibunya... Sangat mirip"
Alvaro menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan
"Gue antar Alesha ke kamar dulu. Nanti baru kita ngobrol"
Alexander mengangguk. Alvaro membawa Alesha ke kamar anak itu. Dia memberingkan putrinya dan menyelimutinya. Alvaro juga mengusap pipi gembul putrinya dan mengecup kening Alesha cukup lama. Alvaro menatap wajah putrinya sekali lagi
"Dia mirip sekali dengan kamu.... Aku janji akan menjaga dia sebalik mungkin... Karena itu kamu juga tenang saja... Tunggu aku, aku janji setelah ketiga jagoan kita dan putri kecil kita menemukan pasangan yang tepat dan hidup bahagia, aku akan menyusul kamu kesana. Jadi, tunggu aku disana sayang"
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...